15. Ini baru permulaan

178 13 0
                                    


Tanjiro datang dan ikut menyerang muzan. Tak lupa zenitsu dan inosuke yang baru selesai di obati. Namun nyatanya melawannya sesulit itu, bahkan melawannya dengan banyak hashira sekalipun tak cukup

Sanemi, obanai, mitsuri dan gyomei terpental dan terluka parah. Sedangkan muichiro tak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah. Tanjiro dengan susah payah menyerang muzan sendirian karena tak ada orang yang mampu selain dirinya untuk saat ini

"MATAHARI AKAN TERBIT SEPULUH MENIT LAGI!!", Ucap para pembasmi iblis yang tak bisa ikut menyerang karena mereka tau mereka hanya akan menjadi beban

"Tahan!! Tahan muzan!! Tolong bantu tanjiro!", ucap mereka.

Senjata yang muncul di punggung muzan mengarah ke wajah tanjiro. Namun beruntungnya obanai melindunginya meskipun kedua matanya harus hilang dan seluruh wajahnya terluka

Sanemi bangkit, ia memegang kuat pedangnya meskipun rasa sakit di tangannya begitu hebat. Jari tengah dan jari manisnya buntung akibat terkena serangan. Bahkan tubuhnya seakan akan remuk akibat terbanting ke bangunan

Kini hanya tomioka dan sanemi sisa hashira yang masih kuat menyerang. Sedangkan obanai dan gyomei menjadi benteng pertahanan agar mereka tidak terluka. Bahkan obanai tidak melihat masa depannya dan merasa akan mati setelah ini. Ia juga melindungi mistsuri yang sudah terduduk penuh luka

"Matahari akan terbit lima menit lagi!!"

Muzan semakin panik. Dan perlahan tubuhnya membesar layaknya gumpalan yang berbentuk bayi yang memiliki rupa buruk. Para hashira juga sudah kehabisan tenaga karena muzan yang tak kunjung mati

Kini muzan tak menyerang. Ia hanya mencari tempat yang memiliki bayangan untuk bersembunyi. "HANCURKAN SEMUA TEMPAT YANG MEMILIKI BAYANGAN! JANGAN SAMPAI PARA HASHIRA MATI DAN LINDUNGI MEREKA MENGGUNAKAN TUBUH KITA!"

Perlahan tempat itu di penuhi mayat pemburu iblis. [Name] yang melihatnya segera berlari ke arah muzan, dengan penuh rasa amarah ia memeluk ayahnya dan seketika itu juga muzan meledak layaknya balon dengan daging daging nya yang berserakan

Setelah melakukan itu tubuh [Name] ikut terluka sama seperti ayahnya. Kulitnya mulai meledak satu persatu namun untungnya tak membuat rupanya hilang. Ia terjatuh duduk dengan rasa sakit yang menyiksa nya

"Tolong berhenti.. aku tidak mau ada korban lagi", lirihnya. Kini tubuhnya tercabik cabik dengan luka dalam yang merusak tubuh bagian dalam maupun luarnya

"Kita... Menang..."

Sorakan bahagia terdengar, begitu ayahnya mati semuanya bersorak bahagia karena penderita selama ribuan tahun itu telah usai. Para hashira yang melihat kedatangan [Name] yang dengan keren memeluk muzan hanya bisa tersenyum

"Kau ternyata memihak kami sampai akhir", tutur obanai. Ia dengan sempoyongan berjalan ke arah mitsuri dan memeluk tubuh wanita itu

Gyomei hanya tersenyum sambil menangis. Ia teringat adik adiknya yang sudah terbunuh iblis. Luka nya terlalu parah dan sebagai permintaan terakhir ia meminta seseorang untuk memegang tangannya dan setelah itu ia benar benar mati

Tanjiro terduduk lemas karena semuanya selesai. Bahkan ia tak tau akan bagaimana kedepannya jika [Name] tak datang dan memihak kepada muzan. Pasti semuanya akan jauh lebih buruk

Sanemi terbangun dari ketidak sadarannya. Hal yang pertama ia lihat adalah tubuh adiknya yang perlahan memudar. Dengan penuh luka sanemi tetap berjalan dan duduk memeluk genya di pangkuannya

"Tidak... Tidak kumohon tidak lagi...", lirihnya. Genya membuka matanya ketika melihat sanemi yang tengah memeluknya dengan lembut

"Ni-chan...aku minta maaf.. atas semuanya.. aku menyesal telah menyebutmu pembunuh..", tutur genya. Sanemi menggelengkan kepalanya, "tidak.. kau baik baik saja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enemy To Lovers | SANEMI SHINAZUGAWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang