Menyulut Api (1)

6.2K 178 11
                                    

Komen dong guys, biar aku tau kalian suka atau engga 😊💕

Happy reading

***

Anna tidak tahu sejak kapan pria matang menjadi sangat menarik di matanya. Apakah semua pria matang yang pernah ia temui atau hanya pria matang seperti atasannya sekarang. Yang jelasnya, Anna yang dulunya sangat anti pada pria yang umurnya jauh di atasnya justru sekarang seperti tergila-gila. Entah ini hanya ketertarikan biasa atau melibatkan hatinya.

Katakan saja Anna gila, karena ia berusaha mendekati atasannya yang sudah punya tunangan. Wanita sholehah yang kalau dilihat langsung membuat siapa saja insecure. Wanita cantik berhijab, dari keluarga terpandang dan berpendidikan.

"Bapak kayanya lelah sekali, mau saya pijat?" Tanya Anna yang baru masuk ke ruang atasannya dengan membawa berkas.

Pria yang tadinya tengah menunduk sambil memijat kepalanya pelan langsung mendongak. Ia memperhatikan sekretarisnya yang melangkah dengan elegan ke arahnya. Wanita yang terus berusaha mendekatinya. Ia bukan pria bodoh yang tidak bisa membaca gerak gerik wanita. Umurnya berbanding lurus dengan pengalamannya.

"Boleh"

Anna tersenyum, ia meletakkan berkas di tangannya ke atas meja.

"Duduk di sofa aja ya pak, biar saya gampang mijitnya"

Pria yang bernama Aksa itu mengangguk. Ia bangkit dan mendudukkan dirinya di sofa dengan menyamping. Sementara Anna langsung mengambil tempat di belakang Aksa.

"Tegang banget pak"

"Dua hari ini saya benar-benar sibuk, beristirahat pun hanya seperlunya"

"Bapak bisa drop kalo seperti ini terus"

Anna terus memijat pundak, tengkuk lalu kepala pria itu.

"Enak sekali Anna"

"Kapan-kapan kalau bapak butuh bantuan bisa panggil saya"

"Hmm" gumam Aksa. Ia benar-benar menikmati pijatan Anna. Rasanya seperti tukang pijat profesional. Padahal tangan wanita itu tergolong kecil dan lentik tapi tenaganya bukan main.

"Sudah cukup Anna, terimakasih"

Aksa melepas tangan Anna dari pundaknya. Rasa tegang di pundaknya sudah hilang, namun ia justru malah mengantuk. Beberapa kali ia terlihat menguap.

"10 menit lagi jam istirahat, bapak bisa tidur sebentar. Nanti saya bangunkan"

Aksa berbalik, menatap lurus pada mata wanita itu.

"Di mana?"

"Ya?" Jawab Anna bingung.

"Di mana saya harus berbaring?"

Karena tatapan pria itu yang semakin intens, Anna tanpa sadar menepuk pahanya untuk pria itu jadikan bantal. Biar saja Anna dikatai murahan, karena akal sehatnya hilang begitu saja hanya karena tatapan pria matang itu.

"Kamu yang menawarkan" ucap Aksa dan langsung membaringkan tubuhnya. Menjadikan paha Anna sebagai bantal. Sementara Anna hanya menahan napasnya. Baru kali ini ia dan Aksa sedekat ini.

Aksa menarik satu tangan Anna ke atas kepalanya, dan satunya lagi ia genggam di dadanya.

"Pijat kepala saya"

"Baik pak"

Anna memijat kepala Aksa dengan lembut. Sesekali ia memijat kening pria itu yang tampak mengerut entah pusing atau apa. Anna memerhatikan wajah tampan pria itu sepuasnya. Sementara Aksa sudah memejamkan mata meski belum benar-benar tertidur.

The Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang