14.

646 63 5
                                    

Tiga hari setelah beristirahat dirumah, akhirnya liam di izinkan untuk kembali bersekolah oleh Jimmy dan David.

Tidak banyak yang terjadi selama dia berada dirumah, hanya ocehan jimmy yang sering dia dengar, apalagi saat liam tidak memberi kabar tentang ayah mereka yang sudah kembali.

Selama tiga hari ini, dia juga mendapatkan pesan teror yang terus dikirim oleh Jeff dan teman-temannya, ngomong-ngomong dia sudah dimasukkan ke dalam grup chat yang mereka beri nama excel pioneers.

Berisik adalah hal yang pantas digambarkan untuk mereka. Setiap detik notifikasi dari grup selalu berbunyi, sebab itulah Liam memilih untuk mematikan notifikasinya. Liam hanya satu kali memasuki pembicaraan untuk meminta jadwal pelajaran, Karna William asli tidak memiliki itu di kamarnya.

Sang ayah dan kakak tertua pemilik tubuh juga jarang terlihat, jimmy bilang mereka sedang mengurus beberapa pekerjaan, sebenarnya liam tidak perduli tentang itu.

Kabarnya ibu pemilik tubuh ini juga akan kembali, jimmy mewanti-wanti Liam agar tidak sering menampakan diri dihadapan wanita itu, entah apa maksudnya.

Saat ini Liam sedang bersiap, dia menatap kearah cermin yang memantulkan refleksi tubuhnya secara penuh. Kemeja putih lengan pendek dan celana berwarna seal grey, serta vest berlogo sekolahnya di dada bagian kiri yang juga memiliki warna senada dengan celananya, menjadi pakaian pertama yang dia gunakan.

Liam sedikit merapihkan potong rambutnya yang memiliki model two blok haircut dengan gaya kasual. Dirasa sudah cukup, dia memilih untuk langsung keluar dari kamarnya.

Liam menuruni anak tangga dengan tas ransel berwarna hitam yang dibiarkan bergantung di bahu kanan, tidak lupa juga dengan ponsel yang berada di genggamannya.

Tiba dilantai dasar, Liam melanjutkan langkah nya kembali ke arah belakang. Dari tempatnya berdiri saat ini yang dihalangi pembatas kaca, dia bisa melihat para anggota keluarga Gerhardt sudah lebih dulu sampai di meja makan, dengan beberapa pekerja yang menyiapkan menu sarapan di hadapan mereka.

Kehadiran Liam hanya disambut oleh jimmy yang juga memberi perintah untuk duduk disebelahnya.

"Pagi adek, ayok duduk disini" ujar Jimmy dengan menggeser kursi agar mempermudah Liam untuk duduk.

Berbanding terbalik dengan jimmy yang Penuh semangat, Liam justru hanya menatap sekilas kearah jimmy dan duduk dengan tenang.

Melihat itu tentu membuat Jimmy tersenyum sendu. Dia pikir kemarin liam mulai menerimanya, tapi hari ini dia sadar, bahwa mendekati sang adik tidaklah semudah itu, mungkin yang kemarin hanya kebetulan atau bisa jadi hari ini Liam sedang tidak dalam suasana hati yang baik?

"Kamu mau sarapan pake apa?" Tanya jimmy karena terdapat dua menu sarapan pagi ini.

Terlihat ada menu nasi goreng yang masih mengepulkan asapnya, pertanda makanan itu baru saja matang. Juga ada tumpukan roti tawar dengan beberapa jenis selai di sana.

"Roti saja" jawabnya.

Liam di kehidupannya dulu adalah orang yang jarang sekali melakukan sarapan pagi, jadi saat ini dia hanya memilih roti sebagai menu paling ringan untuknya.

Tangannya bergerak untuk mengambil dua lembar roti tawar dan selai kacang, tapi belum sempat selai itu berada di genggamannya, sudah ada tangan lain yang lebih dulu menyingkirkan.

Padangan Liam mengarah pada kepala rumah tangga dikeluarga ini, alisnya berkerut saat melihat tatapan dingin yang dilayangkan untuk nya.

"Jika kau ingin mengakhiri hidupmu sendiri, jangan disini! Berhenti merusak pagiku yang tenang" ucap Ronald datar.

SECONDE VIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang