10: Malam Pertama Hidup Berdua

3.6K 226 6
                                    

🦋🦋🦋🦋

Setelah dua hari tinggal di rumah kedua orangtua Nara, kini kedua pasangan pengantin baru itu memutuskan untuk pindah ke rumah milik Candra. Rumah tersebut dekat dengan rumah milik kedua orangtua Candra hanya dibatasi oleh 4 rumah saja. Rumah milik Candra sudah dibangun sekitar 2 tahun lalu, rumah minimalis satu lantai itu terlihat sangat elegan dengan warna cat yang tidak terlalu terang dan tidak terlalu pucat, sangat pas dengan suasana di desa ini.

Mereka sampai di rumah pukul 15.00 WIB, sebelumnya mereka mampir terlebih dahulu ke rumah orangtua Candra dan mengobrol sebentar hingga Candra memutuskan untuk pulang karena waktu sudah sore. Candra membuka pintu utama rumah yang semula dikunci, saat pintu utama dibuka penampakan yang langsung Nara lihat adalah ruang tamu, terlihat sangat estetis dengan sofa-sofa serta dihiasi oleh tanaman palsu di sudut-sudut ruang tamu tersebut.

"Perabotan di rumah ini sudah lengkap, saya sudah membelinya 4 hari sebelum pernikahan kita." Ucap Candra meraih tas berukuran sedang yang berisi keperluan milik Nara.

"Ayo masuk kamar kita simpan dulu barang-barang kita."

Nara mengikuti langkah Candra memasuki kamar, mereka pun merapikan barang-barang bawaannya. Setelah selesai Candra baru saja selesai mandi dan kini ia sudah bersiap untuk pergi ke mushola dengan baju koko serta sarung yang sudah Nara siapkan tadi.

"Mau dimasakin apa Mas?" Tanya Nara sembari menatap suaminya yang sedang bercermin.

Candra merapikan rambutnya sebentar lalu ia memakai parfum di leher serta baju koko yang ia kenakan, Nara dapat mencium aroma parfum yang memabukkan memenuhi indera penciumannya.

Candra berbalik menghadap Nara yang sedang duduk menghadapnya di atas ranjang. "Nasi goreng enak kayanya."

Nara tersenyum lalu ia berdiri dari duduknya kedua tangannya terangkat untuk membenarkan kerah baju koko yang digunakan Candra.

"Nanti aku buatin." Ucap Nara.

Candra mendaratkan satu ciuman di pipi Nara sembari kedua tangan menyentuh lengan Nara yang sedang melingkar di lehernya. Nara merasakan sesuatu menusuk pipinya yang menciptakan sensasi geli di sana sehingga Nara tertawa kecil ketika lagi-lagi jambang sang suami bersentuhan dengan kulit pipinya.

Candra ikut tertawa pria itu semakin gencar menggesekkan jambangnya di pipi Nara, hingga suara azan berkumandang menghentikan keduanya. Nara mendorong pelan dada Candra yang tak kunjung melepaskan pelukannya.

"Udah azan tuh Mas, sana."

"Ini dulu" Candra menunjukkan pipinya sendiri.

Nara mengerutkan dahi, perempuan itu berlagak seolah-olah menolak permintaan Candra. "Tadi udah."

"Kapan? Tadi kan Mas yang cium kamu, sekarang gantian kamu yang cium Mas."

Nara menghembuskan nafasnya setelah mendengar balasan Candra, ia berjinjit sembari berpegangan di pundak suaminya agar bisa memberikan ciuman di pipi. Sudut bibir Candra tertarik ke atas segera ia memiringkan kepalanya sehingga bibir Nara mendarat sempurna di bibir Candra, Nara yang terkejut pun sempat terdiam sejenak sampai ia merasakan Candra menyesap bibirnya sebentar lalu pria itu kembali memberikan ciuman di bibir Nara.

Candra mengusap lembut bibir ranum sang istri sembari tersenyum geli karena melihat ekspresi menggemaskan yang ditunjukkan oleh Nara.

Cinta Sang CandrawarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang