(42) Kepedihan Masa Lalu

24 5 7
                                    

Satu minggu telah berlalu.

Saat Viona duduk di kebun rumahnya yang penuh dengan tanaman hijau, dia merasakan udara yang sejuk menyegarkan. Suara burung-burung berkicau dan dedaunan bergoyang lembut oleh angin pagi.

Meskipun masih ada kekhawatiran tentang pembangunan Sekolah Yvonne yang belum selesai, suasana damai dan tenang di kebun rumahnya memberikan ketenangan pada Viona.

Selama seminggu terakhir, kehidupan kembali berjalan seperti semula. Lionel telah menetap bersama bibi Teresa, dan mereka mulai membangun hubungan kekeluargaan yang baru. 

Bibi Teresa dengan hangat telah menerima Lionel sebagai anaknya sendiri, menciptakan ikatan yang kuat di antara mereka.

Pembangunan Sekolah Yvonne masih berlangsung, namun banyak kantor yang masih libur karena proses pemulihan pasca-bencana.

Viona, bagaimanapun, telah meninggalkan kekuatan dan pertemuan dengan leluhurnya. Meskipun kehilangan kekuatan yang dimilikinya sebelumnya, Viona merasa lega dan bahagia dengan keadaan saat ini, menikmati ketenangan dan kehidupan yang damai di kebun rumahnya.

⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆

(Halaman Belakang Rumah Viona, 14 – 02 – 3028 jam 08.00).
Tidak lama kemudian, ayah Viona membuka pintu belakang rumah.

Ia sedang ingin menyiram kebunnya, sesaat ia melihat putri cantiknya yang sedang duduk di kursi kebun. Ayah Viona mendatangi Viona dan duduk di sampingnya.

“Hai, Ayah.” Kata Viona.

“Hai, sayang.” Kata ayah.

“Apa yang sedang kamu lakukan di kebun ini?” tanya ayah.

“Aku sedang menikmati matahari pagi dan cuaca sejuk ini.” Kata Viona.

Ayah ikut menatap langit.

“Indah, bukan?” tanya Viona.

“Sangat indah.” Kata Ayah.

“Semua terasa sangat cepat bila sudah berlalu. Rasanya baru saja kemarin aku mendapat kekuatan dari kakek Albert. Sekarang aku sudah menyelesaikan tugasku dan mengembalikan keluargaku menjadi utuh.” Cerita Viona.

“Semua yang kamu lalui sangat panjang ya.” Kata Ayah.

Viona mengangguk.

“Tetapi semua tidak bisa kulalui tanpa kak Leon juga.” Kata Viona.

Tidak lama kemudian, ayah menghela nafasnya. 

“Nak.” Panggilnya.

“Iya?” kata Viona.

Ayah menatap Viona.

“Ayah minta maaf ya... ayah tahu kalau selama ini ayah sangat jahat padamu, nak.” Kata ayah.

Viona menatap Ayah dengan kaget.

“Ayah terlalu egois dan hanya ingin semua yang ayah mau terwujud. Ayah memaksakan semuanya sesuai dengan keinginan, padahal ayah bukan siapa-siapa.” Kata Ayah.

Viona terdiam mendengar perkataan ayahnya.

“Nak, sebenarnya kutukan yang menutupi inti kekuatanmu juga sama seperti ayah. Ayah juga memilikinya.” Kata Ayah.

“Ayah juga?!” tanya Viona yang terkejut.

“Iya, nak, itu turun temurun mulai dari leluhur kita.” Kata ayah.

Viona terdiam mendengar perkataan Ayah.

“Jadi begini, dulu sekali, leluhur kita itu juga orang Ivy World. Tapi suatu saat ada kejadian hebat yang membuat dia terkena kutukan dan harus dibuang ke Human World. Itu kutukan yang melekat pada kita sampai keturunan ke-11, yaitu kau, Viona.” Kata ayah.

Eleven CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang