Chapter Sixteen : Car (18+)

476 25 0
                                    

{Attention Vibe's}{BxB Area}

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{Attention Vibe's}
{BxB Area}

Previous Chapter :

Anderson berusaha mengatur emosinya, kemudian menatap Grady pasrah, "Udahlah Grady, kalau kamu sanggup dan mau, ambil aja dia, om restuin!" mendorong tubuh Fathan ke arah Grady, membuatnya membelalak.

***

Malam Harinya
|Bar|

Fathan duduk sendirian di sudut bar, menggoyangkan gelas alkoholnya dengan lesu. Ia selalu datang ke tempat  seperti ini saat sedang ada masalah atau merasa stres, menumpahkan beban pikirannya di sini.

Pikirannya melayang, memikirkan perjodohan yang dibuat ayahnya, menjodohkannya dengan Grady. Pria yang menurutnya sangat menyebalkan! ia benar-benar tak ingin! rasanya frustrasi, Fathan memutuskan untuk minum lebih banyak, mencoba melupakan semua masalahnya.

"Sialan! Sialan! Sialan!" Kesalnya, menendang angin secara acak

Tak jauh dari sana, Grady terus memperhatikan Fathan dengan cemas. Dia tahu Fathan sedang kesal dengannya dan tidak ingin memperburuk suasana hati cowok itu dengan mendekat.

'Drrtt.. Drrtt.. Drrtt'

Namun, perhatiannya teralihkan saat ponselnya berdering. Grady keluar dari kebisingan bar untuk mengangkat telpon,

sebuah panggilan tanpa nama

suara di ujung sana terdengar asing dan mengancam, memberi tahu ancaman misterius...

Sementara itu, di dalam bar, seorang pria asing mendekati Fathan dengan senyum ramah dan menawarkan minuman. Fathan, yang sudah cukup mabuk, menerimanya dengan senang hati, tidak menyadari bahaya yang mengincarnya. Mereka berbincang sebentar sebelum berlanjut dengan saling menggoda, perhatian Fathan sepenuhnya teralihkan oleh pria itu.

"Aku membelikanmu minuman, minumlah manis" tawarnya mulai memaksa Fathan untuk minum, dan diterima baik.

Tanpa disadari oleh Fathan, pria tersebut telah menaruh obat-obatan di dalam minumannya, berniat mencelakainya.

"Gimana manis?"

Fathan tak mengerti menaikkan satu alisnya

Efek obat itu mulai terasa ketika Fathan mulai merasa mual, "Ughh.." perutnya terasa seperti di aduk. Sangat memualkan dan pusing, ia yang tak tahan, akhirnya muntah disana.

Dia terhuyung-huyung ke samping, memegang perutnya yang tiba-tiba terasa tidak nyaman. Wajahnya pucat, dan pandangannya mulai kabur, sementara tubuhnya terasa semakin panas.

Pria misterius itu tersenyum puas, lalu membopong Fathan yang setengah sadar, bersiap untuk membawanya pergi.

***

ᴍᴀꜰɪᴀ ᴋᴇᴄɪʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang