22. PENGHIANAT?

11.3K 499 178
                                    

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA!
SEMOGA SUKA, AMIN💋💘

22. PENGHIANAT?

Sabahat itu seperti bintang, kita tidak selalu melihat mereka, tetapi kita tahu mereka selalu ada.

***

"Berapa pesanan lagi yang belum datang? Si Bos udah otw sama Bu ketu, makanan harus siap semua di meja," teriak Askara berdiri di tengah ruangan, memastikan semuanya berjalan lancar.

"Makanan udah lengkap, sisa minuman yang masih belum diantar, tapi kurirnya udah ngehubungin gue, santai," sahut Alastar sembari menepuk bahu Askara, meminta cowok itu supaya tenang.

"Itu meja sama kursi di depan tolong ditata rapi!"

"Ar, lo hitung semua anggota yang ikut kumpul malam ini, gue bagian bersih-bersih di dalam."

Ardian mengacungkan Ibu jari kemudian bergegas menghitung semua anggota yang mulai ramai berdatangan.

Seperti kesepakatan yang sudah disepakati bersama, malam ini mereka mengadakan acara makan-makan di basecamp Derton. Acara yang mungkin terdengar familiar di telinga kebanyakan orang, acara anak-anak muda ketika salah satu teman mereka berhasil menyatakan cinta dan diterima lalu memberikan jatah traktiran.

"Siapa yang bagian nyapu lantai?" Suara Askara kembali terdengar, besar.

Roy angkat tangan. "Gue, Bang."

"Oke, lanjutkan."

"Bagian buang sampah siapa?"

"Gue, Bang," sahut Reynald. "Gue udah beli kantong plastik berukuran besar yang nantinya buat nampung sampah-sampahnya."

"Bagus."

Baru saja cowok itu berbalik badan hendak melangkah membersihkan kursi, sesuatu menarik perhatiannya. Askara dengan ekspresi penuh kekesalan melotot ke sebuah benda. 

"Ini kolor siapa, anjing?" bentaknya frustasi. Ia tak kuasa untuk tidak melemparkan kolor bergambar kucing itu ke bawah kolong sofa.

Kemudian tidak lama setelah itu terdengar suara seseorang dari pintu basecamp, "Misi, paket ..."

"Woi, itu Pizza pesanan siapa?" teriak Ardian dari luar.

Reynald berlari dari arah dapur, "Gue, Bang, gue pesan 10 box."

"Ada tambahan lagi nggak?" Bima bertanya pada semua anggota, cowok itu masih berada di sebuah aplikasi pemesan makanan delivery. "Kalau nggak, gue keluar."

"Kayanya cukup dulu, Bang. Udah banyak banget ini mah, takut duitnya Bang Ravin habis."

"Santai, duit Ravin nggak bakalan habis cuma traktir kita makanan ringan kaya gini," sahut Askara asal cablak.

"Oke," putus Bima.

"Minuman jangan lupa, Bim," timpal Askara seraya tersenyum penuh arti. "Yang biasanya, minuman kita-kita," lanjut cowok itu.

Plak.

"Haram," ingat Alastar. "Cukup air mineral sama minuman bersoda aja."

"Oke," sepakat si es kutub.

"Yahhh ... 5 botol deh, masa nggak ada party kecil-kecilan di momen bahagianya Pak Bos?"

"Ada Salwa, jangan bikin cewek ketua lo nggak nyaman datang ke sini."

"Minumnya kalau dia udah pulang sabilah, Nderrr."

"Hm."

"Hm apa nih? Hm iya apa hm enggak?"

RAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang