Sudah ada sekitar setengah jam selepas Sasusaku tiba di mainsion Uchiha, kini Sakura tengah mengobrol dengan calon ibu mertuanya, jujur gadis itu pun tak mengira ternyata Sasuke lah yang akan dijodohkan dengannya. Jika, saja ia tahu mungkin dirinya akan menolak ajakan Sasuke untuk berpura-pura menjadi pacar pemuda itu.
Jangan kalian kira Sakura ingin dijodohkan, tentu saja gadis merah muda itu tidak ingin dan sama halnya seperti Sasuke, Sakura sudah memikirkan bagaimana caranya lolos dari perjodohan ini selama satu minggu lamanya.
Namun dilain sisi jika ia menolak maka sang ayah akan mencabut fasilitas Sakura seperti kartu black kard yang diberikan ayahnya di ulang tahunnya yang ke-17, mobil BMW keluaran terbaru yang didapakannya karena mendapat juara 1, hp apel keluaran terbaru hasil ia membanu menjaga neneknya yang sakit, dan barang-barangn lainnya.
Sepolos apapun Haruno Sakura itu hanya wajahnya, bukan sifat aslinya, ia mungkin terlihat lugu tapi kalian tidak tahu masa lalunya bukan?
.
Sementara itu_
Uchiha Sasuke putra bungsu keluarga Uchiha yang terkenal sangat nakal bin brandal itu kini tengah beradu tatap sengit dengan sang kepala keluarga Fugaku Uchiha, bagaimana ia tak habis fikir bahwa gadis yang ia bawa dan dikenalkan sebagai kekasih untuk melepaskannya dari perjodohan justru orang yang akan dijodohkan dengannya. Dunia sungguh sempit yah.
"Pah, apa tak salah kau menjodohkanku dengan gadis ini?" Tanya Sasuke kepada pria paruh baya yang kini duduk disebrangnya sambil menyeruput secangkir kopi.
"Hn, kenapa? Kau keberatan dengan keputusanku? lagi pula bukankah kalian sudah menjadi sepasang kekasih?" Tanya balik Fugaku sang kepala keluarga.
"Itu hanya pura-pura." Ucap Sasuke jujur.
Fugaku sempat terkejut dengan penuturan putra bungsunya namun setelahnya ia kembali menetlakan ekspresinya, "Untuk menggalkan perjodohan kalian?" Tanya Fugaku dan diangguki oleh Sasuke.
"Pah, ini zaman moderen, bukan zaman dulu lagi, tidak usah lah pake segala dijodoh-jodohin. Sasu bisa kok nyari istri sendiri." Ucap Sasuke yang masih kukuh tidak ingin dijodohkan.
"Tidak, keputusanku sudah bulat. Kau akan menikahi Sakura saat kalian lulus kuliah nanti." Ucap Fugaku mutlak.
"Pah." Rengek Sasuke yang masih berusaha membujuk papahnya.
"Terserah kau jika ingin merengek, tapi keputusanku tak akan berubah." Ujar Fugaku tegas. "Lagi pula sebelum kau menolak, cobalah untuk mengenalnya lebih dulu Sasuke. Ibumu juga kelihatannya setuju dengan keputusanku." Lanjutnya sambil melirik sang istri yang kini tengah berbincang ria dengan gadis merah muda yang dijodohkan dengannya.
"Sepertinya tak ada gunanya juga aku berdebat denganmu." Ucap pria itu yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan tersebut.
Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan Sasuke sempat menoleh untuk melihat calon tunangannya itu yanng kini tengah berbincang dengan sang ibunda. 'Merah muda, hn? Kita lihat seberapa lama kau mampu bertahan disisiku Haruno.' Batinnya menyeringai.
Seletahnya pemuda itu memutuskan untuk pergi kekamarnya dan merenungi nasibnya, mungkin?
.
Sementara disisi Sakura sendiri gadis itu terlihat sudah begitu akrab dengan sang Camer (Calon mertua), terbuakti dari keseruan mereka berbincang membahas banyak hal.
'Aku rasa tidak buruk juga menerima perjodohan ini.' Batin Sakura.
"Jika kau memang suka, kapan-kapan mainlah kemari dan kita memasak bersama." Ucap Mikoto.
"Iya buna, kedengarannya seru." Ucap Sakura menanggapi.
"Oh ya, Saki suka drakor?" Tanya Mikoto lagi.
"Tentu buna, tapi Saki juga suka drama lokal juga." Jawab Sakura.
"Bagus lah, buna jadi ada teman nonton deh." Ucap Mikoto.
Begitulah kurang lebih percakapan mereka berdua yang asyik membahas segalahal, dari Mikoto yang menanyakan Sakura mengenakkan skincare apa sampai kulit gadis itu terlihat begitu sehat dan terawat, makanan kesukaan Sakura, sampai drama favorit gadis itu. Sakurapun tidak segan untuk menjawab seluruh pertanyaan Mikoto karena wanita itu yang begitu nyambung dengan percakapan anak muda.
Yakan mamih Miko juga mau gaul ya gak?
.
Dikamar Sasuke pemuda itu terlihat hanya berbaring di atas kasur king sizenya sambil menatap kosong langit langit kamar bernuansa putih itu.
"Kenapa harus aku? Kenapa tidak Itachi saja yang dijodohkan?" Gumamnya.
Drtt...
Drttt...
Suara dari handphonnya yang ia lekakan disamping kepala sukses untuk membuyarkan lamunannya dan langsung mengangkat telfon tersebut yang ternyata dari si jabrik Naruto.
"Hn, ada apa?" Tanya Sasuke.
"[Sasuke sepupuku yang paling tamvan, jemput akoh dong heheh.]" Jawab Naruto dengan nada manja yang seketika bikin Sasuke mual mendengarnya.
"Gak usah sok imut lu." Ketus Sasuke.
"[Heheh, yaudah lo buruan jemputgua di halte deket sekol.]" Jawab Naruto cengengesan.
"Dih males, mang mobil lo kemana?" Ujar Sasuke.
"Disita bokap, udah gece besok minggu ini sekalian gua nginep di rumah lo, dikamar bang Ita juga gak papa." Ucap Naruto dari sebrang sana.
"OGAH! Minta Itachi aja sono." Ucap Sasue menekan kata Ogahnya.
"[Emang dia gak kerja?]" Tanya Naruto.
"Sip malem kalau gak salah." Jawab Sasuke.
"[Oke gua telfon bang Ita.]" Ucap Naruto yang langsung mematikan telfon secara sepihak.
"Cik, dasar merepotkan." Gerutu Sasuke yang kini kembali melamun menatap langit-langit kamar sambil merenungi nasib.
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Lover
FanfictionBagaimana jadinya jika Seorang brandalan sekolah seperti Uchiha Sasuke di jodohkan dengan seorang gadis lugu berwajah polos seperti Haruno Sakura? Karakter Naruto tetap milik Matashi Kishimoto, saya hanya meminjam untuk keperluan cerita. Cerita ini...