AKU hanya bisa terdiam. Di sini sangat gelap. Di tengah hutan yang dipenuhi pepohonan dan semak-semak. Saking gelapnya, sinar bulan pun sampai tak terlihat. Jubahku sedikit koyak akibat terkena duri-duri dari tanaman liar.
Sedari tadi yang kudengar hanyalah suara burung hantu yang menggema di seluruh hutan. Ya Tuhan... Tolonglah aku.
Rasa takutku tak terbendung. Perasaanku makin tak enak dikala hawa dingin mulai masuk melalu celah jubahku. Dengan bermodalkan keberanian yang tinggal secuil, aku hanya bisa diam sembari menunggu pertolongan.
Kaki ku pegal karena sudah berlari kabur dari para penculik itu. Kumohon Bantuan, segeralah datang... "Edelweis..." tanpa sadar, bibirku menggumamkan nama itu. Hanya Edelweis lah yang ada di pikiranku saat ini selain rasa takut.
Sedari tadi air mataku sudah bercucuran. Aku terduduk lemas sembari memegangi pergelangan kaki dan lengan ku yang tergores cukup lebar. Sakit, perih. Yang bisa kuharapkan saat ini hanyalah, semoga penculik itu tidak menemukanku lagi, dan semoga bantuan segera datang.
Kumohon...
Saat kesadaranku terasa sudah akan habis, aku mendengar sayup-sayup suara seseorang yang memanggilku dengan lantang. Disusul dengan suara beberapa orang lainnya juga suara tapak kuda yang menggema. Suara itu kian mendekat dan membuat mataku terbuka perlahan.
"ZEMIA!" suara yang tak asing itu memasuki gendang telingaku, rasanya kesadaranku mulai kembali. "Nona-- Zemia, kumohon bertahanlah..." Suara yang kudengar itu.. Seperti bergetar, seakan merasa takut.
Rasanya seperti ada cahaya yang masuk. Saat mataku mulai terbuka, aku melihat ada beberapa prajurit yang membawa lentera, juga kuda yang ditunggangi. Aku merasa ada yang memangku kepalaku...
Saat aku menoleh, mataku menangkap sosok pria yang sedari tadi ku tunggu."... Edelweis," ucapku lirih. Mata Edelweis tampak berkaca-kaca. Tangannya bergerak membelai pipiku dengan lembut. "Aku akan membawamu pulang, bertahanlah." ucapnya, setelah itu ia menggendongku dan kembali menaiki kudanya. Hal terakhir yang ku ingat hanyalah suara lembut Edelweis yang terus menggumamkan namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒
RandomKisah seorang gadis yang kesepian. Ia berkhayal, bahwa cerita ini adalah dunia fiksi miliknya. Berisi tentang keluh kesah dan kisah khayalan nya. Bersama sang lelaki impian nya (khayalan juga). * Bisa dibilang oneshoot, karena tiap bab nya berbeda...