060224

807 73 4
                                    


Setelah aku baca baca lagi cerita ini, kaya ih aku nulis apaansih, geli banget wkwk.

Tapi gpp aku bakal lanjutin cerita ini sampe tamat, lalu revisi besar besaran

Typo tandai!!

Happy reading



....

"Mas aku merasa ada Yang aneh sama perasaanku waktu murid yang di UKS tadi natap aku."

"Ternyata bukan mas doang yang merasa, kamu juga."

"Kalo dilihat lihat mukanya mirip kamu mas."

"Apakah dia Kara?, tapi ga mungkin, soalnya waktu itu mas sendiri yang nguburin Kara."

"Tapi waktu itu kita ga bisa liat muka bayinya mas, bisa aja itu anak korban lain, korban kecelakaan waktu itu bukan cuma adikmu, mas. Mas aku benar-benar merasa anakku masih hidup mas."

"Sayang tenang ya, mas akan cari tahu tentangnya."

.
.
.

"Lo beneran mau sekolah?." Tanya Niel untuk yang sekian kali kepada Kala.

"Iyalah, lo gak liat gua udah rapi gini." Kesal Kala pasalnya Niel menanyakan hal itu berulang kali dari dia bangun tidur sampai hampir berangkat.

"Gua udah ga papa Niel." Ucap Kala penuh penekanan.

"Ck, ngeyel banget sih, istirahat sehari gak bikin lo bodoh Kal." frustrasi Niel, manusia di depannya, diliat dari jarak 10 meter juga keliatan banget kalo lagi gak sehat.

"Cerewet." Ucap Kala sambil meninggalkan Niel, membelah jalanan pagi yang sudah dipenuhi oleh pengendara lainnya, sekitar lima belas menit berkendara, Kala akhirnya sampai di parkiran sekolah, dan disusul oleh Niel. Mereka berdua turun dari motor bersamaan, dengan Niel yang merangkul Kala, mereka berjalan menuju kelas,
sampai di kelas sudah ada Rendy dan Jendra yang menunggu.

"Gua kira kalian gak masuk" ucap Rendy melihat kedatangan Kala dan Niel.

"Sehat lo?" Tanya Jendra pada Kala yang menelungkupkan kepalanya di meja dengan berbantalan tas.

"Sehat apanya, panasnya makin tinggi, tapi ngeyel banget mau sekolah." Bukan Kala yang menjawab tetapi Niel.

"Shut, ntar sore sehat, percaya sama gua." ucap Kala sambil menaruh telunjuknya di depan bibir Niel.

"Iyain aja biar cepet."

Tidak terasa delapan jam sudah berlalu, kelas sudah mulai sepi tinggal Kala dan sahabatnya yang masih tinggal didalam kelas, menunggu Kala mengganti baju dari seragam ke jersey, ya seperti yang dibilang Kala tadi kalau sore dia akan sehat, ternyata sorenya dia benar-benar sehat, panasnya turun, meski masih terasa.

"Kalian langsung pulang aja!, gua kagak latihan disini." beritahu Kala kepada ketiga sahabatnya.

"Dimana?." Tanya Jendra.

"Sekolah sebelah" jawab Kala, mereka berempat berjalan menuruni tangga menuju lantai satu.

"Ya kalau latihan di sekolah sebelah kenapa udah ganti disini bego." Ucap Rendy sambil mendorong pelan pundak Kala yang kebetulan berjalan di sampingnya

"Udahlah Ren paling juga mau pamer ketek, sengaja banget gak bawa koas buat dalaman" nyinyir Niel

"Loh iya dong, buat apa punya ketek mulus, wangi, glowing, bersih ga ada bulu kalo gak dipamerin, iri ya?." Ucap Kala tengil, sambil mengangkat tinggi tinggi lengannya, bermaksud memamerkan ketek mulusnya kepada sahabat sahabatnya, yang langsung mendapat tabokan dari Niel, dan cubitan di pinggang dari Rendy.

Sandyakala | Haechan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang