chapter-15

61 18 0
                                    


Karna namtan yang hanya akan bekerja sesuai intruksi dari milk, kini namtan hanya mengikuti racha di perusahaan milik ayah mertuanya. Tadi pagi racha mengajak namtan untuk ikut pergi denganya bekerja, karna tidak bisa menolak namtan ikut saja toh dia tidak bisa tanpa racha.
Saat ini namtan menemani racha yang tengah memeriksa beberapa dokumen dimeja kerjanya, namtan hanya memperhatikan saja bukan tidak ingin membantu dia masih merasa sedikit lemas. Kalian taukan setelah bertugas sampai rumah kembali lagi bertugas untuk memuaskan istri kecilnya ini. Namtan memilih untuk tidur saja, dia harus mengembalikan staminanya sebelum menghadapi berbagai kemungkinan didepannya nanti.

Waktu berlalu begitu cepat dan sudah menunjukan jam makan siang, racha membangunkan namtan dan mengajaknya makan siang di kanti perusahaan.

"Tii-rakk... Bangunn kita makan dulu"

"Hemm" Guman namtan

"Ayo bangunnn... Ini sudah jam makan siang, sampai kapan kau akan terus tidur?" Racha kembali membangunkannya

"Akhh.... Jam berapa sekarang hmm?" Namtan bangun dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Jam setengah satu, nyenyak tidurnya hmm? "

"Tidak, bagaimana aku bisa tidur nyenyak sementara istriku sibuk bekerja" Ujar namtan dan memeluk racha.

"Ohh benarkah? Tapi kau sangat menikmati tidurmu, bahkan dari pertama sampai sini kamu langsung tidur"ledek racha pada namtan

" Itu karena aku sangat lelah semalam di tambah tadi pagi istri ku ini minta untuk dipuaskan, apa ini baik-baik saja?" Tanya namtan sambil menyentuh milik racha dari luar hal itu mendapat pukulan halus dari racha.

"Jangan menyentuhnya seperti itu, kau membuat ku malu, ayo kita pergi makan siang dulu." Ajak racha.

"Berikan dulu ciuman baru kita pergi" Tawar namtan dia memanyunkan bibirnya di depan racha. Racha tersenyum lalu menepuk bibir namtan.

"Tidak mau kau bau baru bangun tidur"

"Benarkah aku bau? Ini rasakan. Muach.. Muach.. Muach" Namtan menciumi seluruh wajah racha

"Emm.. Hentikan.. Hahaha itu geli" Racha mendorong namtan menjauh.

"Ayo berikan aku makanan pembuka" Namtan kembali melayangkan Ciuman-ciumannya namun kini ke leher jenjang racha.

"Euhngg.. " Mata racha terpejam menikmati ciuman namtan di lehernya. Bahkan tangan namtan sudah sibuk meremas dada racha.
Dengan lihai namtan membuka satu persatu kancing baju yang dipakai racha, menurunkan ciumannya lebih bawah lagi.

Saking asiknya dengan kegiatannya mereka tidak sadar jika saat ini tuan moe tengah menatap nyalang ke arah namtan. Dengan emosi yang menggebu tuan moe menghampiri mereka dan menarik namtan tanpa babibu langsung memberikan bogem pada pipi namtan.

Bugh..

"Apa yang kau lakukan pada putriku hah?!"

"Ayahh!" Racha menghampiri namtan dan memeriksa wajah namtan.

"Menjauh darinya" Tuan moe menarik racha menjauhkan nya dari namtan. Namun namtan menarik kembali racha

"Apa hak anda?" Tanya namtan menantang mertuanya.

"Racha putriku aku berhak atasnya, karena dia putriku ku"

"Lalu bagaimana denganku? Racha istriku sekarang, jika anda lupa aku yang lebih berhak atas racha daripada siapapun"

"Bedebah" Tuan moe kembali melayangkan pukulannya pada namtan, namtan tak melawan hanya menerima pukulan tuan moe.

"Ayahhh hentikannn!" Racha menarik tuan moe untuk berhenti memukuli namtan.
Dan berhasil tuan moe berhenti memukul namtan kini beliau menarik racha membawanya pergi namun, sebelum keluar vas bunga terbang dan membentur tembok tepat di depan keduanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 9 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Us! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang