Lembar 11: Mereka yang Peduli

35 7 0
                                    

Mata Keyna sakit.

Setelah meluapkan emosi pada Aksa yang berakhir tidak menghasilkan apapun Keyna menuju ke kamar mandi.

Keyna membasuh wajahnya dengan air yang hari itu cukup dingin. Dia berharap matanya tidak memerah atau membengkak. Akal sehat Keyna baru saja kembali saat ini. Dia tidak mempertimbangkan teman-temannya yang mungkin akan bertanya tentang alasan matanya memerah.

Hari-hari sekolah setelah ujian memang luang. Tidak ada jadwal khusus hari ini, hanya belajar mandiri dan remidi untuk siswa dengan nilai yang tidak mencukupi.

"Sudah lah."

Keyna menegakkan punggungnya di depan wastafel. Dia menatap pantulan dirinya di depan kaca.

"Kurasa sudah sedikit lebih baik."

Keyna keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kelasnya. Bel tanda masuk sudah terlewat sekitar tiga menit. Dirinya tidak perlu khawatir karena dirinya tidak ada remidi hari ini.

Suasana kelas lebih sepi dari biasanya, hanya ada segelintir siswa yang jarang Keyna ajak bicara. Mereka berkumpul di sudut dan sepertinya mereka akan meninggalkan kelas.

"Key kita mau ke perpus, tadi Tania sama yang lain bilang mereka juga ada di perpus. Lo mau ikutan?"

Salah seorang dari mereka mengajak Keyna dari bangku paling ujung, menunggu seorang yang lain mencari buku miliknya.

"Ah enggak dulu, agak ngantuk."

Siswa yang bertanya kepada Keyna mengangguk. Dia dan teman-teman satu circle-nya meninggalkan Keyna sendiri di ruang kelas.

"Kita duluan ya Key."

"Iya."

Setelah sendirian, Keyna melangkah ke arah mejanya. Dia mengambil tisu dan membasahinya dengan air keran dari kamar mandi. Keyna menempelkan tisu yang basah itu ke kedua matanya. Keyna harap nanti saat teman-temannya kembali dari perpustakaan matanya bisa terlihat normal. Sambil menunggu, Keyna memasang earphone sambil memutar lagu acak dari pemutar musik.

Seorang laki-laki masuk ke dalam ruang kelasnya. Dia melihat tidak ada orang lain selain mantan teman sebangkunya yang sedang meringkuk sambil mendengarkan musik.

Yaksa membalik kursinya ke arah bangku Keyna dengan tenang. Dia tanpa sengaja tersenyum saat memikirkan apa yang akan dia lakukan.

Yaksa mengambil salah satu earphone milik Keyna. Namun bukan Keyna yang terkejut melainkan dirinya. Dia tidak menyangka bahwa lagu yang diputar setelah lagu sebelumnya berakhir adalah lagu rock dan penuh dengan teriakan.

"Ah!"

Yaksa menjauhkan earphone dari telinganya.

Keyna mengangkat kepalanya dan melihat Yaksa sedikit kesulitan di depannya.

"Ngapain Sa?"

Yaksa yang tingkahnya ketahuan hanya bisa bersikap bahwa semuanya normal.

"Gue Cuma mau dengerin lagu yang lo dengerin, tapi lagunya berisik banget. Dan, Key... gue juga nanya Lo ngapain?"

Yaksa bisa melihat saat Keyna mengangkat kepalanya Tisu jatuh dari wajah gadis itu.

"Ah ini..."

"Lo pilek?"

"Iya."

Untung saja yang melihatnya adalah Yaksa.

"Kenapa lo di sini Sa?"

"Ini kan kelas gue juga. Tunggu lo bukan lagi nyindir gue kan Key?"

Keyna yang membereskan tisu reflek berhenti. Lagipula sangat jarang Yaksa berada di kelas di jam remidi.

Place For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang