Wajib follow pokoknya 😁
Vote dan komen dong guys. Kayanya aku harus bikin target vote dan komen baru up next chapter, kayanya kalo gak gitu, gak ada yg mau komen.
Aku beneran pengen tau tanggapan kalian sama cerita ku, apa yg harus diperbaiki dsb.
HAPPY READING GUYS
***
Tiga bulan pernikahan Sekar dan Dani, wanita itu dinyatakan hamil. Dani senang bukan main. Delapan tahun bukan waktu yang singkat menanti kehadiran keturunannya. Dani jadi lebih perhatian kepada Sekar. Ia menjadi suami yang siaga. Tidak lupa pula, Dani mempekerjakan satu asisten rumah tangga agar Sekar tidak kelelahan.
Lain halnya dengan Dani, Niken justru tidak senang dengan kehamilan Sekar. Bagaimana tidak, saat sedang bersamanya, Dani hampir setiap malam menelpon Sekar untuk menanyakan keadaan wanita itu.
"Kamu ini kenapa sih mas? Harus banget ya tiap malam kamu telponin sekar? Sekarang itu waktunya kamu sama aku tapi kamu malah sibuk sama dia"
"Apa salahnya aku hubungi Sekar. Dia itu lagi hamil"
"Kenapa emangnya kalo lagi hamil? Di sana juga udah ada pembantu kan buat bantuin dia? Gak usah terlalu dimanja lah mas istri muda kamu itu"
Dani memijat kepalanya pening. Ia memang salah di sini. Tapi ia tidak bisa berhenti khawatir memikirkan sekar dan juga anaknya. Anggap saja ia berlebihan tapi pria mana yang tidak akan bertingkah seperti dirinya jika istrinya tengah hamil?
"Iya maaf
"Kemarin juga kamu minta maaf Mas, tapi apa? Kamu masih melakukannya. Kalau memang tidak niat tinggal di sini, pergi aja sana sama istri muda mu. Aku emang gak ada apa-apanya dibanding Sekar. Gak bisa kasih kamu keturunan seperti yang kamu mau"
"Kenapa kamu ngomong gitu? Kamu sendiri yang menikahkan aku dengan Sekar. Kenapa sekarang kamu protes karena Sekar bisa kasih aku anak? Aku gak se jahat itu Niken, sampai membeda-bedakan mu dengan Sekar karena ini"
"Tapi kamu berubah Mas, kamu lebih senang kalo sama Sekar. Kamu selalu membicarakan Sekar bahkan saat lagi sama aku. Aku memang meminta mu menikahi Sekar biar bisa punya keturunan, tapi bukan mengabaikan ku seperi ini. Ini sama aja kamu udah buang aku mas"
Niken terus menangis membuat Dani memijat kepalanya pusing. Tidak pernah sekalipun ia berniat membuang Niken seperti yang wanita itu bilang. Kenapa semuanya jadi rumit seperti ini? Dani memeluk Niken dan terus meminta maaf pada wanita itu agar bisa tenang.
***
Sudah tiga hari Dani tidak pernah menghubunginya. Ia juga tidak tahu kenapa. Padahal terakhir kali pria itu menelponnya, mereka masih ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah. Seharusnya sejak kemarin juga Dani sudah tinggal bersamanya, tapi pria itu sama sekali belum memunculkan batang hidungnya.
"Bu, makanannya sudah siap"
"Makasih ya Mbok"
"Iya sama-sama, kalo begitu saya ke belakang dulu"
Sekar menatap berbagai jenis makanan yang tersaji di meja makan. Sepertinya makanan-makanan itu akan kembali berakhir di pos ronda seperti kemarin. Sudah pukul tujuh malam tapi masih belum ada tanda-tanda Dani akan datang ke rumahnya.
Sekar sedih dengan perubahan Dani yang begitu tiba-tiba. Pria itu belum pernah sekalipun mengurangi jatah kebersamaan mereka, tapi sekarang berkabar pun tidak ada.
Hingga memasuki bulan ke delapan kehamilan Sekar, Dani masih saja suka meninggalkan Sekar tiba-tiba atau bahkan tidak datang saat jadwal kebersamaan mereka tiba. Ia sendiri pun tidak tahu kenapa. Setiap Dani pulang ke rumah, pria itu tidak banyak bicara. Ia hanya beralasan menemani Niken yang sedang sakit atau karena Niken memintanya untuk tinggal lebih lama. Hal itu membuat Sekar berkecil hati. Ia benar-benar merasa jadi penghasil anak untuk Niken dan Dani.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Short Story
Historia CortaBerisi kumpulan cerita pendek HAPPY ENDING karena saya anti yang namanya SAD ENDING