Menyulut Api (2)

4.2K 200 3
                                    

Follow dong guys, masa yang baca sebanyak ini tapi yang follow cuma 12 orang. Gak susah kok wkwk

Happy reading 😊💕


***

Aksa terbangun dengan senyum lebar di wajahnya. Ia menatap Anna yang masih tertidur di pelukan. Nyatanya yang ia butuhkan bukan rumah sakit tapi pelukan hangat Anna. Oke, dirinya memang sedikit alay.

Ponsel Aksa berdering dengan keras. Buru-buru Aksa mengambil ponselnya sebelum Anna terbangun. Namun usahanya sia-sia karena wanita itu sudah menggeliat.

"Halo assalamualaikum"

Anna mendongak menatap Aksa yang yang tengah menelpon.

"Waalaikum salam, Mas gimana keadaannya? Masih sakit? Aku mau ke situ sama Tamara"

"Aku sudah sembuh, kamu gak perlu ke sini"

"Aku udah masak makanan buat Mas, ini udah siap-siap mau ke sana"

"Gak usah. Seharusnya kamu datang semalam saat aku butuh kamu Nisa, sekarang aku sudah baikan, bisa mengurus diriku sendiri"

Mendengar nama tunangan pria itu disebut, Anna bergerak hendak menjauh namun ditahan oleh Aksa.

"Sudah dulu, aku ada urusan. Assalamualaikum"

Panggilannya langsung diputuskan begitu saja. Ia memfokuskan pandangannya pada Anna yang berwajah muram. Aksa mengeratkan pelukannya.

"Kenapa?"

"Jadi saya cuma selingan? Dipanggil saat tunangan bapak tidak bisa datang?"

"Kamu keberatan?"

"Iya!" Anna menatap pria itu tajam. Seharusnya ia tau konsekuensi saat bermain api.

"Saya sudah peringatkan kamu sebelumnya"

"Tapi bapak tidak pernah menolak saya. Bapak menerima semua yang saya lakukan. Bapak juga tidak mendorong saya, bahkan tidak merasa risih sedikitpun dengan kelakuan saya"

"Karena saya menikmatinya"

"Apa bapak akan terbakar dengan saya nantinya?"

"Sebentar lagi saya menikah"

Anna bangkit, ia akan turun dari tempat tidur namun lagi-lagi ditahan Aksa.

"Kamu sudah tahu sejak awal tapi masih berani mendekati saya? Lantas kenapa sekarang kamu protes? Kamu mau saya memberontak? Membatalkan pertunangan saya dengan Nisa dan memilih menikahi mu?"

Anna menunduk.

"Katakan apa mau mu Anna!"

Anna mendelik ke arah pria itu. Ditanya apa maunya?

"Aku mau kamu!" Teriak Anna penuh amarah.

"Jangan menyesal, kamu yang memintanya" geram Aksa.

Dan semuanya terjadi begitu saja. Penyatuan yang seharusnya tidak mereka lakukan. Kali ini Anna benar-benar terbakar, ia melampaui batasnya.

***

Ponsel Anna berdering. Muncul nama Aksa di sana yang ia beri nama 'my love'. Nyatanya, hubungan mereka memang sudah lebih maju menjadi sepasang kekasih.

"Ya halo, kenapa Mas?" Panggilannya pun sudah berubah.

"Sudah makan?"

"Belum, ini baru mau ke kantin sama Rhea,"

"Jangan! Kamu makan di ruangan Mas. Kita delivery saja."

"Aduh gimana ya Mas, aku udah janji sama Rhea,"

The Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang