🔥08🔥

227 20 2
                                    

Xavira sekarang mulai kembali mengikuti jadwal perkuliahan miliknya. Dengan penuh rasa percaya diri, ia menginjakkan kakinya masuk ke wilayah kampus. Banyak orang berkumpul dalam beberapa kelompok, dan Xavira enggan bergabung dengan mereka.

Sebagai seorang introvert yang profesional di dunia lain, Xavira tidak takut jika harus sendiri. Ia lebih suka menyendiri dengan kesibukan yang ia miliki. Bermimpi hidup tenang di kampus dengan duduk sendiri di perpustakaan, dan kembali ke mansion pada malam hari.

Hari-harinya akan terulang sampai ia lulus. Meskipun terlihat monoton, Xavira mencintai kehidupan damai seperti itu.

Namun, mimpi indahnya itu hancur saat ia melihat Blake, Neia, dan juga Helena muncul di kawasan kampus. Alarm di otaknya langsung berbunyi, memberi peringatan untuk menghindar. Tubuhnya otomatis menjauh dari kerumunan para mahasiswa yang mengerubungi satu pria tampan dan dua gadis cantik di dekatnya.

"Pergi sejauh mungkin tanpa ketahuan, hindari biang masalah dan hidup dengan damai!" gumam Xavira sambil berbelok ke gedung Fakultas Ekonomi.

Namun, pelariannya sia-sia. Blake langsung mengejar Xavira yang terlihat menjauh dengan sedikit terburu-buru.

"Xavira," panggil Blake sambil mengejar.

"Oh, sial!" Xavira langsung melarikan diri dengan lari cepat.

Blake tersenyum dingin, dengan cepat merengkuh tubuh Xavira dalam pelukannya. Tubuh Xavira menegang dan terdiam sesaat saat Blake menggendongnya masuk ke gedung Fakultas Ekonomi dan masuk ke dalam bilik toilet perempuan.

"Apa yang kau lakukan, Blake?" tanya Xavira dengan suara rendah, menekan ketakutannya.

"Menangkapmu!" desis Blake di telinga Xavira.

Blake yang terkenal dengan keramahannya berubah drastis saat berada di hadapannya. Blake akan terlihat lebih dingin, angkuh, tidak banyak bicara, dan setiap ucapannya dapat membuat tubuh Xavira terasa panas.

"Blake!" pekik Xavira saat tubuhnya dibalik menghadap dinding dengan kedua tangannya terkunci di belakang.

"Ssstttt, jangan berisik, Sayang. Atau kau ingin orang lain melihat kita sedang bercinta di sini?" ancam Blake sambil menciumi belakang kepala Xavira.

"Ayolah, apa yang kau lakukan sekarang?" balas Xavira, mengingat adegan ini seharusnya bersama Neia, bukan dirinya.

"Diamlah, aku hanya sedang melepas rindu!" jawab Blake.

Blake mulai menciumi ceruk leher Xavira, menghirup aroma bunga yang segar dari tubuh wanita itu. Perlahan, ia menjilat dan menggigit bahu Xavira yang terekspos karena gaun yang wanita itu pakai memperlihatkan kedua bahunya yang indah.

Panas menjalar di seluruh tubuhnya. Setiap sentuhan Blake membuatnya semakin bingung dan terjebak dalam perasaan yang campur aduk. Ia tahu ini salah, tetapi sulit baginya untuk melawan tarikan kuat yang Blake miliki.

Desahan napas Blake semakin panas di kulitnya. Setiap sentuhan Blake membuatnya semakin sulit bernapas. Ia tahu bahwa ini adalah bagian dari permainan Blake, tapi ia tidak bisa memungkiri bahwa ada bagian dalam dirinya yang merasakan gairah yang sama.

Jantungnya berdebar kencang saat Blake terus menciumi dan menggigit bahunya. Pikiran-pikiran berkecamuk di benaknya, berusaha menemukan cara untuk keluar dari situasi ini tanpa memancing kemarahan Blake.

Xavira merasakan gelombang sensasi aneh menjalar di tubuhnya, membuatnya sulit berpikir jernih. "Blake, hentikan...," bisiknya, mencoba menahan desahan yang hampir lolos dari bibirnya.

Blake tidak mengindahkan permintaan Xavira. Sebaliknya, ia semakin intens dalam aksinya, menggigit lembut kulit bahu Xavira. Tangan kirinya mulai mengelus lembut perut Xavira yang tertutup kain tipis gaunnya, sementara tangan kanannya masih menjaga pegangan erat di tangan Xavira yang terkunci di belakang.

The Hell TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang