03 - Asraea Thalassa Asvaldr

497 43 101
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Pimpinan kedua Asvaldr! Bagaimana tanggapan Anda tentang putri tunggal Anda yang membangun yayasan untuk anak yang di telantarkan dan orang tua yang sudah lanjut usia?"

Di podium, pimpinan kedua Asvaldr ingin menjawab tapi urung tatkala asistennya mendekat dan membisikkan sebuah kalimat yang membuat sepasang matanya tampak begitu tajam. "Nyonya, Nona muda di tangkap kejaksaan atas kasus Eye Plucker." Bisiknya dengan hati-hati.

"Sialan! Siapkan mobil, kita ke sana sekarang."

Pimpinan kedua Asvaldr meninggalkan konferensi pers, dia berjalan dengan langkah lebar menuju mobil mewahnya yang pergi ke kejaksaan. Hubungan keluarga Asvaldr dengan kejaksaan meninggalkan kesan tak baik, maka dari itu, kedatangannya yang tiba-tiba menjadi kegemparan hebat.

"Urus mereka! Jangan ada satu pun artikel yang terbit tentangku hari ini!"

"Baik, Nyonya!" Asisten pimpinan kedua Asvaldr pergi mengerjakan tugas, di dampingi sekretarisnya, pimpinan kedua Asvaldr─ Anerith Asvaldr, mendatangi lapas yang kembali mengejutkan seisi gedung termasuk Asraea yang menghela napasnya kasar.

"Asraea Thalassa Asvaldr!"

Yang di panggil menggaruk pipinya yang tidak gatal, "Apa sih? Jangan sok kenal,"

Anerith Asvaldr menggeram marah pada sang anak, "Kau tahu kelakuanmu ini bisa mengganggu pemilihan calon presiden nanti?!"

"Mana aku peduli? Enyah! Kau membuatku muak!"

Jaksa Agung, pengacara Higo, dan para tahanan sangat terkejut melihat hubungan tak akur antara Ibu dan anak satu itu. Belum lagi, Tuan besar Asvaldr menyusul datang dengan gagah tak peduli usia yang semakin rentan. "Cucuku! Ya Tuhan!" Kedatangan Tuan besar Asvaldr di sambut ceria oleh Asraea.

Gadis cantik itu lekas mendekat, dia bergelayut manja di lengan Tuan besar Asvaldr. "Kakeknya Thala tersayang, Thala ingin coba suasana baru di penjara. Boleh kan?"

Kakek langsung luluh, beliau lemah melihat tatapan lugu dari mata cucu cantiknya ini. "Boleh, tapi dengan syarat, hanya dua hari!"

Asraea tersenyum lebar sembari mengangguk, berbeda dengan Anerith Asvaldr yang memelotot tak setuju. "Ayah! Thala harus pulang hari ini bersama kita, dia tidak boleh mendekam di penjara! Anakku tidak boleh menjadi mantan narapidana!"

Kakek mendengus, "Siapa yang kau sebut mantan narapidana? Cucuku hanya penasaran, tidak akan ada sidang dan hukuman yang dia jalankan. Anggap cucuku sedang liburan di lapas,"

Jaksa Agung menelan ludahnya susah payah, cara pikir konglomerat selalu tak bisa di tebak.

"Tapi, Ayah."

"Diamlah Anerith! Kau banyak sekali bicara hari ini! Aku muak!" Tuan besar Asvaldr mengecup penuh kasih sayang pada kening cucu perempuannya, "Cucu cantiknya Kakek. Kakek pulang dulu ya, kamu harus baik-baik liburan di sini. Kalau ada sesuatu yang mengganggu, hubungi Kakek jangan hubungi penyewa rahim untukmu hadir itu, dia menyebalkan."

Asraea Thalassa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang