(Kelas 15-A, 30 – 01 – 3028 jam 07.58).
Hari berikutnya membawa suasana baru di kelas 15-A. Langkah Viona memasuki ruang kelas dengan penuh semangat.Tanpa ragu, ia menuju kursinya yang sudah menjadi tempat berpijaknya di dunia pelajaran ini.
Tasnya diletakkan dengan rapi di samping kursi, mengisyaratkan kesiapan untuk menjalani hari ini dengan penuh semangat.
⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆
(Kelas 15-A, 30 – 01 – 3028 jam 08.00).
Suara berdentingnya bel sekolah menjadi penanda gerbang tertutup, mengurung segala harapan yang belum terealisasi di luar sana.Viona, dengan tatapan penuh harap, mengarahkan pandangannya ke arah pintu kelas, menanti kehadiran Sheila yang belum juga terlihat.
Tidak butuh waktu lama bagi dua gadis yang masuk ke dalam kelas. "Huff, untunglah kita berhasil menyusup." Ucap salah satu dari mereka, menggelontorkan kelegaan dalam setiap kata yang terucap.
"Lylia." Panggil Viona dengan suara hangat.
"Iya?" jawab Lylia, menatap Viona dengan rasa ingin tahu.
"Apakah kamu hampir terlambat?" tanya Viona dengan nada cemas.
"Iya." Jawab Lylia singkat.
"Apakah Sheila berada di luar?" tanya Viona, membawa harapan kecil dalam suara yang terdengar.
"Oh, maaf, aku tidak tahu. Sepertinya dia tidak datang hari ini. Kami tidak melihatnya dalam perjalanan menuju ke sini." Ujar Lylia dengan nada prihatin.
Teman Lylia yang berdiri di sebelahnya mengangguk setuju, menguatkan cerita yang terucap.
"Begitu..." Ucap Viona dengan suara yang terengah-engah, menyelipkan rasa terima kasih dalam kalimat yang singkat.
Viona tetap berdiam diri di tempat duduknya, menari dalam keheningan yang tak terucap.
Sedangkan Kei, duduk dengan tenang di mejanya, menyerap setiap percakapan yang bergulir di antara mereka.
⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆
(Kelas 15-A, 30 – 01 – 3028 jam 09.50).
Jam istirahat tiba dan bel sekolah berbunyi. Profesor Arcanus berdiri di depan kelas, senyum lembut menghiasi wajahnya yang bijaksana."Anak-anak, terima kasih untuk perhatian kalian semua, pertemuan kali ini saya akhiri sampai disini." Ucap Profesor Arcanus.
Dia melangkah keluar kelas dengan langkah mantap, meninggalkan murid-muridnya yang terhormat dalam kehangatan kelas.
Kei berdiri dan menghampiri Viona. Dengan senyum ramah, dia menawarkan, "Viona, maukah kamu ke kantin bersamaku?"
"Oh, tentu saja.” Jawab Viona dengan senyum ceria.
⋆˖⁺‧₊☽ ☾₊‧⁺˖⋆
(Koridor Sekolah, 30 – 01 – 3028 jam 09.52).
Mereka berdua berjalan ke kantin, menyusuri koridor yang dipenuhi dengan cerita-cerita siswa yang berlangsung sehari-hari.Di sepanjang jalan, ada bisikan-bisikan gadis-gadis yang menggelitik telinga.
"Ah, beruntungnya Viona memiliki kakak yang tampan dan teman-teman mereka yang ganteng." Bisik salah satu gadis dengan iri.
"Iya, aku pun iri dengan Sheila, teman Viona. Hanya karena dekat dengan Viona, dia sudah bisa makan di meja yang sama dengan keluarga Wesley dan juga para laki-laki ganteng di sekolah." Timpal gadis lain dengan nada cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleven Curse
FantasiaGadis Yang Di Benci Ayah dan Salah Satu Kakaknya, Hanya Karena Dia Tidak Memiliki Kekuatan Sihir?! Lalu? Apa Yang Terjadi? . . Seorang Leluhur Akan Muncul Di Hadapan Gadis Ini Dan Memberi Tahu Dia Sebuah Rahasia ! Yuk di Baca ! 😊 [ Status : Ongoing...