09 - Definisi Brengsek

335 25 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"JALANG! BUKA SEMUA BAJUMU! AWAS SAJA JIKA TUBUHMU SEJELEK WAJAHMU!"

Mata Asraea memelotot, sial! Dia berani membentak aku? Apa dia ingin matanya aku cabut hidup-hidup?! Asraea membatin dengan menggebu-gebu. Gadis itu tetap memalingkan wajah, tak sudi melihat tubuh telanjang Arwan yang membuatnya bergidik ngeri. Tak kekar sama sekali! Di mata Asraea, Arwan hanya target selanjutnya seorang Eye Plucker.

Plak!

Gema tangan melayang menampar pipi, memalingkan wajahnya ke samping dengan kuat. Tangannya ikut terangkat, menyentuh pipi yang baru saja menjadi sasaran. "Shit! Apa kau baru saja menamparku?!"

Arwan memelotot, tak suka di bentak pelayan. Dia pun mendorong pelayan yang saat ini tengah berjongkok, berhadapan dengan kejantanannya. Pelayan itu yang di dorong, jatuh terjengkang, tanpa meliriknya, Arwan mendekati Asraea yang kali ini menatap wajahnya tanpa mau menatap ke tubuh telanjang pria sialan ini.

"Pelayan rendahan! Jalang! Berani-beraninya kau membentakku?!"

Double shit! Aku lupa sedang bermain peran di liburan kali ini tapi aku tidak bisa diam saja melihat sikap keterlaluan pria sialan ini! Asraea menggebu-gebu membatin dengan pandangan tajam yang terarah pada sosok Arwan tapi dalam hitungan detik, tatapannya dia ubah seakan sangat ketakutan.

"T-Tuan, saya hanya terkejut di tampar, maafkan saya." Dengan takut-takut, Asraea bicara tergagap, dia ketiga kalinya mengumpat di dalam hati. Jijik dengan ucapan dan nada suaranya sendiri, ini bukan aku! Aku hanya sedang kerasukan jin Anemon!

Arwan tersenyum puas melihat tatapan takut pelayan yang baginya jalang juga rendahan, "Bagus kalau kau sadar akan kesalahanmu! Sekarang, buka semua pakaianmu! Puaskan aku!"

Asraea mengepalkan tangannya di sisi tubuh, gemas sekali ingin meninju wajah memuakkan Arwan tapi dia harus menahan diri. Sudi najis aku membuka pakaianku di depan pria sialan ini! Asraea mencari cara untuk kabur dari situasi ini tanpa membuat Arwan curiga. "T-Tuan, saya .... Saya sedang haid!"

Hanya itu yang terlintas di benaknya untuk membuat alasan tak mencurigakan, benar saja, Arwan mundur dengan menatapnya begitu jijik. "Cih! Aku melarang semua pelayanku untuk datang bulan, kenapa kau datang bulan?!"

Asraea mengerjap, apa dia bodoh? Jelas-jelas semua wanita pasti haid, hanya lansia dan anak kecil yang tidak haid.

"Enyah!"

Baguslah, tanpa takut sama sekali, Asraea pergi meninggalkan Arwan dan pelayan tadi yang dipaksa Arwan untuk berdiri, di paksa untuk memuaskannya kembali.

Setelah beberapa jam.

Pelayan tadi, sebut saja pelayan Erecta datang ke bagian samping rumah dengan pipi merah karena tamparan, bibir yang bengkak, juga mata sembab. Melihat itu, Asraea langsung mendekatinya. "Pelayan Erecta, Anda baik-baik saja?"

Asraea Thalassa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang