16.

526 51 0
                                    

Jam istirahat sudah tiba, kini Liam dan ketiga teman barunya mulai melangkahkan kaki ke area kantin.

Disepanjang jalan, perhatian semua siswa yang berpapasan tertuju kepada liam, ada juga yang menyapa untuk sekedar bertanya kabar dari nya.

Dengan kepribadian si pemilik tubuh asli yang ramah dan mudah bergaul membuat William memiliki banyak teman, itu mengapa sejak mereka melintasi lorong penghubung dari kelas-kelas menuju kantin tidak sedikit siswa yang membuat mereka berhenti untuk saling menyapa. Lebih tepatnya, ketiga temannya lah yang menjadi jembatan komunikasi pengganti untuk Liam.

Dengan kepribadian emilio yang bisa dibilang tertutup tentu menjadi hal yang paling sulit untuk ditiru oleh nya, dia dan William bagaikan dua hal yang sangat bertolak belakang, satu-satunya yang sama mungkin hanya rupa mereka.

"William jadi agak pendiem gini ya? Kaya bukan lo banget asli"

Benar saja, perubahan ini pasti dapat disadari oleh siapapun yang dekat dengan william, termasuk Erick yang diam-diam memperhatikan Liam sejak kedatangannya pagi ini.

"Lagi males ngomong aja" dengan pikiran cepat dia menjawab seperti itu.

Kaleb dan Calvin yang melihat raut tidak percaya dari Erick pun segera mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Lewat tatapan, mereka saling mengirimkan sinyal seolah sedang berkomunikasi.

"Effect minum obat kebanyakan nih gue rasa juga, lagian semenjak balik waktu itu emang dia jadi agak diem" saut calvin dengan tangan yang merangkul bahu Erick.

"Dengan gagah gue nyatakan bro sudah menjadi cool boy" sahut Kaleb dengan ekspresi menyebalkan andalannya.

Berkat itu pun kaleb harus menerima kenyataan bahwa kepalanya lagi-lagi harus menjadi sasaran empuk pelampiasan kekesalan orang lain, dan kali ini liam sebagai pelakunya.

"Orang-orang pada punya masalah apa sih? bisa gak ya stop mukul kepala gue? Rasanya kok menjengkelkan sekali" ujarnya dengan tangan yang senantiasa mengusap bagian kepala yang terkena pukulan William. Anak itu badan saja yang kecil, tapi tenaga boleh juga, batin kaleb kagum?

"Maybe you're the problem" sahut Calvin sebelum melanjutkan perjalanan ke kantin, dan kepergiannya di ikuti oleh Liam.

Sedangkan Erick menyempatkan diri untuk menepuk pundak temannya itu seolah prihatin.

"Yang sabar, hidup lo emang harusnya begini"

"EXCUSE ME?"

bersamaan dengan suara teriakan Kaleb, Erick memilih untuk melarikan diri dengan berlari menyusul Liam dan calvin.

Sementara itu kaleb hanya tersenyum culas karena rencananya dan calvin berhasil, jika seperti ini kaleb benar-benar terlihat berbeda.

Kaleb mulai berjalan santai untuk menyusul teman-temannya dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana.

Sampai disana, dapat dia lihat Liam yang sudah duduk bersama dengan Jeff dan yang lain, tapi kaleb tidak melihat kehadiran Calvin dan Erick, seharusnya mereka sudah sampai lebih dulu bukan?

"Calvin sama Erick kemana?" Tanya kaleb setelah menempati ruang kosong di sebelah Nicholas.

"Toilet" jawab Jeff sekenanya karena tengah sibuk memainkan ponsel.

Kaleb menganggukkan kepalanya mengerti setelah mendapatkan jawaban dari Jeff, lalu dia mulai mengajak Nicholas dan Jake untuk bermain permainan video seluler bergenre multiplayer online battle arena dan disetujui oleh keduanya.

Antonio yang melihat teman-temannya sibuk dengan ponsel masing-masing pun berinisiatif memesan makanan untuk lunch mereka siang ini.

"Lo semua mau makan apa? Biar sekalian" ujarnya yang kini sudah mengambil posisi berdiri.

SECONDE VIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang