03.

2K 131 2
                                    

Sepasang anak dan ayah itu terjebak oleh keheningan sejak lima belas menit yang lalu, dengan posisi jeffry yang duduk dan menyandarkan kepalanya di tembok rumah sakit, sementara sang ayah hanya diam memandang kosong ke arah lantai, kabar yang baru saja di dengar tampaknya mampu mempengaruhi kinerja otak mereka.

Masih mencoba untuk mencerna perkataan dokter tara beberapa waktu lalu, tantang kondisi dari sosok yang saat ini masih terbaring dengan tenang.

Flashback on :

"Sesuai dengan dugaan kami pada awal pemeriksaan, sepertinya pasien menderita cedera otak pasca benturan yang dia dapatkan, hal ini mengakibatkan sistem limbik nya mengalami kerusakan.

Sistem limbik sendiri adalah bagian yang berperan dalam mengatur ingatan dan emosi seseorang. Jika sistem ini rusak, ingatan si penderita kemungkinan akan terganggu. Dan dengan berat hati saya sampaikan, saat ini saudara willam tengah mengalami lupa ingatan atau yang sering kita sebut dengan amnesia"

Terjadi keheningan setelahnya, David dan anaknya masih terkejut dengan penjelasan yang dokter sampaikan.

"A-amnesia? Tapi dia bisa sembuh kan dok?" Tanya Jeffry dengan suara yang bergetar menahan tangis, David pun hanya bisa mengusap punggung tegap sang anak agar sedikit lebih tenang.

"Saya tidak bisa memastikan ini akan terjadi sementara waktu saja atau permanen, tapi pemulihannya bisa di lakukan dengan menjalani pola hidup sehat dan menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan masa lalu. Contohnya seperti foto-foto, musik atau catatan milik pasien. Akan tetapi, dimohon untuk tidak memaksakan ingatannya dan biarkan pasien mengingat seiring berjalannya waktu."

Bagaimana setelah ini? Apa yang harus mereka lakukan jika liam sendiri tidak mengenali siapa mereka.

"Tapi dok, anak saya bilang. Liam tidak bisa merespon orang lain dengan baik? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

"Ini salah satu efek dari cedera otak, kemungkinan besar pasien masih mengalami shock sehingga sulit untuk merespon dengan baik, atau bisa juga karna pasien masih merasa asing dengan situasi yang sedang dialaminya"

"Kira-kira, kapan kemungkinan Liam bisa kembali berbicara seperti biasanya dok?"

Jeff hanya khawatir, dia harus memastikan adiknya kembali seperti semula. Sesak rasanya melihat sosok yang dulunya ceria, kini berubah hanya dalam satu malam.

"Ini tergantung dari bagaimana keinginan pasien untuk berinteraksi, mengajaknya berbicara dan memberikan rasa aman dapat membantu pasien sedikit demi sedikit lebih terbuka. Karna dalam kasus seperti ini, biasanya emosi pasien tidak stabil, mudah tersinggung dan jauh lebih sensitif. Jadi yang harus kita lakukan adalah memberi kenyamanan dan mengakrabkan diri dengan pasien" jelas dokter Tara dengan panjang.

"Baik dokter, kami akan melakukannya sebaik mungkin" jawab ayah dengan helaan napas di akhir kalimat.

"Iya pak, mudah-mudahan pasien bisa cepat pulih seperti apa yang kita harapkan. Untuk beberapa waktu ke depan, saudara liam masih harus dirawat sampai kondisinya membaik dan ini resep obat yang harus dikonsumsi, bapak bisa menebusnya di instalasi farmasi"

"Terima kasih banyak doker tara" ucap David dengan melontarkan senyuman kearah dokter muda itu

"Sudah menjadi tugas saya pak" jawab dokter Tara dengan ramah.

"kalau begitu kami pamit terlebih dahulu"

"Ya, silahkan"

Setelah pembicaraan itu keduanya pun keluar dari ruangan sang dokter.

SECONDE VIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang