Chapter XXXVII

305 31 2
                                    

Kini Ferrel dan Fiony sedang bersantai di Rooftop

Ferrel duduk lebih jauh dari Fiony, karena ia sedang menghisap sebatang rokok, dan ia paham kalau perokok pasif lebih besar terkena dampak penyakit dari asap Rokok ketimbang perokok pasif

Sambil memegangi secarik kertas Ferrel terus menatap Fiony

Fiony yang sadar bahwa dia terus ditetap oleh Ferrel pun menanyakan kenapa Ferrel terus menatapnya

Kenapa kamu terus menatap ku begitu? Tanya Fiony

Aku sedang berusaha menulis puisi Nona jawab Ferrel

Bohong! Sedari tadi kamu hanya diam dan melihat ku ucap Fiony membantah

Itu dia, aku diam karena aku bingung, mengkiaskan kamu, seperti apa, karena rasanya semua keindahan mu, kehadiran mu yang menenangkan sudah ku tuliskan semua dalam puisi-puisi ku ucap Ferrel

Dasar pembual! ucap Fiony malu-malu

Tapi bualan ku ini, membuat pipi mu merona wahai nona Alveria ucap Ferrel dan langsung tertawa, karena melihat pipi Fiony yang kian memerah karena ucapanya

Ih Ferrel teriak Fiony karena Malu

Setelah berhasil membuat pipi Fiony Merona Ferrel pun kembali diam dan menatap Fiony

Fiony yang menyadari Ferrel masih menatap dirinya pun berucap

Stop lah, Rell, Stop menatap ku seperti itu ucap Fiony

Ferrel pun langsung memulai menulis di secarik kertas yang ada ditangannya tampa membalas ucapan Fiony

Lama menulis, akhirnya tulisan Ferrel jadi juga ia pun mengasihkannya kepada Fiony untuk dibaca

Nona tolong bacakan puisi yang ku buat ini ucap Ferrel kemudian memberikan secarik kertas itu kepada Fiony

Fiony pun kemudian mengambilnya dan langsung membaca tulisan milik Ferrel

"Saat ku berada di rooftop sekolah
Ditemani dengan selembar kertas dan pena

Pada saat itu ingin ku ingin mengisi lembar kosong itu dengan puisi dan sajak sajak penuh makna dan frasa

Namun nyatanya ku tak bisa karena sudah kehabisan kata-kata

Untuk mengkiaskanmu menjadi apa, bagaimana, dan sekarang aku harus apa

Aku hanya bisa tertawa, karena senyum mu, tawa mu, hadir mu, kehangatan mu, sudah pernah ku umpamakan sebagai Rembulan malam yang indah menyinari bumi, hangatnya mentari pagi, candunya kopi, dan musik klasik yang menemani sepi, dalam sebuah kata puisi, dan sajak-sajak penuh arti

Aku hanya bisa terus mencintaimu dalam dalam diam tampa kamu harus mengetahui

Ini bukan soal balas budi, tapi rasa cinta yang tubuh, karena luka di hati yang telah kau Obati"

Frrozen S.J

Setelah membaca tulisan milik Ferrel Fiony pun memberikan tulisan itu kembali kepada Ferrel

Gimana nona bagus gak puisi yang ku buat ucap Ferrel

Fiony pun hanya menganggukan kepala dan tersenyum pertanda ia mingiakan ucapan Ferrel

Baguslah kalau kamu suka dengan puisi yang aku buat ucap Ferrel

Tapi Rell, ucap Fiony menjedah ucapanya

Tapi apa Fio, tanya Ferrel

Aku harap hubungan kita dirahasiakan dulu ucap Fiony

CINTA Simpul Mati (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang