"Kita semua punya masa lalu, namun hanya sedikit yang berani menjadikan masa lalu sebagai kekuatan.""Aagh..." Sebuah keluhan keluar dari bibir seorang gadis cantik yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tubuhnya terasa begitu lemas dan wajahnya yang semula cerah kini tampak sangat pucat. Mata gadis itu sulit untuk dibuka, namun ia berusaha sekuat tenaga untuk menyadarkan dirinya. "Sayang, kamu sudah bangun?" suara lembut seorang wanita paruh baya terdengar, penuh dengan keprihatinan. Gadis itu menoleh, berusaha membuka mata yang terasa begitu berat.
"A... air," ucapnya, suaranya serak dan lemah. Dengan cepat, seorang pria paruh baya yang tampak cemas segera mengambilkan segelas air dan memberikannya dengan lembut, membantunya minum sedikit demi sedikit.
"Terima kasih," kata gadis itu pelan, merasa lega setelah meminum air itu. Tubuhnya yang lemah sedikit terasa lebih segar, namun perasaan aneh masih menguasai dirinya.
"Zea sayang, apa kamu merasa baik-baik saja? Di mana yang sakit?" tanya Amira, wanita yang kini berdiri di samping ranjang, dengan mata penuh kecemasan. Zea mengangkat tangan dengan sedikit kesulitan, berusaha tersenyum meskipun hatinya masih dipenuhi rasa bingung.
"Aku baik-baik saja, Mommy," jawab Zea, berusaha meyakinkan ibunya meskipun ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Kedua orang tuanya mengangguk, meskipun mereka tampak ragu. Mereka memandangnya dengan penuh keprihatinan, seolah ingin memastikan bahwa Zea benar-benar dalam keadaan baik.
Namun, di dalam hati Zea, ada kegelisahan yang tak bisa ia hilangkan. Sesuatu yang terasa sangat asing, yang menyelubungi dirinya. Sebuah pertanyaan yang terus terngiang di pikirannya-"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Ingatannya terasa terpecah, seolah ada bagian dari dirinya yang hilang, dan hanya menyisakan kebingungan.
Flashback On
Di sebuah tempat yang begitu indah dan damai, sebuah danau yang luas terbentang dengan air yang jernih, dan taman bunga yang beraneka warna. Di tepi danau, seorang gadis cantik mengenakan gaun putih duduk di kursi kayu, matanya memandang keindahan alam yang menyelimuti tempat itu. Setiap sudutnya terasa begitu sempurna, begitu tenang.
"Wow, indah sekali... Tempat apa ini?" ucap Zena dengan takjub, matanya terpesona oleh pemandangan yang ada di hadapannya. Namun, saat ia berbalik, seseorang menepuk bahunya. Ia terkejut dan menoleh, melihat seorang gadis lain yang sangat cantik berdiri di belakangnya.
"Hai, kamu pasti Zena, kan? Aku butuh bantuanmu," kata gadis itu dengan senyum yang penuh misteri.
Zena sedikit kebingungan. "Siapa lo?" tanya Zena, mencoba mengerti situasi yang baru saja terjadi.
Gadis itu tersenyum lebar. "Kenalkan, nama aku Zea Lumina Citra Leonard. Aku butuh bantuanmu untuk mengungkap identitas seseorang. Kau bisa bantu aku, kan?" kata gadis itu dengan nada serius namun juga memancarkan sebuah kepercayaan yang dalam.
Zena masih merasa bingung, namun ada sesuatu dalam pandangan mata gadis itu yang membuatnya merasa seperti terikat. "Bagaimana caranya?" tanya Zena, merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik permintaan itu.
Zea tersenyum, tampak tenang. "Kau akan menempati tubuhku. Aku akan memberimu beberapa ingatan yang bisa membantumu dalam misimu," kata Zea, dengan nada yang begitu yakin.
Zena masih terdiam, mencoba mencerna kata-kata itu. Sebelum ia bisa merespons lebih lanjut, Zea menggenggam tangannya dengan erat. Tiba-tiba, dalam sekejap, Zena merasakan sebuah aliran energi yang begitu kuat masuk ke dalam tubuhnya. Rasanya seperti sebuah kaset yang diputar begitu cepat, menyebarkan ingatan-ingatan asing yang muncul dalam pikirannya. Segala sesuatu terasa begitu cepat dan luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN OF THE DARKNESS
Подростковая литератураJudul Awal : Zena or Zea Transmigrasi seorang gadis misterius yang cantik dan kejam juga memiliki banyak rahasia serta seorang queen mafia terkejam no1 yang bertransmigrasi ke tubuh saudara angkatnya tanpa ia sadari dan berusaha mencari keberadaan o...