"Oh jadi ini yang namanya Ben?" Dalam hati aku heran sendiri. Dari tampangnya Ben tampak bisa mencari jodoh ketimbang dijodohkan dengan konyol seperti ini.
Sebelumnya kukira akan dijodohkan dengan cowok ngenes yang sulit dekat dengan perempuan. Nyatanya Ben cukup mampu menarik atensi para gadis. Dia lumayan oke dan wangi.
"Nggak usah liat-liat. Gue tau gue ganteng," kata Ben begitu duduk.
Dihhh!! Aku hampir saja muntah mendengarnya. Sepertinya cowok ini punya masalah dengan kepribadiannya yaitu narsis. Ben tampak tidak peduli dengan reaksi jujurku itu. Aku dengan sadar menarik semua pujianku tadi. Dia rese.
Aku segera berdeham. Biar bagaimanapun aku datang ke cafe ini membawa amanat Mamah. Jangan bikin kekacauan. Harus meninggalkan kesan yang baik.
"Oke, kenalin, gue Intan."
"Iya udah tahu."
"Lo mau minum apa, Kak?"
"Ngapain nanya? Lo nggak kerja di sini. Gue bisa pesan sendiri," kata Ben yang sejurus kemudian memanggil pramusaji.
Sabar Intan, aku mencoba relaksasi mandiri dalam hati. Sepertinya hanya aku yang dituntut untuk menjadi baik di sini. Sial.
"Lo udah punya pacar apa belum?" tanya Ben sekilas.
"Ga usah nanya-nanya!" Itu suara yang sayangnya tidak bisa aku ucapkan. Harus jaga image.
"Belum, Kak."
"Lo nggak usah kaku amat deh sama gue. Santai aja. Apa alasan lo nerima perjodohan ini? Jangan-jangan karena lo udah tahu gue ganteng?"
Astaga, aku jadi ingin mencakar muka songongnya itu.
"Gue butuh suami. Lo kaya kan, Kak?" tanyaku kali ini tanpa rasa bersalah. Rasanya aku ingin meladeni ego cowok songong ini.
"B aja sih. Gue udah dipaksa nikah. Ya udah."
Aku tersenyum tipis. Harusnya aku juga menekankan bahwa aku juga dipaksa, bukan hanya dia saja.
"Gimana kabar kuliah lo?"
Aku menyeruput sisa-sisa jus alpukat di gelas. Bunyi srotnya kuharap dapat membuatnya jijik dan sadar bahwa pertanyaannya itu mengganggu!
"Keliatannya nggak ada kemajuan ya. Gapapa. Progress tiap orang itu beda-beda."
Eh? Benarkah itu keluar dari mulutnya? Kok terdengar bijak?
"Kalau gue sih untungnya cumlaude. Gue nggak mau pamer, tapi kayaknya lo butuh motivasi. Kejar terus dosennya."
Kejar matamu! Keluar lagi rese-nya kan! Dikira segampang itu ngejar dosen, kayak nggak pengalaman aja. Padahal baru sedetik yang lalu dia tampak baik hati. Ngeselin banget!
"Btw lo yakin mau dijodohin sama gue, Kak?" Aku sengaja mengganti topik.
"Yakinlah. Lo cewek dan nggak punya pacar. Ya udah. Lagian nurut sama orang tua itu kunci sukses. Lo harus nurut sama ortu biar cepet-cepet wisuda."
Aku menyesal telah menghabiskan jus alpukatku, harusnya itu kusiram di wajah songongnya ini.
***
Begitu tiba di rumah aku langsung membanting diri di sofa ruang tamu. Kak Salsa, kakak iparku langsung datang mendekat."Gimana orangnya, In? Suka nggak?"
Aku sedikit cemberut. "Lumayan, Kak. Eh tapi Kak Salsa kok nggak ke salon?"
Ini masih hari Kamis dan harusnya Kak Salsa pergi ke salonnya. Dia pemilik salon dekat mal yang punya banyak pelanggan setia. Dia cukup sibuk mengurusi usahanya itu.
"Mamah lagi nggak enak badan, In. Joya nggak ada yang jagain. Tadi rewel, sekarang lagi tidur."
"Padahal aku aja yang jagain Joya."
"Jangan dong. Kamu kan ada pertemuan penting tadi. Kakak berdoa semoga Ben ini orangnya baik dan cocok untuk kamu."
Dalam hati aku mengaminkan, meski tahu bahwa seorang Ben itu resenya tidak tertolong lagi. Setelah mengobrol dengan Kak Salsa aku menghampiri Mamah di kamar yang ternyata sedang tidur.
Segera aku menuju kamarku. Jujur saja aku tahu bahwa Mamah pasti sedih harus memaksaku menikah. Apalagi Bang Arfan dan Kak Salsa yang juga selama ini selalu menyayangiku tampak terpaksa. Namun, apalah daya kami.
Aku memeluk guling di atas kasur. Andai Papah masih ada di sini. Tak terasa mataku berkabut dan perlahan pipiku basah oleh air mata.
Tbc
Saturday, 13/07/2024
![](https://img.wattpad.com/cover/372906663-288-k771059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Skripshit
ChickLitDemi apa pun Intan membenci skripsi. Gara-gara itu dia stress, kena mental dengan teman-temannya yang sudah lulus. Belum lagi pertanyaan tetangga dan keluarga yang tiada habisnya. Paling parahnya adalah dia juga akan dijodohkan gara-gara skripsi yan...