07. Bukan Karena Aku Terbiasa

113 10 2
                                    


[Name] pov

Aku terbangun dari tidurku. Menyapa muichiro dan sarapan bersama. Sepertinya biasanya, kami melakukan hal yang sering kami lakukan. Tak ada yang spesial, namun aku bahagia melihatnya senang

Setidaknya berpura-pura adalah hal yang terbaik. Setelah beberapa kali mengelak, mereka percaya jika kejadian malam itu hanyalah hal yang sudah dirinya jelaskan. Tak perlu ada yang mengetahuinya lagi selain dirinya

Aku mulai sibuk melakukan hal yang harus aku lakukan. Yaitu menjalan misi dan misi

Menyelamatkan orang, membunuh iblis dan menyembuhkan orang lain. Bersembunyi, menangis dalam diam dan merasakan penderitaan yang hanya sesaat

Terlalu sering melakukan itu membuat diriku terbiasa. Bahkan rasa sakit yang awalnya sangat dahsyat tak lagi kurasakan. Apa aku mati rasa?

Hari ini aku lagi lagi melakukan misi dengan orang yang membuatku kebingungan sampai detik ini. Bahkan melihatnya sudah membuatku jengah

Kini kami berjalan ke sebuah desa, disana sangat banyak korban yang harus ku sembuhkan. Bahkan tak lagi kulihat wajahnya yang khawatir seperti waktu pertama kita melakukan misi bersama

Setelah menyelesaikan semuanya aku selalu pulang lebih dulu. Namun itu hanyalah sebuah alasan karena nyatanya aku akan bersembunyi di tempat yang menjadi tempat tinggal ku dahulu

Aku selalu kembali dengan banyaknya darah. Duduk, terdiam dan menunggu rasa sakitnya hilang. Tak perlu banyak tingkah dengan luka luka itu karena pada akhirnya akan hilang

Keesokan harinya aku kembali melakukan misi. Layaknya sebuah mesin aku selalu melakukan hal yang sama kedepannya. Mengobati bahkan membunuh iblis iblis. Sudah banyak iblis kiriman ayahku yang ku bunuh saat menjalankan misi

Tak ada yang peduli. Karena mereka percaya aku terbiasa dengan luka yang kudapatkan. Dan tanpa mereka tau rasa sakit ini sudah menjadi makanan sehati hariku. Bahkan aku lebih sibuk dari hashira hashira lainnya, bahkan ada kalanya aku sudah tak sanggup dan pulang dengan luka parah

Namun tak ada yang mengunjungi mu saat mataku tertutup rapat. Tak ada yang terlalu khawatir, dan tak ada yang takut kehilangan ku.

Ketika mataku terbuka aku selau melihat kumpulan ranjang kosong. Tak ada pengunjung dan tak ada pelayat disana. Hanya ada obat, dan segelas air untuk ku

Bahkan aku berpikir untuk apa aku hidup kali ini? Dan ada saat dimana aku berpikiran untuk menghampiri ayahku sendiri. Namun saat itu aku gagal karena ada sanemi di perjalanan menuju tempat yang tak mereka tau

Hingga aku menyadari jika ada keraguan di hatiku untuk melanjutkan semuanya. Ada hal yang merobohkan pendirian yang ku bangun dalam waktu yang sangat lama

Setelah aku sembuh aku di berikan waktu istirahat selama satu hari. Sungguh.. tidak berperasaan. Aku mulai membenci pekerjaan yang melelahkan ini

Kali ini aku menjalankan misi bersama obanai. Kita cukup banyak berbicara selama perjalanan karena obanai mengkhawatirkan kondisi tubuhku. Namun lagi lagi aku menyangkalnya degan ucapan baik baik saja

Sangat lucu karena setiap kali aku mengucapkan kata itu mereka selalu percaya. Padahal kenyataannya aku sangat jauh dengan kata itu. Bahkan sangking lelahnya aku sudah tak bisa merasakan emosi dari tubuhku. Bahkan saat aku tersenyum sudah tak ada lagi perasaan bahagia dan berbunga bunga seperti dahulu

Enemy To Lovers | SANEMI SHINAZUGAWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang