Lembar 5: Bukan Sekadar Senior

32 6 0
                                    

Saat ini di ruangan BK Ayyara menatap nyalak kepada dua orang siswi kelas sebelah yang telah merundung Keyna kemarin.

Dua orang siswi di sisi Lista tidak berani menatap balik Ayyara yang notabene memiliki pengaruh lebih kuat dari mereka. 

Bisa dibilang Ayyara adalah murid paling bersahabat dan paling digemari guru segala macam mata pelajaran karena sikapnya. Dia adalah siswa SMA idaman baik bagi guru dan murid lainnya.

Ayyara mengalihkan pandangannya kepada perempuan yang sejak tadi memasang senyum sembari menatap Keyna.

"Kenapa kau membuat mereka melakukan itu ke Keyna? Itu bukan kali pertama kan?"

"Apa maksudmu?" Lista bertanya kepada ketua kelas XI IPA 6 yang menatapnya garang.

"Mereka berdua mengatakan bahwa kau yang menghasut mereka untuk mem-bully Keyna."

Lista sedikit menyibakkan rambutnya dan tersenyum kepada Ayyara.

"Jika kau memiliki hak untuk mempercayai yang mereka katakan dan perempuan yang bernama Keyna, bukankah aku juga memiliki hak yang sama untuk tidak percaya pada perkataan mereka? Kita berdua sama-sama tidak berada di tempat kejadian saat itu. Kau tahu kau tidak bisa seenaknya menghakimiku."

"Mereka mengatakan kau ingin merundung Keyra dan meminta mereka untuk melakukan tindakan pembukaan sebelum kau turun tangan. Tidak hanya mereka berdua, ada anak-anak yang biasa bermain denganmu juga melakukan hal yang sama. Mereka beberapa kali menyembunyikan barang-barang milik keyna."

Lista dengan tetap tenang menatap wajah Ayyara yang udah mulai kehilangan kesabarannya.

"Kapan, dimana, dan bagaimana aku meminta mereka mem-bully Keyna? Siapa saja yang berkata seperti itu kepadamu? Dan yang paling penting… Kenapa aku harus melakukan hal merepotkan untuk merundung anak yang bahkan aku tidak kenal? Kau tahu siapa aku... dan kau tahu siapa dia."

Kali ini Ayyara kehilangan jawaban. Lista dan Keyna berada di SMP yang berbeda. Bahkan selama satu tahun setengah mereka berada di sekolah yang sama, tidak ada rumor atau kabar bahwa Keyna dan Lista pernah berhubungan. Ayyara tahu karena Keyna memang tidak pernah dekat dengan siapapun selama SMA.

Sang guru BK yang mulai muak dengan percakapan anak SMA akhirnya membuka suara.

"Dua orang siswi yang mengurung Keyna akan kena sanksi, Keyna Juga harus melapor ke BK dan wali kelasnya agar tidak menjadi kejadian berulang. dan Lista, meskipun Ayyara tidak bisa membuktikan kau bersalah, bukan berarti kamu tidak bersalah. Apa kamu bisa membuktikan kalau kau tidak bersalah? Bapak tidak memaksa, tapi menghancurkan kecurigaan lebih cepat akan lebih baik bagi kita semua."

Lista tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja saya tidak bersalah pak." Lista kemudian mengalihkan pandangannya ke arah dua siswi yang mungkin akan dihukum skors itu.

"Mungkin kalian salah paham karena rumor aku pernah menyatakan perasaan pada Yaksa, tapi bukankah kalian salah paham? Karena sebenarnya aku sedang dekat dengan Kak Aksa. Kalian tahu, nama mereka berdua terdengar mirip."

Ruangan menjadi sunyi. Satu-satunya alasan Lista merundung Keyna mungkin saja ada hubungannya dengan Yaksa. Dengan penjelasan yang baru saja dikatakannya Lista jelas terbebas dari tuduhan.

"Jangan mengada-ada." Keyna yang diharapkan akan tetap diam membuka mulutnya. Itu cukup membuat mereka semua terkejut.

Lista yang mendengar itu tetap memasang senyumnya.

"Memangnya ada yang salah jika aku menjalin hubungan dengan Kak Aksa?"

Suasana berjalan dengan aneh dan akhirnya suasana itu pudar karena helaan nafas sang guru BK.

"Sudah-sudah. Intinya cuma karena cowok kan. kalian berdua kira Lista menyukai Yaksa padahal yang disukai adalah Aksa jadi kalian merundung Keyna yang akhir-akhir ini dekat dengan Yaksa."

Lista adalah yang pertama mengangguk kemudian kedua siswi tersebut ikut menangguk.

"Gini kan enak, diomongin, kalian berdua minta maaf ke Keyna… karena sudah jelas, bapak tidak ingin ini menjadi perundungan berulang. Setelah menerima hukuman, kalian jangan membuat masalah lagi."

Guru BK tersebut kemudian berjalan ke arah mejanya dan memberikan dua kertas sanksi kepada dua siswi dan kemudian pergi meninggalkan ruang BK untuk memberikan kertas konfirmasi ke ruang tata usaha.

"Langsung pulang kalau selesai."

Setelah mengatakan hal tersebut, guru BK meninggalkan lima siswi di ruangan bimbingan konseling. Lima orang iswi itu tetap terdiam di ruang BK sampai pintu ruangan diketuk dari luar.

Seorang laki-laki dengan wajah yang cukup untuk dikatakan tampan dengan dasi bergaris tiga memasuki ruangan. Anak laki-laki itu adalah Aksa, si faktor X yang membuat kejadian ini terjadi.

"Lista ayo pulang, gue anter."

Mendengar itu Lista kemudian pamit diikuti dengan dua siswi yang menerima sanksi perundungan.

"Ternyata Memang pacarnya Kak Aksa ya..." Ayyara bergumam pelan.

Image Aksa di antara adik kelasnya hanya ada image baik. Senior dengan wajah kulkas tapi sangat suka membantu dan berstatus jomblo, sayangnya sekarang tidak. Lista yang cantik dan populer saat ini adalah kekasih siswa kelas dua belas itu.

Ayyara menghela napas.

"Kalau gitu balik yuk Key, nanti kalo lo di-bully lagi lo bisa bilang ke gue."

Keyna mengangguk dan ikut keluar dari ruangan BK bersama dengan Ayyara. Tetapi sebenarnya pikiran Keyna sedang kalut.

.

.

.

Rumah dengan lampu yang menyala membuat Keyna setengah terkejut. Papanya tidak akan pulang sesore ini, sedangkan sang mama tidak akan kembali lagi ke tempat ini, termasuk kakak laki-lakinya.

Saat Keyna membuka pintu, dia cukup dikejutkan dengan kehadiran kakaknya. Selama beberapa hari ini kakak Keyna ikut pergi bersama dengan mama mereka.

Hal itu bukan pertama kali. Kakaknya akan selalu ikut jika sang mama memintanya ikut pergi.

"Lo udah balik?"

Keyna mengangguk menjawab pertanyaan dari laki-laki dengan kaos kebesaran berwarna putih yang sedang memakan toast.

"Kejadian di sekolah, lo jangan cari gara-gara sama Lista. Lo tahu kan?"

Keyna kembali mengangguk. Dia berusaha membuka suaranya, setelah berseteru dengan pikirannya akhirnya suara bisa keluar dari tenggorokannya.

Tidak hanya di sekolah, Keyna juga sangat jarang berbicara dengan sang kakak.

"Apa Kak Aksa pacaran dengan Lista?"

Laki-laki itu, Aksa, menghentikan langkahnya menuju ke kamarnya di rumah ini.

"Lo gila? Mana mungkin gue pacaran sama adik gue. Kalau punya otak tuh dipakai."

Selesai mengumpati perempuan yang juga adiknya, Aksa masuk ke dalam kamarnya. Dia membuat suara yang cukup gaduh sampai akhirnya keluar dari kamarnya.

"Gue sama mama minggu ini ga balik dan lain kali jangan bawa-bawa Lista. Gue jamin Lista ga bakal rebut cowok lo. Yang Lista butuhin saat ini bukan pacar, tapi gue sama mama."

Lagi-lagi Aksa meninggalkan Keyna tanpa memberikan penjelasan, misalnya saja, sampai kapan dia dan mama mereka meninggalkan rumah.

Berdua bersama papa membuat Keyna merasa canggung, meskipun sang papa juga jarang pulang ke rumah.

Place For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang