20. Sang Pelukis

61 5 0
                                    

[11.08, 18/5/2023] penolong sesama : Hai Yur, ini Andrea.

[11.30, 18/5/2023] gadis licik : Ya

[11.31, 18/5/2023] penolong sesama: (mengetik)

[11.35, 18/5/2023] penolong sesama: Kamu ada dimana?

[11.50, 18/5/2023] gadis licik: Knpa cari gw?

[11.52, 18/5/2023] penolong sesama: (mengetik)

[11.58, 18/5/2023] penolong sesama: saya harus ganti perban kamu

[11.58, 18/5/2023] gadis licik: gw sibuk hari ini. Besok aja.

[11.59, 18/5/2023] penolong sesama: sibuk apa?

[12.10, 18/5/2023] gadis licik: Kalau gue kasih tau, loe harus bantuin

[12.11, 18/5/2023] penolong sesama: mengetik

[12.15, 18/5/2023] penolong sesama: Ya

[12.30, 18/5/2023] gadis licik: Gw di kampus.

[12.32, 18/5/2023] penolong sesama: ok

*****

Yuri baru saja selesai membingkai sebuah lukisan. Baru saja ia keluar dari ruang studio namun langkahnya terhenti begitu melihat sosok yang sedang celingak-celinguk tak jauh darinya. Sebuah senyum terukir begitu saja saat mengenali sosok tersebut. Orang yang ia kira tak mungkin datang, kini ada di depan matanya. Sosok berkacamata itu tampak rapi mengggunakan kaos biru berkerah dengan celana cokelat berbahan chino.

Dengan semangat, Yuri segera menghampiri Andrea yang sedang bertanya kepada dua orang di bawah pohon akasia. Sebisa mungkin, Yuri menyembunyikan perasaan bahagianya.

"Gue disini," ucapnya ketus.

Andrea menoleh. Ia terlihat salah tingkah sembari mengusap belakang kepalanya.

"Kampus kamu besar juga ya. Saya hampir tersesat tadi," jawabnya.

"Loe beneran mau bantu gue kan?" tanya Yuri tanpa basa-basi.

"Ya, kamu kasih tahu dulu kamu sibuk apa," balas Andrea sambil melihat lengan kanan Yuri yang ditutupi oleh kardigan.

"Pokoknya bukan merakit pesawat ke bulan deh. Kamu ke sini naik apa?"

"Naik ojek online."

"Oke kalau begitu, kita berangkat sekarang," ujar Yuri seraya memberikan kunci motornya. Tanpa penjelasan lebih lanjut ia segera melangkah mendahului Andrea menuju parkiran motor.

"Kita mau kemana?" tanya Andrea bingung.

"Nanti gue kasih tahu jalannya."

"Iya, tapi kemana dulu saya harus tahu," seru Andrea sambil menjajarkan langkahnya dengan Andrea.

"Ikut saja."

Andrea hanya bisa mengalah. Gadis di sebelahnya ini memang paling suka membuatnya bingung dan terkejut.

Mereka lalu melaju menuju sebuah tempat yang diarahkan Yuri di atas motor. Berulang kali Andrea menanyakan tujuan namun Yuri hanya memberi tahu arah. Belum lagi lukisan yang ada berdiri diantara mereka membuat pandangan dari kaca spion menjadi terhalang. Setelah sekitar sepuluh menit di jalanan, yuri akhirnya memintanya berhenti di sebuah rumah makan.

"Kamu mau makan siang disini?' tanya Andrea bingung.

Yuri menggeleng. "Bisnis," jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Andrea mengikuti Yuri yang masuk ke dalam restoran yang cukup terkenal di kota ini. Andrea pernah mendengar nama tempat ini disebutkan rekan perawatnya, namun ini baru pertama kali dia datang ke sini.

Love Next Window Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang