10

2 2 0
                                    

Tak berselang lama, tiba saja ada seorang wanita menghampiri mereka berdua.

"Apakah ini cewek yang dimaksudkan Rian itu?" Feylie bergumam dengan tatapan menyelidik.

"Brian," panggil cewek itu yang tidak lain adalah Arda.

Rian menoleh kearah dimana datangnya suara yg memanggilnya. Dia melihat Arda semakin mendekat dengan hiasan senyum manis di bibirnya.

"Arda..." gumam Rian.

Sementara Feylie tertegun. "Ternyata benar dugaanki wanita yang menghampiri kami itu adalah Arda," gumamnya tidak sanggup lagi berpikir lama untuk segera meninggalkan tempat itu.

Sejenak Arda melihat kearah Feylie dengan tatapan tanda tanya siapa wanita di depannya.

"Apakah aku menganggu kebersamaan kalian berdua?" tanya Arda bingung dengan situasi Rian dan Feylie.

Feylie memilih diam, Sementara Rian masih sempat menoleh kepadanya. Dia dapat menangkap sikap acuh tak acuh dari raut muka Feylie, kemudian dia menoleh pada Arda.

"Nggak, Kamu sama sekali nggak mengganggu." Sekali lagi dia menoleh ke Nayla seperti berharap sesuatu, tetapi Feylie tidak memberikan respon.

Hanya saja sepasang matanya tidak begitu ikhlas melihat keberadaan Arda yang dilihat saja sepertinya Rian sangat senang akan kehadiran wanita itu.

"Hai..., apakah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya Arda basa basi pada Feylie namun sanggup membuat Feylie mulai khawatir.

"Namaku Arda, ehm kamu...?" ujar Arda untuk berkenalan.

Feylie masih sempat memerhatikan Arda lebih lekat lagi. Kali ini dia benar-benar merasa khawatir melihat keanggunan wanita itu. Dia kalah cantik dan merasa tersaingi, apakah dia memang benar benar tidak pantas untuk bersama dengan Rian.

"Aku nggak boleh kalah," gumamnya kecil.

"Apa...? Apa kamu mengatakan sesuatu?" Arda menyelidik ketika dia dapat gumaman kecil dari Feylie.

"Nggak... Feylie..." Akhirnya Feylie menyebut namanya untuk mengalihkan perhatian Arda.

Rian merasa lega menyaksikan perkenalan yang sebenarnya terkesan canggung itu.

"Kalian berdua sudah saling kenal, jadi aku nggak perlu bersusah payah mengenalkan kalian." jelas Rian menyela dua wanita itu.

"Sekarang aku harus pergi," ujar Feylie membuat Rian dan Arda menatap heran.

Dia berbalik arah dan siap-siap beranjak pergi.

"Kenapa, Feylie?" tanya Rian tidak berharap Feylie secepat itu pergi.

Dia berusaha menahan Feylie. Tapi, untuk kali ini Feylie tidak mendengar ucapan Rian. Dia terus melangkah pergi.

"Feylie, tunggu!" seru Arda setelah Rian tidak berhasil mengurungkan niat Feylie.
Dia lebih mendekat ke arah Feylie disaat wanita itu berhenti.

"Apa kita nggak bisa mengobrol selayaknya seorang teman meluangkan waktu untuk lebih mengakrabkan diri?" tanya Arda disaat Feylie berbalik arah.

Feylie berusaha menunjukkan wajah ramah dengan sebuah senyum meski terkesan sangat dipaksakan.

"Bisa dilain waktu, tapi tidak dihari ini." jelas Feylie.

"Baiklah kalau kamu haru pergi, bye..." ucap Arda.

"Sampai ketemu lagi." Jawab Feylie

***

Beberapa saat kemudian, tubuh Feylie.
menghilang dibalik tembok kelas. Tapi dia tidak segera menuju perpustakaan sekolah. Dia berdiri sambil bersandar di tembok dengan air mata menggenang.

Entah mengapa kesedihannya begitu membuncah ketika membiarkan Rian bersama gadis lain.

"Rian, kamu tau nggak sih, sebenarnya... sebenarnya aku sayang banget sama kamu," gumam Feylie dengan sepasang mata berkaca- kaca.

Dia hanya bisa mengungkapkan segala rasa di hatinya pada angin lalu di siang hari itu. Jauh di relung hatinya ada benih-benih kecemburuan kian menghampiri dan rasa itu mulai membakar jiwanya seperti sengatan matahari yang membuat kuntum-kuntum bunga yang sebenarnya ranum menjadi layu kehilangan semerbaknya.

Dia terngiang bagaimana Rian menceritakan sosok Arda dengan sangat bersemangat beberapa waktu yang lalu, dan saat itu dia tidak pernah terpikirkan keadaannya akan seperti sekarang ini, hancur.

Merasa tercampakkan dan tidak dipedulikan sama sekali, karena ada seseorang yang lebih mengagumkan dan lebih menarik perhatian Rian yaitu Arda.

Dia berharap cerita Rian di hari itu hanya sebatas dongeng biasa saja yang akan sirna seiring berlalunya waktu. Tapi ternyata dia salah, karena sesudahnya ada jalinan cerita yang lebih mengasikkan bagi Rian dimana ada Arda bersamanya.

Sekarang, Feylie benar-benar merasa sangat kehilangan, dan dia meratapi kesendiriannya dalam sendu yang tidak terkatakan.

Leave Your Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang