Mengubah status sebagai simpanan sang pewaris membuat hidup Asraea yang penuh liburan semakin tak beraturan.
Alih-alih melanjutkan hobi sebagai Eye Plucker─ Pembunuh berdarah dingin yang hanya mencabut mata korbannya, dia malah mencoba hobi samping...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Jemarinya dengan lincah bermain-main di atas keyboard, mencatat rangkai penting yang akan menjadi uang ratusan juta. Meski suka seenaknya dan asal memerintah, Asraea tetaplah Asraea Thalassa Asvaldr, seorang pewaris tunggal keluarganya, yang akan meneruskan bisnis sang Kakek sebab Ibunya lebih memilih terjun ke dunia politik.
Di usianya yang menginjak 27 tahun, telah menyelesaikan segala pendidikannya, yang mungkin kalian lupa, Asraea─ Dia seorang Dokter. Hanya saja, tragedi pada 3 tahun lalu membuatnya enggan menjadi Dokter yang berusaha menyembuhkan pasien. Dia lebih memilih menjadi seseorang yang membunuh orang lain, bukan menyembuhkan.
Dan sekarang, tidak ada celah untuknya menjadi Dokter sebab sang Kakek menginginkannya menjadi penerus yang mengembangkan perusahaan raksasa turun temurun milik Asvaldr.
Ting.
Esmee: Nona, berita terbaru hari ini semuanya tentang Anda.
Asraea hanya membaca tanpa membalas, dia sudah tahu, setiap hari dirinya akan selalu tersorot meski sudah berusaha tak terlihat. Menjadi penerus tunggal kekayaan Kakeknya, Ibunya yang calon presiden, juga Kakeknya yang terkenal sebagai pebisnis jalinan dunia. Dengan segala koneksi, tentu saja Asraea senantiasa menjadi pusat perhatian.
Tok .... Tok .... Tok ....
Asraea mendengus, dia sedang tak ingin basa-basi dengan siapa pun tapi siapa yang berani mengetuk pintu rumahnya?! Asraea sangat jengkel, di diamkan, ketukan semakin terdengar keras, mau tidak mau Asraea berdiri, membuka pintu. Melihat siapa yang datang, ingin sekali Asraea menutup rapat pintunya kembali jika tak buru-buru di tahan.
"Tunggu sebentar, Thala."
"Apa lagi?! Jangan membuat suasana hatiku memburuk! Aku sedang sibuk mengerjakan pekerjaan kantor! Atau .... Anda ingin hidup miskin karena aku ceroboh dalam bekerja?!"
Anerith Asvaldr datang baik-baik tapi sang anak yang emosian tidak bisa santai sama sekali, "Ada yang ingin Mama bicarakan."
"Nanti saja, aku sibuk."
"Thala,"
"Apa sih, Ma?!"
Asraea kembali masuk ke dalam kamarnya, gadis itu duduk malas-malasan di sofa, di susul Anerith yang ikut duduk. "Tinggal sama Mama ya? Kamu tidak takut tinggal sendirian di kediaman sebesar ini? Kamu juga menolak tinggal dengan Kakekmu, jadi tinggal saja Mama saja ya?"
"Aku menolak!"
"Thala, ini demi kebaikanmu."
"Tidak ada demi kebaikan aku jika di rumah itu masih ada si rubah! Aku tidak ingin! Bahkan tidak ada niat sedikit pun untuk tinggal sama Mama jika Mama masih menampung dia!"
"Thala! Dia Papa tiri kamu!" Di bentak sang Mama, Asraea terkekeh begitu sinis.
"Bahkan Mama bentak aku cuma gara-gara dia, Mama bisa pergi sekarang. Sekali lagi aku katakan, aku tidak akan pernah tinggal sama Mama!"