(29) Langkah Baru

19 7 4
                                    

(Depan Gerbang Sekolah, 30 – 01 – 3028 jam 15.02).
Saat jam pulang tiba, Viona mencari dan menghampiri kakak-kakaknya di gerbang.

"Itu Viona." Kata Matthew.

"Ayo kita pulang.” Kata Leon.

Viona memegang tangan Leon. "Kak, tunggu." Katanya.

Leon berhenti dan menatap Viona, sementara Daniel dan Matthew juga memperhatikan dengan serius.

"Kenapa?" tanya Leon.

"Umm, begini kak, aku mau pergi ke rumah Sheila, aku mau menjenguknya.” Kata Viona dengan lembut.

Leon diam, memikirkan sesuatu.

"Boleh?" tanya Viona dengan harapan.

"Aku dan Daniel masih harus berlatih bersama.” Kata Leon, mencoba menjelaskan situasinya.

"Biar aku yang mengantar Viona.” Usul Matthew dengan senyuman.

Viona tersenyum bahagia mendengar perkataan Leon.

"Baiklah.” Kata Leon, mengiyakan permintaan Viona.

"Yeeeyy.” Seru Viona penuh kegembiraan.

"Setelah selesai latihan dengan Daniel, aku akan pergi menjemputmu.” Kata Leon, memberi jaminan pada adiknya.

"Baik, Kak.” Jawab Viona dengan senyum penuh rasa terima kasih.

Demikianlah Viona pergi bersama Matthew ke rumah Sheila. Setelah selesai mengantarnya, Matthew pun pulang ke rumah.

⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆

(Rumah Sheila, 30 – 01 – 3028 jam 17.22).
Dua jam berlalu, Leon pergi menjemput Viona di rumah Sheila.

Viona sudah menemaninya sepanjang hari, saling bertukar cerita dan perasaan, hingga Sheila mulai merasa lebih baik setelah bosan di rumah seharian.

Setiba Leon, ia mengetuk pintu. Viona tahu bahwa itu kakaknya, ia pamit pada Sheila dan keluar.

⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆

(Hillcrest, 30 – 01 – 3028 jam 17.30).
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Viona memberitahu Leon apa yang sudah dia dapatkan dari Lionel hari ini di perpustakaan.

"Kak, hari ini aku belajar banyak tentang tongkat sihir dari Lionel. Dia menjelaskan bahwa setiap orang dapat menggunakan kekuatan tongkat sihirnya untuk mengabulkan keinginannya.” Ujarnya.

"Iya, aku juga mendengar hal itu sebelumnya.” Kata Leon sambil mengangguk.

Namun, Viona memiliki rencana baru yang ingin dia sampaikan pada kakaknya.

"Aku merasa aku terlalu membebankanmu dalam membantu misiku, Kak. Mungkin aku harus menunggu sampai waktunya aku mengikuti ujian sihir dan mendapatkan tongkat sihirku sendiri. Setelah itu, aku akan mencari anak yang hilang itu.” Paparnya.

Namun, Leon tidak sepenuhnya setuju.

"Tapi, bukankah kakek Albert memiliki batasan waktu dalam memberikanmu separuh kekuatannya?" tanya Leon dengan penuh pertimbangan.

"Iya.” Jawab Viona, mengerti maksud kakaknya.

"Tapi sebenarnya, beberapa hari ini, selama aku menemani Daniel latihan, aku jadi memiliki minat untuk tidak mengambil kelas tambahan sesi kedua.” Ungkap Leon.

Viona terdiam sejenak, mencoba memahami apa yang kakaknya bicarakan.

"Jadi, sebenarnya aku sudah membulatkan tekad untuk mengikuti ujian sihir di bulan ini. Aku justru ingin membantu kamu dengan tongkat sihirku nanti. Aku ingin membantu kamu mencari anak yang hilang itu, lagi pula dia juga sepupuku.” Lanjut Leon.

Eleven CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang