Lembar 20: Protagonis Di Kisah Kita [END]

63 9 1
                                    

Setelah hampir satu jam menunggu tetapi kedua putrinya tidak memberi kabar apapun kepada Bima. Waktu yang dihabiskan cukup untuk waktu sore hari menjadi waktu makan malam.

Keyna dan Ayyara meminta maaf dan keempatnya memutuskan untuk makan malam bersama di tempat ini.

"Jadi Key akan setuju untuk tinggal bersama."

Keyna melihat Ayyara yang masih merasa cemas tetapi Keyna kemudian mengangguk.

Mama Ayyara melihat Keyna dengan senang. Dia memang bukan perempuan yang sepenuhnya putih, tetapi melihat bahwa selama ini Keyna juga sama tersiksanya membuatnya hanya memiliki satu pilihan, membuat Keyna bahagia.

Baginya Ayyara memang yang terpenting tetapi selama dirinya absen, Ayyara telah menganggap Keyna berharga. Seseorang yang berharga bagi putrinya akan sama berharganya baginya.

Perempuan itu meneguk late miliknya dan menatap Keyna.

"Setelah ini kita akan tinggal bersama ya Key... Mohon bantuannya ya..."

Keyna memang tahu bahwa perempuan di depannya satu tipe dengan suami mamanya, dia adalah orang yang baik. MUngkin saja jika kakek dan neneknya tidak melakukan sesuatu yang konyol, keluarga Ayyara dan Aksa akan menjadi keluarga bahagia tanpa harus tersiksa selama bertahun-tahun.

Meskipun itu berarti Keyna tidak akan lahir di dunia.

Keyna menanggapi ajakan perempuan di depannya dengan mengangguk. Pilihannya tetap sama, dia akan pergi jika dia tidak bisa bertahan.

"Iya, setidaknya sampai Key lulus SMA."

Pernyataan Keyna itu cukup membuat semua orang disana merasa panik, terutama Ayyara dan Bima.

Mereka Keyna bisa menerima keadaan tanpa harus menjauhkan dirinya lagi. Mereka kira nilai dari Ayyara dan mamanya cukup untuk membuat Keyna memutuskan untuk tinggal.

Keyna yang melihat ketiganya panik hanya bisa tertawa canggung.

"Key akan tinggal bersama, tetapi juga ingin mandiri. Rencana studi Key sudah disiapkan sejak awal masuk SMA agar bisa mendapatkan beasiswa dari luar negeri."

"Kamu memiliki rencana seperti itu?"

Kali ini Bima lagi-lagi sadar bahwa dirinya bukan papa yang baik bagi putrinya. Ini kali pertamanya mendengar bahwa putrinya ingin pergi ke luar negeri. Dirinya tahu itu bukan hal yang mudah untuk diputuskan dan juga dilakukan.

Seberapa besar usaha putrinya yang tidak dia ketahui.

Tidak. Ini bukan masalah dia tahu atau tidak, ini adalah hasil dari dirinya memutuskan untuk tidak ingin tahu.

Keyna entah kenapa cukup merasa senang melihat papanya. Setelah menyetujui pernikahan papanya entah kenapa papanya terlihat jauh lebih terbuka dengan perasaan pria itu sendiri.

Selain Bima, Ayyara yang cukup terkejut menjadi sedikit tenang. Dia pikir Keyna masih belum bisa menerima mereka semua yang membuat hidup Keyna hancur. Bagaimanapun juga Keyna pernah mengatakan bahwa dirinya sudah tidak bisa menanggung ini semua.

Ayyara lega bahwa dirinya bukan alasan utama Keyna untuk pergi.

Ayyara membuka suaranya, lebih tepatnya dia mengatakannya tanpa berpikir lebih jauh atas kalimat yang akan dia ucapkan. Itu karena bagi Ayyara saat ini Keyna di depannya adalah temannya.

"Kukira kau akan tetap di sini karena Yaksa tetap di sini—"

"Siapa Yaksa?"

Kalimat Ayyara disela dengan kasar oleh Bima. Meskipun yang mengatakan itu adalah Ayyara namun kali ini Bima menatap Keyna dengan tajam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Place For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang