16. MAHKOTA DAN DENDAM

3 0 0
                                    

  "Setiap ancaman yang datang adalah ujian, dan setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh lebih kuat." 

Saat ini Zea dan Rayyan sedang duduk di belakang gedung.

"Ze, kenapa kau mengajakku kesini?" tanya Rayyan

"Untuk memberikan jawabanku" jawab Zea

Deg

Tiba tiba jantung Rayyan berdetak kencang

"J-jadi?" gugup Rayyan

"Lo udah berhasil taklukkan hati gue, dan gue gak bisa-"

"Apa maksudnya ini, kau bilang aku sudah berhasil mendapatkan hatimu tapi kenapa tidak bisa?" tanya Rayyan memotong ucapan Zea dengan mata berkaca kaca

"Yaa, kan gue belum selesai ngomong Rayy" geram Zea

"Y-yaudah lanjutkan" kata Rayyan dengan telinga memerah

"Maksudnya, gue gak bisa nolak buat lanjutkan hubungan ini dengan mu" ucap Zea

"B-benarkah?" tanya Rayyan memastikan dan Zea mengangguk. Lalu tiba tiba Rayyan menangis bahagia karena usahanya selama ini tidak sia sia.

"Lo nangis?" tanya Zea

"Hiks, kamu sihh" kata Rayyan

"Lah kok aku?, yaudah sini peluk" ucap Zea dan Rayyan langsung memeluknya sambil menangis terisak.

"Udah dong, bentar lagi acaranya mulai. Ayo, kamu cuci muka dulu" kata Zea dan Rayyan pun pergi ke toilet untuk membasuh mukanya.

"Zeze, apa aku bisa meminta sesuatu?" tanya Rayyan

"Apa" heran Zea

"Mulai sekarang ngomongnya pake aku kamu yaa" pinta Rayyan dan Zea mengangguk membuat Rayyan senang.

***

Malam ini, aula megah dipenuhi aura misteri yang tegang. Cahaya lilin-lilin besar memantul di dinding hitam dan emas, menghadirkan suasana yang mencekam dan agung. Zea pergi ke tempat makanan dan minuman. Lalu ia tertarik setelah melihat makanan dan minumannya, semuanya terbebas dari alkohol. Amira benar benar mempersiapkannya dengan baik. Lalu ia pergi berkeliling aula untuk melihat yang lainnya. Aula ini bukan hanya megah. Tapi juga desainnya yang klasik membuatnya lebih elegan.

***

D

isisi lain...

Rayyan sedang mengobrol dengan temannya, ia tak sengaja melihat ada seorang pria yang menaruh obat perangsang di minuman yang akan diberikan kepada Zea. Saat minuman itu sudah ada ditangan Zea dan akan diminum olehnya.

"Kenapa dia ada disini,dan apa yang ia masukkan kedalam minuman Zea" batinnya

Seketika Rayyan tersadar dan Rayyan langsung merebut minuman yang ada ditangan Zea.

"Kenapa lo ambil sihh, gue hauss rayy" kesal Zea

"Jangan minum ini, ambil minuman yang lain" kata Rayyan dingin

"Tapi kenapa?" tanya Zea karena sikap aneh Rayyan.

Lalu Rayyan memanggil salah satu pelayan dan menyuruhnya membuang minuman tersebut.

Sedangkan Zea, ia mengambil minuman lain karena takut dengan tatapan dingin Rayyan.

Sedangkan ditempat lain..

"Akhh sial, padahal sebentar lagi, gue bisa menikmati tubuhnya dan membuatnya jadi milik gue selamanya" batin orang itu dengan kilatan mata yang penuh dengan obsesi dan pergi dari sana.

***


Zea berdiri di tengah ruangan, memakai gaun hitam elegan yang menonjolkan aura kekuatannya. Di hadapannya, mahkota perak berukir simbol-simbol kuno terletak di atas bantal beludru merah, simbol supremasi yang akan segera ia warisi.

Di sekelilingnya, para anggota tertinggi organisasi Darkness Council duduk dalam diam yang penuh hormat. Mereka memandang Zea dengan tatapan serius, tahu bahwa malam ini adalah malam yang akan menentukan masa depan organisasi mereka. Di samping Zea berdiri Rayyan, sosok yang selama ini menjadi pendukung setianya. Mata Rayyan tak pernah lepas dari Zea, menandakan kepeduliannya yang mendalam.

Sosok wanita elegan, sang mantan Queen Darkness, atau lebih tepatnya sang mommy melangkah mendekati Zea. Pakaian hitam panjangnya berkilauan di bawah cahaya lilin, memancarkan kewibawaan dan kekuatan yang luar biasa.

"Alzena Queenzy Leonard," suaranya bergema, memenuhi seluruh ruangan dengan ketegasan, "Apakah kamu siap menerima tanggung jawab ini dan bersumpah untuk menjaga rahasia, kehormatan, serta kekuatan yang telah diwariskan kepadamu?"

Zea menarik napas dalam-dalam, matanya bertemu dengan tatapan sang mantan Queen. Di belakang semua ketenangannya, ia bisa merasakan darahnya berdesir. Semua yang ia pelajari, semua pengorbanan yang sudah ia buat, akhirnya membawanya ke titik ini.

"Aku siap," jawabnya tegas, suaranya mantap. Matanya bersinar penuh keyakinan, mencerminkan tekad yang tak tergoyahkan.

Sang mommy tersenyum tipis, lalu mengangkat mahkota itu dan perlahan mendekatkannya ke kepala Zea. Di momen itu, seluruh aula terasa sunyi seolah menahan napas, menunggu momen penobatan.

Saat mahkota hampir menyentuh kepala Zea, sebuah suara keras tiba-tiba terdengar dari arah pintu aula, memecah keheningan.

"Berhenti!"

Semua mata tertuju ke arah suara tersebut, dan sosok misterius yang mengenakan jubah hitam panjang dengan wajah yang tak terlihat karena memakai masker melangkah masuk. Suasana mendadak berubah tegang, bahkan para anggota Darkness Council terlihat saling bertukar pandang dengan kecemasan. Juga berwaspada.

Zea menoleh ke arah sosok itu, tatapannya tajam. Ia tidak mengenali siapa orang ini, namun jelas sosok itu membawa ancaman.

"Ada urusan apa Anda di sini? Dan siapa anda? " tanya Amira dengan nada dingin namun berwibawa.

Sosok misterius itu mengangkat wajahnya, memperlihatkan sepasang mata tajam yang penuh dendam. "Saya datang untuk mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik saya." ucap sosok misterius itu dengan senyum smirk dibalik maskernya

Seluruh aula sontak bergemuruh, dan para penjaga Darkness Council segera bergerak mendekati sosok tersebut. Namun, sosok itu mengeluarkan sebilah belati dari balik jubahnya, siap melawan siapa saja yang mencoba menghalangi.

Zea berdiri di tempatnya, berusaha untuk tetap tenang. Ia tahu malam ini bukan hanya soal penobatan, tapi juga soal pertarungan untuk membuktikan bahwa ia memang layak menjadi penerus Queen Darkness.

"Jika kamu berpikir bisa merebut kekuatan ini, silakan coba," ucap Zea dengan nada menantang, tangannya meraih belati kecil di sabuknya.

Tatapan mata sosok itu beralih ke Zea, dan tanpa banyak kata, ia langsung melompat maju, menyerang dengan kecepatan yang mengejutkan. Zea dengan sigap menangkis serangan pertama, dan dalam hitungan detik, aula megah itu berubah menjadi arena pertarungan sengit, yang akan menentukan siapa yang benar-benar berhak atas mahkota Queen Darkness.

Kira kira siapa orang orang misterius itu, dua sosok yang berbeda, atau satu sosok yang sama?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEEN OF THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang