PROLOG ✔

41 0 0
                                    


"Dunia ini penuh dengan rahasia yang tersembunyi. Seperti langit yang tidak pernah tampak sempurna, begitulah kehidupan kita, penuh dengan misteri yang menunggu untuk dipecahkan. Dan dalam dunia gelap yang aku masuki, tak ada yang lebih menarik daripada menjadi seseorang yang berbeda, seseorang yang tak terlihat oleh dunia."

Author POV

Di dalam ruangan yang sunyi, seorang gadis berwajah cantik terlelap dalam tidurnya, memeluk guling dengan nyaman di atas kasur queen size yang lembut. Tiba-tiba, suara teriakan yang membahana membangunkannya.

"ZENA! BANGUN! UDAH SIANG! KATANYA MAU KONSER!" teriak sang ibunda dari luar kamar, suaranya penuh ketegasan dan kesabaran yang mulai terkikis.

Zena terlonjak kaget. "Iyaaa, Bunda!" jawabnya setengah teriak, mencoba menenangkan ibu yang tak berhenti membangunkannya.

Setelah suasana kembali hening, Zena mengira ibunya sudah menjauh. Ia kembali menyelimuti dirinya, namun pandangannya tertuju pada jam dinding.

"Shit! Udah jam setengah delapan? Gue bisa telat konser!" gumamnya panik. Tanpa membuang waktu lagi, ia melompat dari kasur dan bergegas mengambil handuk untuk mandi.

Namun, sebelum sempat masuk ke kamar mandi, ponselnya bergetar.

drrrt... drrrt...

Zena menerima panggilan tersebut tanpa banyak basa-basi. "Halo?" tanyanya datar.

"Queen, konsernya dibatalin," ujar suara di seberang dengan cepat. "Gapapa kan?"

"Gapapa," jawab Zena singkat sebelum menutup telepon.

Tanpa rasa kecewa, ia justru tampak lega. Setelah mandi, ia mengenakan kaos hitam, jaket kulit, dan celana jins gelap, lengkap dengan sepatu bot. Ia pun turun ke dapur untuk sarapan. Keluarganya sudah berkumpul di ruang tengah ketika ia lewat.

"Good morning, semuanya!" sapanya lantang, membuat semua menoleh.

Bunda Vio menggeleng pelan. "morning-morning. Lihat tuh jam berapa!" tegurnya.

"Hehe, maaf, Bunda," balas Zena sambil nyengir.

Setelah sarapan, Zena kembali berkumpul di ruang keluarga.

"Kamu gak jadi konser?" tanya bunda.

"Nggak, katanya dibatalin," jawab Zena sambil melirik ayah dan ibunya yang tampak ingin bicara serius.

"Kalian sibuk gak? Bunda sama Ayah mau ngomong," ujar sang ibunda, pandangannya serius.

Zena duduk di samping ibunya. Ayahnya, Fatih Malik Dewantara, menatap mereka dengan mata penuh keraguan. "Ayah minta maaf kalau ini mengejutkan. Sebenarnya, Ayah dan Bunda bukan orang tua kandung kalian."

DEG.

"Ma-maksud kalian apa?" tanya Zena, suaranya bergetar. Di sebelahnya, Zenith, adik kandungnya, juga terdiam.

Bunda Vio menarik napas dalam. "Kami menemui kalian saat kecil. Waktu itu, ibu kandung kalian datang dengan tergesa-gesa, meninggalkan kalian demi keselamatan."

Flashback On

Lima belas tahun lalu, malam yang kelam.

Di depan pintu, seorang wanita berwajah panik menyerahkan dua anak kecil kepada pasangan Vio dan Fatih. "Aku titipkan mereka. Nyawa mereka dalam bahaya. Kumohon, jaga mereka seperti anak kalian sendiri."

Vio memandang wanita itu dengan bingung, namun akhirnya menerima kedua bayi tersebut.

Flashback Off

Air mata mulai mengalir di pipi Vio. Zena menggenggam tangan ibunya. "Terima kasih, Bunda, Ayah, sudah merawat kami," ucapnya dengan penuh ketulusan, memeluk kedua orang tua angkatnya.

"Kalau terjadi sesuatu, janji carilah orang tua kandung kalian," ucap sang ibunda.

Zena dan Zenith mengangguk berjanji, lalu berpamitan menuju markas Fallen Angel.

Di markas, suasana berubah tegang. Di tengah kebersamaan mereka, ponsel Zena bergetar lagi.

drrrt... drrrt...

"Halo?"

"Queen, the mansion was attacked and Mr and Mrs Dewantara died on the spot". Kata orang disebrang sana dengan panik

"WHAT!? OK, I'LL GO THERE RIGHT NOW."

Tutt

"Kenapa?" tanya Safira

"Mansion diserang dan bunda sama ayah tewas" ucap Zena lirih

Mata mereka membesar. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan rasa kehilangan yang begitu mendalam. Dalam sekejap, mereka langsung bangkit dan menuju mansion, ditemani beberapa anggota Fallen Angel yang segera berkumpul untuk melindungi keluarga ini.

Setibanya di mansion, pemandangan yang menghancurkan hati terpampang di hadapan mereka. Zena melihat kedua orang tua angkatnya terbaring tak bernyawa, darah masih mengalir dari luka di kepala mereka. Tangisnya pecah, begitu pula Zenith yang berlutut di sisi tubuh mereka.

Di tengah derita itu, ia merasakan kehadiran seseorang yang mendekat dengan langkah mengancam. Lalu, sebuah pistol mengarah tepat pada Zenith. Tanpa pikir panjang, Zena berlari untuk melindungi adiknya.

Dorr!

Dorr!

Dorr!

Tiga peluru bersarang di tubuhnya. Darah merembes dari tubuh Zena yang lemah. Ia tersenyum tipis sambil menatap adiknya yang histeris.

"KAKAKKK!"

"Pergi... dari sini... Temukan... orang tua kandung kita..." ucapnya terputus-putus, napasnya kian melemah. Perlahan, matanya mulai tertutup.

***

Di sisi lain,

Zea Lumina Citra Leonard, gadis yang merindukan cinta dari keluarganya, berdiri sendirian di tengah hujan yang mengguyur deras. Tubuhnya menggigil, tak hanya oleh dinginnya malam, namun juga oleh rasa sakit dan penolakan yang selalu ia terima dari saudara tirinya, Zayden.

"LO BUKAN ADEK GUE! LO CUMAN ANAK PUNGUT!" bentak Zayden yang memandangnya dengan tatapan penuh kebencian.

Zea terdiam, airmatanya tumpah. Ia tak mengerti mengapa ia selalu dianggap berbeda, selalu ditolak.

"Aku hanya ingin diterima, Bang... Aku hanya ingin punya keluarga..." bisiknya pelan, berharap suaranya tersampaikan.

Namun, Zayden hanya memalingkan wajah dengan tatapan dingin. Zea menahan tangis, lalu berlari keluar dari rumah, membiarkan kakinya menuntunnya tanpa arah. Hujan membasahi seluruh tubuhnya hingga ia merasa tubuhnya semakin lemah.

Tiba-tiba, sebuah mobil melaju kencang dari arah berlawanan. Cahaya lampu menyorot matanya, tapi ia tak bergerak, hanya tersenyum lemah.

"Maaf, mom... dad... Zea udah nyerah..."

BRUK!

Tubuhnya terhempas, darah segar mengalir dari luka di kepalanya. Sebelum kesadarannya menghilang, ia berbisik dalam hati, berharap ada seseorang yang bisa melanjutkan hidupnya dan menemukan kebenaran yang selama ini tersembunyi dalam kegelapan.

QUEEN OF THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang