15. ANTARA KEKUATAN DAN KERAGUAN

2 0 0
                                    

"Kegelapan yang kita hadapi sering kali datang dari dalam diri kita, namun dengan orang yang tepat, kita bisa menemukan cahaya."

"Lo!!" seru Zea, suaranya sedikit bergetar melihat sosok yang berdiri di depannya.

Sosok itu hanyalah bayangan dari masa lalu Zea yang sempat hilang. Wajahnya tetap datar, tanpa ekspresi, namun matanya menatap Zea penuh makna.

"Udah lama, ya, Zea," ucapnya dingin. Sosok itu tak lain adalah Alden Maheswari Djuhardian, teman masa kecil Zea yang dulu menghilang tanpa jejak dan selama ini tak pernah ada kabarnya. Mereka pernah sangat dekat, bahkan lebih dekat daripada saudara, namun sekarang Alden tampak seperti orang asing baginya.

Zea terdiam sejenak, tidak tahu harus berkata apa. Banyak pertanyaan membuncah di pikirannya, namun lidahnya terasa kelu. Tanpa mengucap sepatah kata pun, Zea mengalihkan pandangan dan masuk ke dalam jet yang telah menunggunya.

"Jadi... Lo calon Queen of Darkness yang baru?" tanya Alden dengan nada setengah mengejek.

Zea mendengus. "Jadi, lo balik hanya untuk ngeledek gue? Setelah sekian lama lo pergi tanpa kabar?"

Alden tersenyum tipis. "Gue balik karena gue punya tanggung jawab, Ze. Sama kayak lo sekarang. Dan lo harus tahu, nggak semua hal bisa lo lakuin sendiri. Lo butuh tim." ucapnya

Zea menatap Alden tajam, merasa tersinggung. "Gue nggak pernah butuh siapa-siapa, Al, dan gue juga udah punya tim" kata Zea

"Lalu kenapa lo masuk ke organisasi ini?" balas Alden dengan cepat. "Apa lo cuma mau kekuatan atau pengaruh? Atau ada hal lain?"

Mendengar ucapan Alden, Zea terdiam. Rasa ragu perlahan-lahan merayap masuk ke dalam hatinya. Selama ini, ia selalu merasa kuat dan bisa menghadapi segalanya sendirian. Namun, di hadapan Alden, temannya yang dulu menghilang, ia merasa seperti kembali menjadi sosok yang rapuh.

Suasana semakin dingin dan tegang, hingga tiba-tiba Rayyan datang menghampiri mereka. Ia menatap Alden dengan tatapan penuh kecurigaan, tetapi memilih untuk tidak mengungkapkan apapun.

"Kamu nggak apa-apa, Zeze?" tanya Rayyan, berusaha melindungi Zea dengan posisinya yang berdiri di sampingnya.

Zea mengangguk dan menarik napas dalam-dalam, berusaha mengembalikan ketenangannya. "Nggak apa-apa, Ray. Gue baik-baik saja."

Alden melirik Rayyan sejenak, kemudian memandang Zea dengan tatapan yang sulit diartikan. "Gue nggak akan kemana-mana, Ze. Gue di sini untuk bantu lo, sekaligus memastikan lo nggak terbawa arus kegelapan yang bisa menghancurkan lo."

"Tapi gue udah terlanjur bersatu dengan kegelapan itu, jadi lo gak akan bisa. Terkadang situasi dapat membuat kita melakukan sesuatu yang tidak terduga" ucap Zea, pikirannya terpecah antara masa lalu dan masa kini. Ia merasa terguncang dengan kemunculan Alden yang tiba-tiba, dan di saat yang sama, ia tidak tahu harus mempercayai siapa. Ditambah dengan Zea yang tidak terlalu mengenal Alden

Perbincangan itu berlanjut dalam keheningan, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Zea tahu bahwa penobatannya sebagai Queen of Darkness semakin dekat, dan tantangan yang harus ia hadapi pun akan semakin berat. Namun, yang kini membebaninya bukanlah sekadar tanggung jawab besar itu-melainkan keraguan terhadap siapa yang benar-benar berada di sisinya.

***

Malam hari...

"Mom, gimana penampilan ku?" tanya Zea kepada mommy nya.

"Kamu sangat cantik sayang" jawab amira

"Baiklah, mommy sama dady dan yang lain mau berangkat kamu mau ikut sekarang?" tanya Amira

QUEEN OF THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang