Suram (2)

6 0 0
                                    

AKU terbangun di ruangan yang tak asing. Yaitu kamarku. Perasaan tenang ini... Saat aku menoleh ke samping kiri, di situ sudah kutemui sosok pria terkasihku, Edelweis. Ia terlelap sembari meletakkan kepalanya di sisi ranjang ku.


"Sudah berapa lama dia di sini?" gumamku khawatir. Tiba-tiba saja kelopak matanya bergetar, tak lama kemudian kian terbuka. Menampilkan iris emerald nya yang tampak sangat menawan.

Berkali-kali ku pandang pun tak akan pernah bosan. Aku tersenyum ketika melihatnya terbangun. "Zemi- maksudku, nona... Anda sudah bangun," aku mengangguk. "Kenapa? Aku lebih suka saat kau memanggilku 'Zemia',"
Edelweis menggeleng. Yah, kalau soal ini aku hanya bisa maklum, mau ku bujuk bagaimanapun mungkin ia akan selalu mengutamakan rasa hormat nya.

"Terima kasih, Edelweis..."
Lagi-lagi edelweis menggeleng. "Tidak, ini memang sudah tugas saya." Ia meraih tanganku dan menciumnya lembut. Ah, aku selalu menyukai ketika ia melakukan ini.

Setelah itu, ia menatapku dengan lembut. Senyuman yang selalu menghantarkan rasa hangat dan tenang itu... Aku sangat menyukainya.

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang