Mengubah status sebagai simpanan sang pewaris membuat hidup Asraea yang penuh liburan semakin tak beraturan.
Alih-alih melanjutkan hobi sebagai Eye Plucker─ Pembunuh berdarah dingin yang hanya mencabut mata korbannya, dia malah mencoba hobi samping...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Asraea seorang diri mengelilingi seisi penjara, dia melihat satu sel ke sel lainnya seperti naratama yang ingin membeli suatu wilayah. Di salah satu sel yang sudah di lewatinya, Asraea mendadak menghentikan langkah saat mendengar teriakan kesakitan. Dia memperhatikan, para sipir tak ada yang bergerak menuju lapas tersebut.
Dengan kening berkerut, Asraea berjalan menuju sumber suara. Dia tidak lupa menatap tajam sipir yang berjaga, membuat sipir lapas itu berdiri, bergegas membungkuk sopan di hadapannya. Asraea mengabaikan, dia memiringkan kepala menatap ke dalam sel, di mana seorang wanita berperut buncit tampak berkali-kali di tampar.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Jangan ikut campur!" Tahanan yang menampar sangat berani menggertak Asraea, atau mungkin, dia tidak mengenal sosok Asraea.
Tatapan Asraea beralih pada sipir di belakangnya, "Buka!"
"B-Baik, Nona."
Sipir lapas bergerak cepat membuka pengunci jeruji besi, Asraea pun masuk, dengan wajah dingin, dia menarik rambut wanita yang tadi menggertak dirinya hingga kepala wanita itu mendongak. "Gertak aku sekali lagi,"
"K-Kau ...."
"Nona Asvaldr, saya akan mendisiplinkan tahanan kurang ajar itu!"
Ternyata, salah satu tahanan yang sejak tadi diam di sudut, mengenal sosok Asraea dan tahanan yang mencari masalah dengan Asraea, kini gemetar ketakutan. Nama Asvaldr sudah melekat predikat tak bisa di singgung. "N-Nona,"
"Sekarang takut? Tadi kenapa sangat berani?"
Tahanan itu menelan ludah, tanpa perasaan, Asraea menyeret dirinya, membenturkan kepala wanita itu ke dinding. "Aku juga suka mencabut mata, membunuh, menyiksa, tapi aku tidak pernah menyiksa mereka yang tak bersalah apalagi sedang hamil! Ups, aku lupa menegaskan, korbanku semuanya laki-laki tidak ada sesama perempuan!"
"N-Nona, maafkan saya─"
Bugh!
Kepalanya kembali Asraea benturkan ke dinding, "Aku ingin mencabut matamu tapi melihat warna di badge bajumu, aku mengurungkan niat. Sebentar lagi, kau juga akan mati dalam eksekusi."
Asraea mendorong kepala wanita itu, membuatnya jatuh dengan wajah menahan sakit. Asraea sendiri mendekati tahanan yang tadi di siksa, seorang wanita hamil. "Siapa namamu?" Wajahnya tak ramah, tapi dia membantu wanita hamil itu untuk duduk bersandar pada dinding.
Tak dipungkiri, melihat Asraea membenturkan kepala tahanan lain ke dinding, wanita hamil ini merasa sangat ketakutan. "Aku tanya sekali lagi, siapa namamu?"
"L-Lethia, Nona."
Asraea mengangguk, dia menatap kepala sipir yang baru tiba dengan pengacara Higo usai mendapat laporan dari sipir lapas mengenai Asraea di sini. "Kenapa dia di penjara bahkan mendapat hukuman mati?"