far from | 6

162 22 1
                                    

#AllopediaOneDayOneChapter day 6

#AllopediaOneDayOneChapter day 6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

<><><>

Suasana hati Belva mulai membaik sekarang, setelah seharian penuh ia menghabiskan waktunya bersama Lian sepulang sekolah sampai hari berubah gelap.

"Abis ini langsung istirahat ya." Ucap Lian sambil mengusap puncak kepala Belva, lalu mengecupnya cukup lama.

"Kamu juga ya, jangan nongkrong dulu langsung pulang aja."

Lian mengangguk, satu tangannya terangkat tepat disudut kepalanya. Berlagak seperti tengah hormat, "siap tuan putri"

Belva tersenyum melihat tingkah Lian yang terlihat sangat konyol. Padahal lelaki itu dijuluki sebagai si mata tajam dan selalu memberikan tatapan menusuk pada siapa saja yang mencoba menatapnya, tapi lelaki itu sangat jauh berbeda jika bersama Belva. Sehingga Belva tak bisa melunturkan senyumnya saat bersama Lian.

Belva yang terdiam membuat Lian menyimpulkan sesuatu. "Lagi mikirin apa hayooo?"

Belva tersadar dan seketika gadis itu langsung menggeleng cepat. "Aku gak mikirin apa-apa kok" sanggahnya membuat Lian mengangkat sebelah alisnya tak percaya.

"Bohong, tadi kamu liatin muka aku kan? Mikirin apa hayoo? Mau ini?" Lian menunjuk bibirnya kemudian beralih ke bibir gadis dihadapannya.

Belva yang belum menangkap maksud dari Lian hanya mengerjapkan matanya beberapa kali, tapi setelahnya ia menggeleng cepat dengan wajah yang menampilkan semburat merah.

"Kamu apaan sih!?"

Lian menatap Belva dengan menaik turunkan alis serta jari telunjuknya. "Ngaku aja, gak usah malu-malu." Ledeknya sambil mengedipkan matanya beberapa kali. "Kalo kamu mau aku bakal kasih kok." Ucapnya sambil menggerakkan tangannya mengisyaratkan agar gadisnya itu mendekat.

Tapi bukannya mendekat, Belva malah berlari menjauh membuat Lian menatapnya kesal apalagi saat gadis itu menjulurkan lidahnya mengejek. Melihat tingkah Belva yang seperti itu lain hanya menggeleng.

"Kalo ada apa-apa call aku ya."

Belva mengangguk, setelahnya Lian membunyikan klakson lalu melambaikan tangannya sejenak yang kemudian menghilang dari pandangan Belva.

"Makasih buat hari ini, Li." Gumamnya seraya tersenyum, tapi senyumnya seketika berubah kala membuka pintu rumah dan mendapati kedua orang tuanya yang lagi-lagi kembali bertengkar.

"Aku sudah memutuskannya, aku akan menceraikanmu lalu setelahnya aku akan menikahinya."

Deg

Tubuh Belva melemas dengan air mata yang mulai menetes membasahi pipinya.

Baru saja ia merasa senang dan dibuat tertawa oleh Lian, tapi saat ini ia harus menangis lagi. Dan lagi-lagi yang menjadi penyebab tangisannya adalah kedua orang tuanya. Dua insan yang sepertinya tak akan pernah akur dan hidup harmonis seperti kebanyakan pasangan suami istri pada umumnya.

Far From Home [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang