15: Awal Dari Masalah

1.7K 182 12
                                    

Hai semua, apa kabar? Saya harap kalian baik-baik saja ya. Selalu jaga kesehatan dan jangan lupa untuk banyak meminum air putih💞

Maaf karena sudah lebih dari dua minggu saya tidak update cerita ini, karena ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa saya abaikan. Maaf juga karena sudah membuat kalian menunggu, dan akhirnya hari ini saya bisa kembali menulis seperti biasa walaupun tidak se-produktif sebelumnya tapi saya akan tetap usahakan update karya saya di platform ini.

Selamat membaca ❤

🦋🦋🦋🦋

Satu minggu telah berlalu, pelaksanaan pemilihan kepala desa tinggal hitungan jari. Keributan yang biasa terjadi akibat kesalahpahaman serta emosi yang tidak bisa dikontrol sudah tidak lagi terjadi, demi keamanan desa dan kerukunan warga antar blok.

Di pagi hari setelah melaksanakan ibadah sholat subuh di mushola Candra kembali pulang ke rumahnya, ia tidak mendapati Nara yang biasanya sudah ada di dapur ketika ia baru saja pulang melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Candra pun beranjak pergi menuju kamar, tetapi ia tidak menemukan keberadaan Nara di sana. Pria itu menyimpan kopiah di atas nakas, lalu ia menatap sekeliling.

"Sayang!" Teriak Candra dari dalam kamar.

Sunyi, tidak ada yang menyahutnya. Candra berpikir mungkin saja Nara sedang pergi keluar rumah, pria itu melangkahkan kakinya ke kamar untuk berganti pakaian santai. Setelah selesai mengganti pakaian Candra kembali keluar kamar, kepalanya menoleh ke arah dapur saat gendang telinganya menangkap suara dari sana. Dengan dahi sedikit mengerut Candra melangkahkan kakinya menuju dapur.

Senyuman terukir menghiasi wajah tampannya ketika melihat Nara yang sedang mencuci sayur-sayuran, sepertinya baru saja dibeli oleh Nara. Candra melangkah perlahan menghampiri sang istri, Nara masih belum menyadari kehadiran Candra di belakangnya. Hingga dekapan hangat dari belakang membuat Nara terpaksa menghentikan kegiatannya. Kepalanya sedikit menoleh ke samping, benar dugaannya bahwa Candra lah pelakunya.

"Loh, Mas udah pulang?"

Candra mengangguk kecil, pria itu menyandarkan kepalanya di bahu sang istri. Candra mencuri satu ciuman di pipi Nara sebelum melepaskan pelukannya. Candra membiarkan Nara untuk kembali melakukan aktivitasnya.

"Kamu habis dari mana?" Tanya Candra yang berdiri di samping Nara.

Nara menoleh sebentar pada Candra. "Beli sayuran, soalnya stok di kulkas udah habis."

"Kok kemarin kamu nggak bilang? Kalau bilang Mas sekalian ke pasar."

"Aku juga baru tahu tadi pas buka kulkas. Kemarin kan kita di rumah Ibu jadi aku nggak tahu, soalnya kan nggak masak juga kemarin."

Candra menganggukkan kepalanya, kedua mata pria itu melihat beberapa sayuran yang masih segar di depannya. Lalu tatapannya naik melihat wajah Nara yang sedikit ditekuk seperti orang yang sedang kesal.

"Kenapa?" Tanya Candra.

Nara mengerutkan dahi, kedua matanya terangkat menatap heran sang suami. "Hm? Kenapa?"

"Muka kamu kenapa ditekuk gitu, ada masalah?"

Nara menggelengkan kepalanya. "Enggak kok, perasaan kamu aja kali Mas." Balasnya seraya tertawa kikuk. Hal itu justru membuat Candra tidak percaya dengan pengakuan Nara.

Cinta Sang CandrawarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang