Alan bergegas menuju perpustakaan. Pikirannya terpaku pada informasi mengenai Gemini yang ia dapatkan. Kembali ke tempat ini membangkitkan kesedihannya karena di sinilah Yudha, sahabatnya, menemui ajalnya. Namun, demi menyelesaikan teror ini, Alan bertekad untuk mencari solusinya. Gemini, seorang penulis di penerbit yang sama dengan Yudha, adalah satu-satunya kunci.
"Ada ruang kecil di ujung perpustakaan," gumam Alan, berusaha mengingat pesan Maria semalam.
Dengan langkah pelan, Alan melewati meja resepsionis. Ia berusaha tidak menarik perhatian ibu penjaga perpustakaan. Setelah melewati meja, Alan mempercepat langkahnya.
Lorong rak buku sejarah menjadi tujuan utama Alan karena ruang kecil itu berada di dekat sana. Gemini, seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Sejarah, jelas memiliki ketertarikan pada sejarah, yang tercermin dalam karyanya yang memadukan unsur horor dengan kisah nyata.
Alan terpaku di tempatnya saat melihat seseorang keluar dari ruangan yang dimaksudnya. Lelaki itu, yang tak lain adalah Gemini, terlihat sama terkejutnya dengan kehadiran Alan. Namun, ekspresinya berubah cepat menjadi dingin dan penuh kewaspadaan.
"Menjauhlah," ucapnya dengan nada dingin, seolah ingin mengusir Alan yang berani mengganggunya.
Alan tidak gentar. Ia melangkah maju dengan hati-hati, berusaha menenangkan Gemini yang tampak gelisah.
"Kak Gemini? Bolehkah Aku minta waktunya sebentar?"
Gemini tetap bergeming, tidak memedulikan Alan yang berdiri di depannya. Rasa khawatir Alan semakin memuncak. Teror yang menghantui kota ini harus segera dihentikan, dan Gemini adalah satu-satunya kunci.
"Aku mengirimkan naskah ke Penerbit Bayangan, dan saya tahu Kakak juga pernah melakukannya. Dan Kakak juga tahu tentang kematian Yudha!" Alan berseru dengan nada tegas, berharap Gemini mau mendengarkannya.
Ucapan Alan tampaknya berhasil menarik perhatian Gemini. Lelaki itu berhenti berjalan dan membalikkan badannya. Matanya yang tadinya dingin kini berubah sendu, penuh dengan kesedihan yang tersembunyi. Gemini masih tidak percaya bahwa Alan mampu menemukan tempat persembunyiannya.
"Bagaimana kamu bisa mengetahui tempat ini?" tanya Gemini dengan suara lirih, penuh rasa penasaran.
Alan menarik napas dalam-dalam. Ia harus menjelaskan semuanya kepada Gemini, meskipun dia tahu ini tidak akan mudah.
"Aku ... aku mendapatkan informasi dari Maria," jawab Alan ragu-ragu.
"Dia mengatakan bahwa kakak pernah memiliki hubungan dengan teror semacam ini."
Gemini terdiam, merenungkan kata-kata Alan. Rasa bersalah dan penyesalan mulai menggerogoti hatinya, mengingatkannya pada masa lalu. Ia tidak pernah berniat untuk menyakiti siapa pun, apalagi Yudha, sahabat lamanya.
"Terus apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Gemini dengan suara gemetar.
Alan menatap Gemini dengan tatapan penuh tekad. "Aku ingin kakak membantuku menghentikan teror ini. Aku yakin ada cara untuk menyelesaikannya tanpa harus menyakiti orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak [Terbit✓]
Terror(jangan plagiat) Juara 1 Event Author Series Book Office Tergoda oleh ambisi besar, Alan tanpa ragu menerima undangan misterius dari Penerbit Bayangan, penerbit legendaris yang hanya menerbitkan buku-buku horor. Ketika naskahnya berjudul "Terjebak"...