Sasuke menghentikan kendaraannya ditempat ia dan teman-temannya biasa nongkrong. Melepaskan helem nya dan bergabung bersama beberapa anak yang telah berada disana.
Sudah ada Naruto dengan gitarnya. Shikamaru dengan luka yang masih terbalut plester. Sai dengan sketsbooknya. Neji dengan kopi hitamnya. Dan Choji dengan keripiknya.
"Siapa yang ngeroyok lu Shik?! Bener anak Suna?" Tanya Sasuke yang langsung mendudukan dirinya di kursi kosong disamping Naruto.
"Siapa yang bilang?" Tanya balik Shikamaru.
"Tuh, spons cuci piring." Jawab Sasuke sambil menunjuk Naruto dengan dagunya.
"Anak Ame, bukan Suna. Siapanya gua gak tau. Yang gua inget, mereka tiba-tiba nyegat gua pas arah pulang, terus ngeroyok gua, untung gua bisa kabur." Jelas Shikamaru.
"Hm, berapa orang?" Balas Sasuke yang kini mulai menyalakan rokoknya.
"Sekitar 5 orang." Sasuke hanya mendengarkan sambil menghembuskan asap rokok yang dihisapnya.
Mereka pun melanjutkan perbincangan ringan pagi itu, seraya sesekali membahas strategi untuk melawan SMA Amegakure, jika mereka mengibarkan bendera perang.
Sasuke selaku panglima tempur Konoha high school. Hanya mendengarkan segala usulan dari teman-temannya, dan memberikan jalan tengah terbaik bagi mereka.
"Kita harus omongin sama anak-anak yang laen. Nej, lu hubungi anak-anak kita selesai masalah ini nanti malem. Termasuk atur strategi dan....." Sasuke menggantungkan ucapannya seraya ia mematikan rokok yang terselip diantara dua jarinya. "Kita tentuin siapa yang mau ngibarin bendera duluan." Lanjutnya dengan seringai yang mengerikan.
.
.
.
Disisi lain, Sakura dan kedua temannya terlihat sedang duduk santai sambil berbincang ringan sebelum kelas dimulai. Hinata duduk di kursi Naruto yang berada didepan meja Sakura dan Ino, untuk mempermudahnya berbicara dengan kedua sahabatnya itu."Gua masih gak nyangka sih, Ra. Kalau yang di jodohin sama lo itu Sasuke." Ucap Ino seraya memikat pelipisnya.
"Gue juga, No. Kok bisa sih, gadis baik-baik kek Sakura malah dapet modelan berandal kek Sasuke?" Timpal Hinata.
"Lah, lo sendiri gadis pinter dari keluarga Hyuga malah suka sama cowok modelan Naruto yang otaknya ilang separo gitu." Balas Ino sarkas.
"Beda cerita, No. Eh ya, btw lo nyasar gak sih? Sejak perjodohan itu, sikap Sasuke beda banget. Maksud gue gak biasanya tuh cowok bae sama cewek gitu." Ujar Hinata.
"Iya sih, biasanya kan dia gak tertarik tuh sama yang namanya cewek. Sampe dikira homo Sapiens." Timpal Ino.
"Eh, masa sih?" Tanya Sakura terkejut, itu wajar sepertinya karena Sakura masihlah anak baru di KHS.
"Emm?" Ino dan Hinata langsung terdiam dan saling melirik satu sama lain, sepertinya mereka lupa akan Sakura.
"Lo, lo gak perlu tau masa lalu Sasuke, Ra. Karena kalau lo tau lo bakal kaget sampe jungkir balik, gua jamin itu." Tukas Ino.
Pembicaraan itu pun terus berlanjut hingga Kakashi memasuki kelas untuk memulai pelajaran. Para siswa langsung duduk di kursi masing masing, dan Hinata izin kembali ke kelasnya. Takut sang sensei mengomel.
Setelah berdoa, kelas pun dimulai dengan Kakashi yang mengabsen setiap siswa yang hadir dikelasnya.
"Naruto Uzumaki?"
"Belum masuk sensei!" Jawab Kabuto selaku ketua kelas.
"Ohh, oke, berarti Sasuke Uchiha juga belum masuk, ya?" Ucap Kakashi seraya mengisi buku absensi.
"I-iya sensei." Jawab Kabuto ragu.
"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai pelajaran kita hari ini."
Brak! Kakashi yang hendak menuliskan materi dipapan tulis segera menghentikan aksinya. Kala ia mendengar suara pintu yang didobrak, dan menampilkan sang pelaku yang hanya berjalan santai menuju kursi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Lover
FanfictionBagaimana jadinya jika Seorang brandalan sekolah seperti Uchiha Sasuke di jodohkan dengan seorang gadis lugu berwajah polos seperti Haruno Sakura? Karakter Naruto tetap milik Matashi Kishimoto, saya hanya meminjam untuk keperluan cerita. Cerita ini...