Belajar Bersama

161 13 0
                                    

Sasuke terlihat begitu sabar mengajarkan Sakura yang tak kunjung mengerti dengan materi fisika yang diajarkan tadi siang.

"Nah jadi, kalau Hukum Newton 1 itu sama aja kayak kalau kamu lagi di bonceng sama aku, terus aku tiba-tiba rem dadakan tapi kamu gak ngejengkang ke belakang atau maju nabrak badan aku." Jelas Sasuke.

"Kalau yang hukum ke 3?" Tanya Sakura.

"Itu timbal balik, Ra. Sama aja kayak kamu dorong Ino ke kolam renang, Ino pasti reflek narik kamu juga, jadi kalian bakal nyebur sama-sama." Jawab Sasuke sambil memberi perumpamaan.

"Oooh, kalau gua yang dorong lo, lo bakal narik gua apa pasrah?" Tanyanya.

"Tergantung reflek aku, tapi kalau itu orang lain aku balik posisinya biar dia yang nyebur. Tapi aku pastiin kamu gak jatuh, aku gak mau kamu kenapa-napa." Jawab Sasuke.

Sakura merona saat mendengar jawaban Sasuke. 'Ini cowok keknya seriusan suka sama gue deh? Eh, tapi kalau dia main-main? Enggak-enggak gue gak boleh salting sama dia.' Iner Sakura berusaha menepis perasaan yang menghampirinya.

Keduanya pun kembali melanjutkan pekerjaan mereka, dengan Sasuke yang kembali mengajarkan Sakura apa yang gadis itu tak mengerti.

Sampai sebuah dering ponsel memecahkan keseriusan keduanya. Sasuke dengan sigap mengangkat telepon tersebut yang ternyata dari Naruto.

"Hm? Napa lo nelpon?" Tanyanya to the point.

Di sebrang sana Naruto meringis saat mendengar nada dingin Sasuke yang terdengar acuh tak acuh. Sebelum akhirnya ia mengatakan maksud dan tujuan ia menelepon pemuda raven tersebut.

"[Anak suna ngajak ribut tuh. Mau diladenin apa enggak?]"  Ucap Naruto

"Ngapain lagi emangnya?" Tanya Sasuke.

"[Shika dikroyok pas balik tadi.]" Jawab Naruto.

"Bonyok aja apa sampe pingsan?"

"[Bonyok dikit, ini lagi diobatin sama suster Choji.]" Ujar Naruto dengan nada cengengesan.

"Biarin aja dulu, kalau mereka tambah bringas baru kita serang." Titah Sasuke.

"[Kalau mereka yang nyerang duluan?]" Tanya Naruto sebelum sempat Sasuke menutup telponnya secara sepihak.

"BANTAI!!!" Tegas Sasuke yang langsung menutup telponnya sebelum Naruto sempat berbicara lagi.

.

Di tempat Naruto, pria itu langsung bergidik saat mendengar nada dingin nan kejam yang Sasuke lontarkan dengan penuh penekanan pada kalimat terakhirnya.

Sementara Shikamaru yang saat itu masih diobati lukanya oleh Choji semakin meringis. Karena, Choji menekan lukanya sembarangan.

"Pelan-pelan, goblok!" Ujar Shikamaru kesal.

"Maap, gak sengaja, tapi niat." Ucap Choji dengan wajah tanpa dosanya.

Yang diajak bicara hanya menatapnya malas. Sementara Neji yang kebetulan ada di sana hanya menyimak sambil menikmati rokoknya.

"Nar, Sasuke bilang apa?" Tanya Shikamaru.

"Dia bilang, biarin aja dulu. Tar kalau mereka makin seenaknya baru kita serang, kalau mereka nyerang duluan langsung bantai aja." Jawab Naruto menjelaskan.

"Asik war kita. Btw, panglima turun, kan?" Kata Neji menyeringai penuh makna.

"Turunlah! Mana mungkin enggak. Apa lagi kalau mereka sampe berani nyandra." Tukas Naruto.

"Dah lama kita gak olahraga." Tutur Shikamaru yang telah selesai diobati.

"Yeh, olahraga-olahraga. Baru digebukin segitu aja udah bonyok, miris miris kesakitan." Ejek Naruto.

"Kek lu enggak aja." Balas Shikamaru.

"Enggak lah. Kan gua dah biasa kena amuk emak jadi badan gua dah kebal terhadap pukulan-pukulan kurcaci kek gitu." Ujar Naruto bangga.

"Iya deh didikannya mamih Kushina mah kuat." Seru Shikamaru mengalah.

Tak bisa dielakkan kalau faktanya Naruto memang sering mendapatkan pelatihan bertahan hidup dari ibunya. Terutama saat pria duren itu mendapatkan masalah. Ia pasti berusaha mati-matian agar tidak terkena amukan dari ras terkuat di bumi itu.

Naruto yang goblok bin dongo pun bisa jadi sejenius Albert Einstein, jika sudah dihadapkan pada sang ibu. Ia akan memutar otaknya untuk mencari cara agar tak kena omelan ibunya. Karena, semua tips and trik dari ayahnya tak berguna satupun.

Jadi, mereka tak heran jika Naruto tidak akan terluka terlalu parah jika habis tawuran. Karena pastinya pria itu menghindari luka yang dapat dilihat mata. Bukan takut Kushina akan khawatir, namun sebaliknya. Ia takut ibunya itu tahu dia ikut tawuran dan berakhir babak belur. Kushina tidak akan khawatir jika begitu, sebaliknya ia akan balik memukuli Naruto sambil berteriak. "Anak kurang ajar! Kau ku sekolah kan untuk belajar. Bukan untuk bergaya-gayaan ikut tauran!!"

Kalau kalian bertanya Sasuke. Tentu saja! Tentu saja dia tidak beda jauh dari Naruto, hanya yang memarahinya bukan Mikoto, ataupun Fugaku. Melainkan sangkakak tersayang. Itachi.

Karena dulu pernah sekali Sasuke ikut tawuran dan berakhir di kantor polisi. Itachi yang melihat keberadaan adiknya diantara pemuda-pemuda pembuat onar lainnya hanya bisa menepuk jidatnya frustasi. Walau akhirnya ia tetap membebaskan adiknya meskipun harus berjanji dan dapat menjamin bahwa adiknya itu tak akan terlibat lagi.

Itachi tak akan segan untuk mencabut fasilitas Sasuke. Karena ia mendapatkan akses itu dari sangayah yang telah mengamanahkannya. Bahwa! Itachi boleh melakukan apapun jika Sasuke terlihat tawuran, dan hal yang merupakan kenakalan diluar batas normal.

Kalian tak usah bertanya, apa yang Itachi lakukan pada Sasuke? Karena saat ketahuan terlibat tawuran, Itachi tak segan langsung mengambil semua alat komunikasi Sasuke. Jangan pikir Sasuke cuman punya handphone untuk alat komunikasi! Karena pria itu selalu sedia walkie talkie, untuk berjaga-jaga jika handphonenya disita.

Tak hanya alat komunikasi, Itachi juga menyita beberapa kartu kredit Sasuke, selama hampir 6 bulan. Bayangkan saja jika kalian jadi Sasuke! 6 bulan kartu kredit disita, sedangkan tidak diberi uang jajan harian, berarti selama 6 bulan itu kalian tidak jajan. Mana kuat, author aja gak kuat!

Dan disaat seperti itulah, otak jenius Uchiha berputar. Walau harga diri uchihanya jatuh, Sasuke pasti akan melakukannya demi uang jajan. Yap! Dia akan bekerja. Ia akan melakukan pekerjaan apapun, termasuk bercosplay menjadi pengamen jalanan bersama rekan-rekannga yang lain.

Oleh sebab itu kedua pemuda itu. Naruto dan Sasuke. Selalu menghindar tauran, atau bentrokan apapun itu yang dapat merugikan mereka. Karena taruhannya, jika, tak mendapat fasilitas hampir 1 tahun. Ya di blacklist, lalu disuruh menandatangani surat perjanjian, jika mengulangi kesalahan yang sama maka mereka siap namanya ilang dari kartu keluarga. Kejam? Tapi memang harus begitu. Selain untuk pembelajaran tapi hal seperti ini pun dapat menumbuhkan efek jera agar mereka tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama lagi. Kan masih banyak kesalahan yang lainnya, yang belum pernah dicoba.

To be continue....

My Naughty LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang