23

5K 557 56
                                    

Caine mengatur nafasnya terlebih dahulu agar suaranya tidak bergetar saat berbicara.

"of course, aku nganggep kalian semua keluargaku sendiri"

"kamu kira aku punya pilihan lain selain nurut sama papah aku dulu waktu itu? ngga Rion"

"aku dari dulu ga pernah di kasih pilihan sama dia jadi aku tau apa yang akan dia lakukan ke kalian. kalian emang kriminal tapi aku ga rela kalo kalian kenapa napa karena aku"

"kamu ga nemuin latarbelakang aku secara menyeluruh kan? karena semuanya udah di atur sedemikian rupa sama papah aku untuk reputasi keluarga aku yon"

"aku sangat percaya kalian bisa ngebunuh papah aku secara gampang tapi apa kalian bisa memprediksi apa yang akan orang orang papah aku lakukan ke kalian? orang orang papah aku terpencar di manapun itu karena selain reputasinya yang baik, dia menjalin banyak kerjasama dengan pihak lain yang sangat menguntungkan sehingga semuanya rela melakukan apapun agar papah tetap hidup atau agar perusahaan tetap kokoh"

"aku mikirin semuanya sendiri sampe rasanya aku frustasi yon" suara Caine mulai bergetar namun masih bisa ia tahan

"aku cerita ke mamah kalo aku punya keluarga yang ngebuat aku ga bisa nolak pertunangan itu. dia ngerti itu karena sebelumnya aku selalu nolak secara mentah mentah pertunangan itu. aku bilang ke mamah kalo kalian adalah kelemahan aku sekarang. aku sayang sama kalian. apapun yang terjadi aku ga akan pernah ngasih tau identitas kalian kesembarang orang termasuk mamah aku"

"setelah masalah ini selesai, aku bakal nerima semua konsekuensi hukuman yang Rion kasih atau kalian kasih ke aku termasuk menggal kepala aku seperti perjanjian awal" air mata Caine sedikit menetes tapi dengan cepat Caine mengelapnya

"mami noo" Mia langsung menghampiri dan memeluk Caine

Rion hanya diam tanpa ekspresi membuat yang lainnya khawatir akan keputusannya papi.

"yon, ngomong dong!! jangan diem aja" ucap souta

"soutaa!!" gin memperingatkan souta agar tidak membuat pikiran Rion lebih kalut lagi

"papi kalo mau ngebunuh mami, mending bunuh aku aja deh. lagipula aku ga inget kalian sama sekali. aku yakin mami lebih penting untuk semuanya, anggep aja aku penanggung jawab mami" ucap echi

"echii!! ga ada yaa kayak gitu" ucap Caine

"tapi mami, echi ga mau mami kenapa napa"

"mami lebih ga mau kamu yang kenapa napa. mami udah dewasa, mami harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi disini"

Rion berdiri melihat anak anaknya dahulu "papi bakal mikirin siapa yang akan papi penggal kepalanya nanti. papi bakal ngasih tau jadwalnya"

papi meninggalkan semuanya diruang tengah. key yang bangun untuk menahan Rion pun di tahan oleh Caine

"gausah key, biar papi istirahat"

"tapi mami-"

"mami gapapa sayang"

"oh ya, dua Minggu lagi pernikahan mami sama Ara berlangsung. kalo misalnya besok pihak perempuan ga membatalkannya, mami bakal minta tolong kalian buat ngacak ngacak acara tersebut sebelum aku sama dia sah"

"mamiii" anak anak perempuannya memeluk Caine

"mami maaf aku ga bisa bantu apa apa. tapi di pernikahan mami nanti, selia pastikan akan aku acak acak" ucap selia

"iyaa, thank you selia"

"anytime mami"

"kalung itu cocok sekali di kalian" Caine melihat anak anaknya memakai kalung pemberiannya

"makasih mami, pasti mahal yaa"

"tenang aja, mami kaya" semuanya sedikit tertawa karena ucapan Caine

"nahh kalo pada ketawa gini kan enak, jangan sedih terus kayak tadi"

"iyaawrr mami"

✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

keesokan harinya gin masuk ke kamar Rion untuk menyuruh Rion sarapan. gin duduk di sofa kamar Rion sambil menunggu Rion mengganti pakaian

"lo yakin mau menggal kepalanya Caine?"

"hm"

"serius lu yon?"

"hm"

"ngomong bjirr jangan hm doang"

"ya kenapa ga yakin?"

"dia pacar lo bukan sih yon?!"

"dia udah tunangan kan? yaudah!!"

"yon!! anjing lo!!"

"apa sih gin??"

"lo gila yaa? bukan dia yang salah anjing!!"

"teruss siapa yang salah hah!!!?"

"bokapnyaa jingg!!"

"kok lo belain dia sih gin? suka lo sama dia?"

gin berdiri lalu mencengkram leher Rion. gin sedikit menggunakan tenaganya membuat Rion sedikit terdorong kebelakang

"ngomong lo sekali lagi!!"

"suka lo sama dia?"

"keterlaluan banget lo yon, gua sumpahin setelah lo menggal palanya Caine lo bakal nyesel seumur hidup anjing" gin melepaskan cengkraman tersebut lalu pergi meninggalkan kamar Rion

gin menuruni tangga lalu di susul oleh souta yang ingin mengajaknya sarapan. namun gin mengabaikannya karena emosinya terhadap Rion masih belum reda

"gin kamu kenapa sih?" soutaa mengikuti langkah gin yang berjalan menuju garasi

"mau kemana?" souta bertanya lagi karena tidak ada respon dari gin

"gua aja yang nyetir!!" souta merebut kunci mobil gin

"mau kemana?"

"apart"

souta mengendarai mobil tersebut ke apartemen mereka. sampai di apartemen souta membeli sesuatu untuk dimakan dahulu, sementara gin langsung ke atas untuk menenangkan diri

beberapa saat kemudian souta menyusul gin sambil membawa makanan dan minuman untuk sarapan

"udah tenang belum?" tanya souta sambil meletakkan plastik di atas meja

gin menggelengkan kepalanya. souta mendekati gin yang sedang duduk di sofa, souta memeluk gin sambil mengusap-usap kepala gin

"kamu kenapa hm?"

"papi kamu tuh ngeselin"

"kenapa dia?"

"kan aku bilang yakin ga mau menggal kepalanya mami terus dia malah ngomong suka lo sama dia. aku kesel banget sou sama papi"

"papi masih kesel, gin. biarin dia tenang dulu"

"aku juga kesel sou!!"

"iyaa sayang, maafin papi ya"

"ga mauu!!"

"ya terus kamu maunya apa?"

"ga mauu apa apa" gin merajuk seperti anak kecil yang ingin di bujuk

"sarapan dulu yuk, nanti aku kasih jatah biar ga sedih lagi"

"serius kamu?"

"iyaa serius, ayo sarapan dulu. souta ga punya tenaga kalo ga makan"

"ayo sarapan" gin mengambil sarapan tersebut dengan senang hati

souta selalu tau cara untuk membuat gin kembali tersenyum disaat jiwa ambekan gin itu muncul sewaktu waktu seperti saat ini

«to be continue»

utututu yang ovt, part selanjutnya aku kasih wleowleo nya ginsou deh biar ga ovt

𝙿𝙰𝚁𝚃𝙽𝙴𝚁 [𝚁𝙸𝙾𝙽𝙲𝙰𝙸𝙽𝙴] 𝙴𝙽𝙳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang