4: Gosip Desa

2.5K 207 8
                                    

🦋🦋🦋🦋

Pagi menjelang tampak matahari masih malu-malu untuk menampakkan diri, di hari sepagi ini orang-orang di desa terlihat sudah memulai aktivitasnya. Dari mulai pergi ke sawah, pasar, serta membuka toko mereka. Sebenarnya cuaca sejuk di desa membuat orang-orang menjadi malas dan rasanya tidak ingin meninggalkan ranjang hangat mereka.

Di kediaman Dirja, Gina memulai aktivitasnya dengan memasak sarapan di pagi hari dibantu oleh Nara. Sebenarnya Nara tidak terlalu pandai memasak, ia hanya bisa memasak beberapa makanan saja itu pun kadang selalu gagal dan rasanya mengecewakan. Tapi itu semua tak urung membuatnya jadi berhenti belajar memasak, justru membuat Nara jadi lebih semangat untuk memasak makanan.

"Kamu kerja siang Nar?" Tanya Gina di sela-sela menumis beberapa bahan di atas wajan.

Nara yang sedang memotong sayur-sayuran pun menoleh sejenak ke arah Gina lalu ia menjawab. "Aku libur hari ini Ma." Jawabnya.

"Loh kenapa?"

Nara mengerutkan dahinya mendengar balasan Gina. "Ya nggak kenapa-kenapa, lagian kan hari ini memang jadwalnya aku libur. Kok Mama bilang kenapa, Mama nggak suka ya aku ada di rumah?"

"Ya nggak gitu, kan Mama cuman tanya. Main tuduh aja kamu" ucap Gina seraya menggelengkan kepalanya.

Gina mengulurkan tangannya untuk mengambil wadah garam yang tersimpan di rak berukuran kecil khusus penyimpanan bumbu.

"Loh habis garamnya, beliin dulu Nar." Surutnya sembari mematikan kompor.

Gina melihat ke luar jendela yang ada di dapur. "Sudah terang, warung Bu Lili juga sudah buka."

Nara yang sudah selesai memotong sayuran terlihat berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.

"Kata siapa Ma, kok tahu?"

"Biasanya jam segini sudah buka, sana beliin dulu, uangnya ambil di atas kulkas."

Nara menurut ia pun melangkah mendekati kulkas untuk mengambil uang yang Mamanya tunjukkan tadi, setelah itu Nara pun berjalan keluar menuju warung yang sudah menjadi langgannya. Jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Dari jarak beberapa meter Nara sudah bisa melihat warung milik Bu Lili yang sudah lumayan ramai di sana, banyak ibu-ibu berkerumun di depan warung tersebut.

Kedatangan Nara di warung tersebut membuat semua sekelompok ibu-ibu yang sedang berkerumun sembari mengobrol pun menghentikan obrolan mereka dan melayangkan tatapannya kepada Nara. Nara pun tersenyum sopan kepada mereka.

"Misi Bu... " Ucapnya sopan.

"Iya silahkan, sumringah banget ya kelihatannya." Balas salah satu ibu-ibu di sana.

Nara pun terkekeh mendengarnya. "Nanti kalau kelihatan murung dikira saya sedang banyak masalah lagi." Ucap Nara yang dibalas tawaan ibu-ibu di sana.

Setelahnya Nara pun berucap kepada pemilik warung. "Mau beli garam satu Bu."

Bu Lili pun mengangguk lalu mengambil satu bungkus garam kepada Nara yang langsung diterimanya. Nara pun memberikan uang pas kepada Bu Lili.

"Ini uangnya pas ya Bu, terima kasih." Ucap Nara seraya tersenyum ramah.

"Eh, mau dikantongi nggak Nar."

Nara yang semula ingin berbalik badan pun mengurungkan niatnya. "Nggak usahlah Bu, cuman beli garam aja."

"Sudah dikantongi saja, kalau kata orang-orang tua jaman dulu mah pamali. Nanti calon suami kamu cuman mau enaknya saja nggak mau cari nafkah." Ucap Lili memberitahu mitos yang sudah tidak asing di telinga Nara.

Cinta Sang CandrawarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang