6: Salah Alamat

2.1K 217 6
                                    

🦋🦋🦋🦋

Kedatangan Amara menghentikan obrolan asik para ibu-ibu sembari memilih makanan tradisional Indonesia milik pedagang keliling yang biasa berhenti di dekat rumah Amara. Senyuman ramah wanita itu berikan kepada ibu-ibu di sana.

"Selamat pagi semua, saya ikut gabung pilih-pilih juga ya?" Ucap Amara ramah.

"Monggo Bu Amara, mau ada tamu ta Bu?" Tanya salah satu ibu-ibu di sana.

Amara menoleh menatap lawan bicaranya lalu ia menggelengkan kepala. "Enggak Bu, saya lagi kepingin aja." Jawab Amara sembari lanjut memilih makanan tradisional di depannya.

Sekumpulan ibu-ibu di samping Amara tampak menyikut satu sama lain, karena rasa penasaran mereka tinggi akhirnya salah satu dari mereka pun angkat bicara tentang gosip yang sudah menyebar di desa ini.

"Bu Amara maaf nih sebelumnya, bukannya saya kepo ya. Tapi saya ini cuma penasaran, memangnya benar ya Bu Amara sama Pak Dirja bakal besanan?"

Amara tertawa kecil setelah mendengarnya, ia sudah menebak pasti akan ada yang bertanya persoalan ini.

"Alhamdulillah Bu, do'akan saja ya semoga semuanya lancar." Balas Amara.

"Wah... Jadi benar Bu?"

Amara menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian sekumpulan ibu-ibu tersebut berseru heboh.

"Maaf Bu sebelumnya, saya mau bertanya boleh?" Tanya salah satu ibu-ibu menengahi.

Amara memainkkan kedua alisnya penasaran. "Boleh Bu, mau bertanya apa?"

"Pak Candra menikahi anak Pak Dirja itu benar-benar tulus dari hati kan? Bukan karena persyaratan untuk menjadi kepala desa?"

Amara terdiam sejenak, senyumannya pun memudar setelah mendengar pertanyaan itu. Namun sedetik kemudian Amara kembali menetralkan wajahnya, lalu wanita membalas.

"Yo tulus to Bu, kalau tidak ya ndak bakal tak restui."

Ibu-ibu yang bertanya tadi menganggukkan kepala. "Syukur kalau memang benar tulus, saya yo takutnya Pak Candra menikahi anak Pak Dirja hanya karena ingin mendapatkan jabatan. Kalau memang iya kasihan anak Pak Dirja, mana masih muda kan? Umur segitu masih pengen main sama teman-temannya."

"Kemarin sudah disepakati semuanya Bu, jadi ya kedua pihak keluarga sudah tahu semua. Tinggal tunggu tanggalnya datang saja, Insha Allah beberapa minggu lagi lah."

Di lain tempat Nara kini sedang menunggu kedatangan salah temannya yang ingin mengembalikan kamera milik kantor, memang studio tempat Nara bekerja selain menerima foto studio juga menerima jasa rental kamera. Tadi saat Nara masih di rumah temannya memberi kabar jika hari ini dia akan datang ke studio untuk mengembalikan kamera dan kebetulan hari ini Nara masuk kerja lebih awal jadi ia bisa menemui temannya itu.

Nara melihat ke arah pintu masuk kaca tembus pandang, seseorang tampak memarkirkan motornya lalu turun dari kendaraan beroda dua itu. Nara mengenalnya dialah temannya yang ingin mengembalikan kamera, laki-laki dengan setelan santai itu melangkah masuk ke dalam studio tempat Nara bekerja, laki-laki bernama Yuda itu menampilkan senyumannya untuk Nara.

"Hai Nar, ini aku balikkin. Uangnya sudah di tranfer lewat aplikasi." Yuda menaruh tas selempang berisi kamera serta perlengkapannya di atas meja resepsionis.

Cinta Sang CandrawarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang