Selamat malam guys, aku kembali semoga masih ada yang baca cerita ini ya, maaf ya suka menghilang 🙏🏻🙏🏻🙏🏻Ak mau bikin acc tt khusus tentang cerita ini, kalian mau ramein gak??
nanti aku bikin beberapa cuplikan, what if, atau spoiler, talj masih rencana yya, jangan berharap dulu. Tapi kalau kalian setuju aku buat secepatnya.
Typo, kalimat kurang tepat tandai!!!!
Vote dan komen kalian sangat berharga, jadi ayo vote dan komen apapun tentang cerita ini
🪐☁️🫧HAPPY READING 🪐☁️🫧
...
Di sebuah dapur kos yang sangat ramai, cahaya lampu dan bulan berpadu memancarkan cahaya yang menenangkan. Di atas meja dapur, terdapat sebungkus nasi yang sudah tidak hangat lagi. Suara musik dari hp bersatu dengan keramaian dapur.
menyantap makan malam, sambil menikmati angin malam yang sejuk. Menggigit telur dadar, merasakan rasa gurih di tengah keramaian dapur.
Setelah beberapa suapan Kala menyadarkan punggungnya di kursi, memejamkan mata, menikmati momen tenang di tengah keramaian ini. Pikirannya melayang keberbagai hal, mulai dari tujuan kenapa dia dilahirkan kalau akhirnya harus berjuang sendiri, sampai bagaimana menjalani hari-hari kedepannya.
Membuka mata, Kala memilih menyudahi makan malamnya. Membungkus kembali nasi yang tinggal beberapa suap lagi, dan membuang ke tempat sampah.
Berjalan menuju kulkas, mengambil sebotol air dan buah yang tersimpan di wadah yang bertuliskan namanya, membawa ke dalam kamar.
Sampai di kamar Kala menaruh keduanya di meja, lalu mengambil beberapa buku dari tasnya. Mulutnya mengunyah, matanya fokus pada lembar soal dan buku materi, dan tangannya sibuk menulis jawaban dari soal soal itu.
Tak terasa, Kala sudah selesai mengerjakan semua soal soal itu. Menegangkan tubuhnya sejenak, Kala melirik jam dinding yang menempel di atas pintu, waktu sudah menunjukan pukul setengah satu malam.
Menyudahi acara belajarnya, membereskan buku buku yang ada di meja, dan memasukan buku yang akan dia bawa kedalam tas.
Setelah mencuci muka, Kala langsung mematikan lampu kamar, dan merebahkan diri ke kasur, menyelimuti tubuhnya sampai leher, lalu memejamkan mata menuju alam mimpi.
.
.
.Adzan berkumandang dari masjid dekat kos, membangunkan Kala dari tidur nyenyaknya. Kala membuka mata, mengerjapkan beberapa kali, sampai dirasa nyawanya sudah terkumpul sempurna, barulah Kala bangkit dari tempat tidurnya.
Menuju kamar mandi, mencuci muka dan mengganti pakaian, setelah itu Kala keluar dari kamar mandi, mengambil sajadah dan sarung yang tergantung di pintu.
Keluar kamar, Kala sudah melihat beberapa penghuni yang juga akan pergi ke masjid
"Pagi Kal," Sapa Yudis tetangga samping kosnya, sambil menghampiri Kala.
"Pagi bang," Sapa Kala balik.
"Kemana aja lo bang, lama ga keliatan?" Tanya Kala sambil berjalan di samping Yudis.
"Pulang gua, kangen rumah," jawab Yudis
"Oooh"
Sesampai di masjid, Kala dan Yudis langsung menempatkan diri.
Selesai sholat, Kala langsung balik ke kos, meninggalkan Yudis yang asik mengobrol dengan bapak bapak. Sampai di kos, Kala langsung mencabut hp dari chargernya. Merebahkan diri di kasur sambil memainkan hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala | Haechan
RandomBebas satu kata yang menemani Kala dari kecil, hidup tanpa orangtua membuatnya bebas melakukan apapun tanpa ada yang menegur. Segala pahit manisnya kehidupan dia lalui sendiri tanpa ada sosok yang mendampingi. Konflik ringan jadi santai saja Brothe...