Mengubah status sebagai simpanan sang pewaris membuat hidup Asraea yang penuh liburan semakin tak beraturan.
Alih-alih melanjutkan hobi sebagai Eye Plucker─ Pembunuh berdarah dingin yang hanya mencabut mata korbannya, dia malah mencoba hobi samping...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Nona, sebentar."
Hendak mengikat rambut, Asraea mengurung kan, dia berbalik badan menghadap pengacara Higo. "Ada apa?"
"Pasien atas nama Audrey di rumah sakit sudah dipulangkan atas keinginannya sendiri dan di jemput keluarganya,"
Kening Asraea berkerut, dia mengangguk tanpa ambil pusing. Tujuannya sudah baik membantu, tapi kalau yang di bantu mau pergi dengan keluarganya, silakan saja. Asraea tak ingin lelah mengurus yang bukan masalahnya, "Biarkan saja. Aku hanya fokus pada targetku kali ini,"
Asraea mengikat rambutnya, dia berjalan ke pelataran gedung Eye Plucker yang sudah pasti di saksikan puluhan anak buah seorang Asraea. Gadis cantik dengan tatapan haus akan darah itu tersenyum lebar yang membuat semua anak buahnya, menundukkan kepala, mereka tahu makna dari senyum lebar sang Nona muda.
Kedua tangan mau pun kaki Arwan tak di ikat, Asraea mengisyaratkan dari lirikan mata pada Jacob, pria itu maju, menyiram Arwan dengan air dingin. Pria itu gelagapan, dia membuka mata yang langsung membulat sempurna, melihat siapa yang berdiri di hadapannya. Dia .... Sangat cantik, kecantikan yang membius juga menghipnotis.
"Kau terpesona?"
Asraea tersenyum miring, melihat Arwan yang mengangguk dengan tatapan kagum padanya. "Aku benci tatapan itu," Asraea berjongkok di depan Arwan yang masih terpaku tanpa bergerak. "Aku hanya mengincar satu," Tangannya terangkat, Arwan tak bisa menebak akan ke mana tangan itu bergerak.
Tapi saat tangan lentik itu secara tiba-tiba mencolok matanya, menarik paksa bola matanya keluar, pria itu berteriak kesakitan. Asraea mendengus tak suka, "Berisik." Gadis itu menatap Jacob, dia melangkah maju, memberikan kotak yang diisi bola mata kanan Arwan.
Kadang Jacob berpikir, kenapa mudah sekali untuk sang Nona mencabut mata seseorang seperti mencabut mata ayam goreng.
"AKH! MATAKU!"
"Ini mataku, mata kiri mataku, mata-mata ...." Asraea malah nyanyi, membuat Jacob hampir kelepasan tertawa, kaget juga melihat sang Nona dalam mode bengis tapi secepat kilat dalam mode komedi.
Setelah mencabut satu mata, Asraea menatap pengacara Higo yang menyaksikan dengan wajah pucat pasi. "Jebloskan dia ke penjara, Higo. Hukum mati saja, atau kebiri dulu sebelum mati mumpung aku sudah mewakili dengan mencabut mata kanannya."
"B-Baik, Nona."
Sudah bekerja lama dengan keluarga Asvaldr, baru kali ini pengacara Higo kena mental menghadapi kebiasaan buruk anak majikannya.
***
Asraea tengah mencuci tangannya di wastafel kamar mandi di dalam kamarnya yang ada di gedung Eye Plucker, tapi seseorang menerobos masuk, melingkari tangannya di perut rata Asraea. Tanpa menoleh, Asraea tahu siapa yang lancang memeluknya tanpa izin mau pun tanpa permisi padanya.