✿
❀
Gala melihatnya. Di ujung tanduk nyaris memasrahkan diri pada kekalahan, Gala melihat sosok yang dinanti-nanti melambaikan tangan, berada di antara pendukungnya di tribun. Tampak mencolok mengenakan hoodie kuning, kakaknya menepati janji untuk datang.
Bahkan, ketika Gala mengalungi medali emas dan berdiri pada podium tingkat pertama pun tatapan sekaligus senyumannya terus-menerus ditujukan kepada satu orang, yakni Flo. Begitu penyerahan hadiah rampung, langkah keduanya sama-sama cepat, menghambur ke dalam pelukan satu sama lain.
Momen dramatis terjadi di tepi lapangan. Seruan selamat juga sapaan orang, termasuk coach, tak diindahkan Gala sebab dia terlalu larut dalam dekapan orang tersayang.
"You nailed it, Gal! I'm very proud of you! Kamu tadi keren banget!" Flo menekan kepala sang adik ke bahunya sembari menepuk-nepuk tengkuk kokoh itu.
Sedang Gala mengeratkan lingkaran tangan pada punggung sang kakak. "Thank you, thank you udah nepatin janji buat dateng," tutur katanya sarat akan kebahagiaan.
Walau ada segelintir sesal sebab keluarganya tidak berkumpul dan hadir di lokasi perlombaan, Gala tetap merayakan. Bersama Flo terasa cukup. Cukup bahagia, juga cukup mensyukuri kemenangan.
Tak henti-hentinya Flo mengusak surai Gala selama perjalanan meninggalkan gedung olahraga. Namun aneh, Flo malah mengajak duduk di bangku depan gedung, lalu mengotak-atik ponsel.
"Kamu pengin makan apa?" tanya Flo.
"Sushi!" Gala berseru semangat.
Lantas Flo mengetik lagi di ponsel. "Bentar lagi taksinya sampe," ujarnya sambil mengantongi ponsel ke saku hoodie.
"Kamu nggak dianter Mas Santo?"
"Nggak keburu. Tadi aja aku ke sini naik ojek soalnya mepet banget. Untung kamu masih tanding."
Si bungsu mengayunkan kepala. "Detik-detik terakhir banget, pas poinnya seri, terus aku udah pasrah soalnya capek. Eh pas liat kamu langsung semangat lagi."
Flo terkekeh pelan. "Lebay," katanya.
⭒
Setelah makan, Gala pikir Flo memesan rute pulang. Akan tetapi, jalur yang dilalui si driver justru berlawanan dengan arah rumah.
Setiap ditanya akan ke mana, Flo hanya menjawab, "ada deh. Susuripris."
Gala diajak ke taman kota. Ada kedai es krim legendaris yang dulu sering didatangi Gala bersama keenam kakaknya.
Ingat betul ketika Gala hanya diberi kesempatan memakan es krim ukuran cup kecil karena masih pilek, Flo yang diam-diam memberikan porsi miliknya, dipindah sedikit demi sedikit ke wadahnya Gala. Walhasil kakaknya yang lain keheranan; perasaan punya Gala kecil dan makannya pun cepat, tapi tak kunjung habis.