_____________
Mahesa sekali lagi memandangi sekitar halaman yang selama ini menjadi batu loncatan untuknya bertahan pada dunia yang menurutnya tak pasti ini. Deru kendaraan yang masih dan terus terdengar menjadikan suasana lingkungannya terkesan ramai. Sinar surya yang masih menyinari dunia seakan menjadi patokan Mahesa, bahwa ia masih punya kesempatan untuk terus hidup dan memperjuangkan apa yang sepatutnya ia perjuangkan.
Mahesa melangkah ke sudut gedung, menarik gerobag angkringan miliknya, membawanya berjalan menuju lahan yang telah ia sewa beberapa bulan yang lalu. Mahesa menghentikan aksinya setelah tiba ditempat, ia menatap dalam diam beberapa temannya yang sibuk membantunya menyiapkan persiapan pembukaan usaha angkringannya.
Mahesa selalu memohon pada Tuhan, agar pertemanannya panjang umur. Melihat bagaimana semangat yang kadang patah dari sahabatnya, bagaimana canda tawa yang selalu menemani malamnya dalam mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya, bagaiman cerita yang tak kalah menyedihkannya dari mereka, serta bagaimana perjuangan yang mereka lalui selama ini. Mahesa harap, dirinya mampu menyaksikan kesuksesan dirinya beserta para sahabatnya, yang telah diharapkan dan diperjuangkan sedari kecil.
Mahesa tersenyum, entah apa artinya dengan senyumannya.
Memiliki lingkar pertemanan seperti saat ini, selalu membuatnya senang sekaligus sendu dalam waktu bersamaan. Senang sebab teman-temannya begitu pengertian, baik dan selalu membuatnya bersemangat, walau terkadang terdapat olok-olok yang menyebalkan. Sendu sebab ia takut dengan ekspektasinya yang terlalu tinggi terhadap mereka.
Teman yang satu nasib dalam bermimpi, namun nyatanya banyak perbedaan nasib finansial, keluarga, bahkan pola pikirnya.
"Papah gue, masih keukueh mau bawa gue ke London gara-gara nilai gue kemarin." ujar salah satu pemuda yang kini berjalan dengan membawa dua ember berisi air di masing-masing tangannya.
Mahesa menatap Dika acuh, "Lo selalu nolak, sedangkan London itu kota impian Pandu." sahut Mahesa sesekali memandangi Pandu yang berdiri dengan kedua tangan berada di pinggangnya sendiri.
"Kalau lo beneran setuju sama apa yang Papah lo bilang, berarti lo bakal jadi James Hendhyc, " Abbas berbicara dengan menepuk pundak Dika dari belakang. "Bukan Dika lagi." imbuhnya dengan gelengan kecil.
Dika menggidik, "Ogah, bagusan Dika!"
"Orang mah lebih milih nama unik dan bagus, lo kenapa milih nama Dika yang pasaran itu sih!" intonasi Pandu mulai tinggi, membuat Abbas membuang nafasnya bersamaan dengan tertawa kecil, berdecih.
Dika menghentikan langkahnya kemudian meletakan embernya, membalikkan tubuhnya, menghadap Pandu menantang. "Kan gue udah pernah bilang, James Hendhyc itu terlalu berlebihan buat gue yang selalu nongkrong di angkringan Mahesa! Apalagi temenannya sama lo!"
Pandu menonjolkan lidahnya pada pipi kanannya, "Dih!" Tangannya bersedakep dada, "Orang aneh, Lo!" Kepalanya bergetar kecil, memberi sinyal bahwa Pandu sudah di tahap sebal.
"Kalau ngga niat bantuin, duduk aja deh kalian!" tegur Mahesa menghentikan perdebatan kecil kedua temannya. "Orang mah buka usaha diawali sama senyuman dan semangat, bukan malah adu mulut begini! Yang ada nanti angkringan gue sepi!"
Merasa setuju dengan apa yang diucapkan Mahesa, Abbas mengibaskan telapak tangannya, seolah menyuruh teman-temannya untuk bubar dan melanjutkan kegiatannya. Nyatanya, hanya dengan hal itu perdebatan kecil barusan terhenti, kembali menjadi aktifitas seperti sebelumnya. Sungguh menakjubkan bukan?
Mahesa berdehem lirih, teman-temannya sangat unik. Ia berharap dalam batinnya, semoga apa yang selalu ia saksikan bisa berjalan lebih lama lagi.
Semoga, apa yang selama ini diperdebatkan mampu mendapat hasil yang sesuai dengan harapan Mahesa dan ke 6 temannya. Mahesa juga akan selalu mengingat perkataan Abbas kala itu, dan ia meyakini teman-teman lainnya pun akan selalu mengingatnya.
"Kalau mimpi lo besar, usaha lo juga harus besar."
_______________
Nikmatilah cerita CAMARADERIE ini melalui hati, niscaya akan membantu kamu melihat banyaknya masalah dari sudut pandang yang berbeda. Selamat menyelami dunia Camaraderie, be enjoy!💕
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE || 7Dream's (SEGERA TERBIT)
Teen FictionMemiliki impian yang begitu tinggi bukanlah masalah besar, justru masalah besar tersebut berada pada titik jiwa yang tak yakin dengan impian tingginya. "Besar impiannya, maka harus besar pula usahanya." Semua orang berhak bermimpi, berhak menentuka...