***
"Aku selalu mencabut mata orang yang matanya memang pantas aku cabut,"
Asraea menopang dagu, menatap aksi demonstrasi dari lantai atas kejaksaan. Dia memandang semua orang dengan telinga terpasang penyuara telinga. Di bawah sana, salah satu polisi ada bawahan Asraea dia memasang penyuara telinga yang terhubung langsung ke penyuara telinga Asraea, dari sana, Asraea bisa mendengar umpatan demi umpatan mereka.
"Hukum mati? Mana bisa, bisa-bisa mereka yang di hukum mati Kakekku." Asraea menikmati segelas cokelat dingin di musim panas ini, dia tidak seperti tahanan, benar-benar layaknya liburan di lapas. Di belakang, ada polisi wanita yang membawa troli berisi banyak makanan, menata di atas meja dekat Asraea yang masih sibuk memperhatikan ke bawah.
"Pengacara Higo,"
Yang di panggil langsung maju ke dekat Asraea, "Saya, Nona."
"Apa aku pernah mencabut mata orang yang tak bersalah?"
Sebagai pengacara, tindakan Asraea tetap salah meski pun mencabut mata orang yang bersalah sekali pun. Tapi ini Asraea, salah bicara, bisa bola matanya yang di cabut. "Tidak pernah, Nona." Pengacara Higo mengkhianati pekerjaannya karena tak bisa main-main dengan Asraea.
"Tapi kenapa mereka memintaku di hukum mati?"
Sejenak, pengacara Higo melipat bibirnya ke dalam. "Mereka hanya iri pada kehidupan Anda, Nona."
"Memang mereka tahu siapa Eye Plucker yang sebenarnya?"
Kembali pengacara Higo melipat bibirnya ke dalam, "Tidak, Nona." Cicitnya pelan.
"Mereka tidak tahu siapa Eye Plucker, kenapa harus iri pada pembunuh?"
Pengacara Higo yang pandai berdebat tiba-tiba kehabisan kata untuk sekedar menjawab, dia memilih diam saja di belakang Asraea. Dan Asraea yang tak mendapat jawaban, menoleh sekilas ke belakang. "Kenapa diam? Kau tidak memiliki jawaban?"
"Maaf, Nona."
Asraea menghela napasnya pelan, dia pun berdiri dari duduknya. "Siapa dia?"
Pengacara Higo langsung terkoneksi dengan cepat, "Seorang tahanan yang di tangkap atas kasus penculikan anak. Di jerat hukuman empat tahun penjara,"
Asraea mengangguk, "Pindahkan dia dari lapas tempatku."
"Sudah saya lakukan, Nona." Kepala sipir langsung angkat bicara, atas perintah Jaksa Agung secara langsung, tahanan yang sempat berdebat dengan Asraea akhirnya di pindahkan ke lapas lain hari ini.
"Bagus,"
***
"Nona, saya merasa bangga bertemu dengan Anda."
Seorang tahanan berambut pendek memijat kaki Asraea, dia sendiri hanya membiarkan. "Bangga bertemu denganku di satu lapas? Kau bangga menjadi narapidana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asraea Thalassa
RomanceMengubah status sebagai simpanan sang pewaris membuat hidup Asraea yang penuh liburan semakin tak beraturan. Alih-alih melanjutkan hobi sebagai Eye Plucker─ Pembunuh berdarah dingin yang hanya mencabut mata korbannya, dia malah mencoba hobi samping...