3: Niat Serius

2.5K 207 5
                                    

🦋🦋🦋🦋

Terdengar deru mesin mobil dari halaman rumah bercat putih tulang itu. Obrolan pun terhenti, sebagai tuan rumah Dirja berdiri dari duduknya dan keluar untuk menyambut kedatangan Candra sekeluarga. Di tempatnya Nara terdiam karena bingung dengan lamaran tiba-tiba dari Kakak temannya itu. Padahal Nara tidak pernah dekat bahkan bertemu pun jarang, Nara pun sempat mengira jika Candra tidak suka dengannya karena jika mereka bertemu pasti pria itu selalu membuang muka bahkan selalu berusaha menghindar dari tatapan Nara.

"Kenapa tiba-tiba banget?" Gumamnya dalam hati.

Suara cakap-cakap orang mulai terdengar memasuki ruang tamu, terlihat Gina, Dirga beserta istrinya berdiri untuk menyambut tamu yang baru saja datang, Nara pun ikut berdiri setelahnya. Tampak kedua orang tua Candra memasuki ruang tamu, Nara melengkungkan bibir menampilkan senyum kepada kedua pasangan paruh baya itu serta mencium punggung tangannya. Setelah itu di susul oleh dua anak perempuannya dan Candra masuk paling terakhir.

Ninda tampak menatap kepada Nara meminta penjelasan, tetapi Nara malah menatap balik Ninda dengan tatapan yang sama. Ninda menaik-turunkan kedua alisnya dan Nara membalasnya dengan gelengan kepala.

"Silahkan duduk terlebih dahulu" ucap Dirja.

Nara menempatkan dirinya duduk di samping sang Ayah tanpa sadar posisi Nara saat ini berhadap-hadapan dengan Candra. Mulai sekarang Candra memberanikan diri untuk menatap wajah Nara lebih lama lagi, biasanya Candra selalu menatap kurang dari 5 detik saja.

Nara mengangkat pandangannya yang membuatnya langsung beradu pandang dengan Candra sekarang. Menyadari Nara juga sedang menatapnya, Candra memberikan senyuman tipis kepada gadis yang duduk di hadapannya itu.

"Pak Candra." Panggil Dirja.

Candra tersadar dan mengalihkan pandangannya menatap pada Dirja. "Iya Pak?"

"Silahkan diutarakan niatnya, takutnya ketinggalan kereta nanti." Ucap Dirja memberi sedikit candaan.

Candra pun mendengus geli mendengar candaan yang dilontarkan Dirja, ia menundukkan sebentar kepalanya lalu menoleh kepada Ridho dan Amara. Yang ditatap pun tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.

Entah kenapa jantung Nara tiba-tiba berdetak lebih cepat, matanya melirik ke seluruh penjuru arah untuk menghilangkan ketegangan yang sedang melandanya saat ini. Terlebih lagi saat Candra kembali menatapnya, kedua mata pria itu menatap teduh kepada Nara. Terlihat Candra tersenyum manis kepada Nara sebelum mengucapkan beberapa kalimat.

"Nara, maaf bila kedatangan saya dan keluarga kemari membuat kamu terkejut. Mungkin sebelumnya kamu sudah diberi tahu oleh kedua orang tua kamu kenapa hari ini saya datang ke rumah kamu."

Nara masih diam belum menjawabnya, semua orang yang ada di sana pun sama. Mereka diam membiarkan kedua lawan jenis itu seolah-olah sedang bicara berdua.

Tak kunjung memberi balasan Candra pun kembali membuka suara. "Nara, sudah tahu kan?" Ulangnya dengan suara yang terdengar lembut.

Nara pun mendadak menganggukkan cepat kepalanya. "Iya, saya sudah tahu Pak." Balasnya.

"Seperti yang kamu tahu, hadirnya saya di sini berniat ingin melamar kamu Nara. Maaf bila ini sangat mendadak dan membuatmu terkejut. Tapi saya benar-benar berniat ingin menjadikanmu sebagai pendamping hidup saya." Ucap Candra penuh dengan keseriusan.

Cinta Sang CandrawarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang