Chapter Two : I will kill you! (18+)

741 45 1
                                    

{Attention Vibe's}{BxB Area}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Attention Vibe's}
{BxB Area}

***

Amarah yang meluap, tanpa basa-basi Fathan menyeret dengan menjambaknya dan membenturkan kepala orang itu ke dinding polos. Mengeluarkan pistol kecil yang selalu dibawa dari saku belakangnya.

'DOR... DOR...'

Suara tembakan yang memekakkan telinga terdengar sangat keras, namun perlahan semakin teredam oleh kebisingan penghuni bar yang keluar ruangan panik demi menyelamatkan diri.

Fathan masih menatap orang di depannya dengan penuh kebencian, tanpa peduli darah yang terciprat mengotori wajah tampannya. Tubuh itu sudah bersimbah darah, mulai tak sadarkan diri, dan berakhir kehilangan nyawanya.

Fathan menyaksikan langsung kematiannya, tak berbelas kasihan. Mulai tersenyum mentertawakan, merasa puas seperti orang gila.

"diliat-liat makin hari makin gila lo!" kata Pandu yang sedari tadi hanya menyaksikan.

"bisa gak, lo hentiin kebiasaan asal bunuh orang ini?" Ia terus memprotes temannya sembari mendekat memeriksa orang itu.

Fathan mengusap wajahnya yang kotor, tak menghiraukan keluhan temannya. Dia kembali duduk di kursinya, merilekskan bokongnya yang masih terasa tak nyaman.

Pandu memeriksa denyut nadi pada leher korban, demi memastikannya lagi, dan benar-benar sudah tak ada harapan.

Pandu hanya bisa memegang kepalanya yang pusing, menendang tubuh itu ke samping, membiarkan terletak sembarangan, ikut duduk santai di sebelah Fathan yang masih bersandar dengan tenang.

"bikin kerjaan mulu lu! gue capek nih beresinnya!" keluhnya lagi.

Pandu yang masih penasaran kembali bertanya, "Kali ini lo kenapa lagi dah?"

Fathan yang memejamkan mata dengan pikiran kusutnya tersadar, membuka mata menatap langit-langit seolah memikirkan sesuatu "Dia bikin nangis Leona," ucapnya sangat tenang.

***

Leona, adik kandung Fathan Xylon, selalu menyembunyikan identitasnya sebagai anggota keluarga Xylon dan adik dari Fathan, seorang cowok kejam yang tak pernah memiliki belas kasih.

Dia tidak ingin dimanfaatkan oleh orang lain karena kuasa keluarga, namun karena identitasnya tidak diakui, sering kali dia malah menjadi korban penindasan.

***

"Serius, karena Leona? Why are you suddenly caring? I mean, lo kan sering marahin adik lo?" singgung Pandu tak percaya dengan jawaban Fathan.

Ia berpikir, apakah Fathan saat ini sedang memainkan peran menjadi seorang kakak yang baik?

Fathan memijit pelipisnya. Kepalanya sungguh pening, masalah yang dialaminya beruntun "Gue sebenarnya pusing, Pan--

ᴍᴀꜰɪᴀ ᴋᴇᴄɪʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang